Skip to main content

Posts

Showing posts from March, 2022

Harapan - Percaya dan Kebaikan - BHSO Jakarta 26 Maret 2022

 Untuk yang baru, apapun kondisi kita jangan pernah berhenti berharap dengan mengusahakan sukacita. Jalani racun itu dengan penuh harapan. Jangan berpikir obat. Obat yang benar yang diketahui semua orang adalah hati yang gembira. Obat ini sederhana karena sudah ada pada kita. Hati yang gembira adalah hati yang bersih tanpa ketakutan, tanpa marah, tanpa cemas, tanpa malas. Dengan kata lain, hati yang gembira adalah hati yang baik. Hati yang baik, selain datang dari usaha kita, juga terutama datang Tuhan kepada mereka yang terus berjuang untuk berbuat baik. Berbuat baik bukan soal jumlah. Misalnya, orang yang beragama Katolik tidak perlu meniru berlebihan Santo dan Santa. Memang mereka dipanggil untuk tugas sebagai Santo dan Santa dan mereka memberikan jawaban untuk tugas itu.   Kita juga menjadi Santo dan Santa untuk versi kita masing-masing. Kita tetap belajar dari Santo dan Santa yang diceritakan itu, tetapi tidak usah frustrasi kalau gagal. Jadilah Santa yang kecil-keci...

Buah Bertobat Dalam Hidup - Eksegese Minggu Prapaskah 4 Tahun C

  Bacaan minggu ini menggambarkan dua hal, yang pertama adalah kasih Allah atas manusia. Allah Setia mengasihi manusia tanpa memperhitungkan situasi manusia itu sendiri. Yang kedua tentang buah kasih Allah yang dinikmati orang yang bertobat. Buahnya adalah kepercayaan dan kepenuhan kebutuhan. Ketiga bacaan diperdengarkan lagi dan terus kepada manusia untuk menegaskan dan mengingatkan manusia tentang kasih Allah itu. Allah tidak pernah dan tidak akan berhenti membuka diri terhadap manusia supaya manusia beroleh rahmat kecukupan dan rahmat kedamaian bahkan rahmat kebahagiaan umumnya. Manusia harus bahagia bersama sesama manusia maupun bersama Allah. Masalahnya adalah manusia percaya atau tidak pada Allah dan kasih Allah itu itu? Soal percaya atau tidak Ini, sungguh bukan soal Allah melainkan soal manusia karena Allah selalu terbuka dan telah menunjukkannya melalui Yesus. Percaya itu berhubungan dengan cognitive state yakni takaran pengetahuan dan pemahaman tentang Allah dan kasih ...

Kemandirian Menentukan Kesehatan - BHSO Medan 19 Maret 22

  Mari kita sama-sama menyadari agenda tersembunyi dari pebisnis terhadap orang sakit. Melalui sistem informasi, orang-orang ini memengaruhi kita supaya kita tidak mengerti tentang penyakit tubuh kita. Ketika tidak mengerti, kita mudah dikendalikan dari luar. Soal istilah saja, banyak orang terjebak dalam kebingungan dengan istilah-istilah kedokteran. Misalnya, istilah hipertensi. Banyak orang tidak paham apa artinya. Tapi, istilah pun tidak cukup. Cengkraman kendali itu diperketat melalui alat. Selama masa Covid ini, alat berkuasa menentukan seseorang mengalami hipertensi. Hasil yang ditunjukkan alat merekomendasikan orang untuk berada di bawah kendali dokter yang memberikan obat hipertensi seumur hidup. Pola yang sama berlaku untuk virus. Orang-orang awam tidak paham apa itu virus. Dalam kebingungan, orang tidak mudah menentukan arah sehingga mudah dikendalikan. Sakit yang lainnya seperti denyut jantung tidak teratur, sakit pinggang, dan seterusnya juga demikian. Pengetahuan terh...

Kesetiaan : Satu Bentuk Tobat Dalam Kasih- Eksegese Minggu prapaskah ke-3 tahun C

Bacaan pada Minggu ini dengan tegas menggambarkan bahwa Allah itu mengasihi manusia. Allah setia dalam kasih dan setia memupuk kasih itu dengan sabar, supaya kasih itu berbuah pada manusia dan buahnya itu juga untuk manusia. Penderitaan atau kematian yang digambarkan pada bacaan Injil bukan karena Allah tidak setia dalam kasih. Penderitaan yang digambarkan itu merupakan buah dari tindakan manusia menolak kasih Allah atau tindakan manusia yang lain yang merasa berkuasa atau merasa memiliki kuasa lebih dari Allah. Berkaitan dengan masa pertobatan ketiga bacaan menggambarkan kepada umat beriman tentang Allah dan tentang manusia secara serempak. Kasih diberikan kepada manusia supaya kasih pada manusia itu lebih besar atau sebagai wadah penyalur kasih Allah untuk membebaskan orang lain terutama membebaskan orang yang tidak memiliki kasih yang cukup untuk membebaskan dirinya sendiri. Setialah kepada Allah, setia pada kasih : Itulah salah satu bentuk pertobatan. Dengan setia pada Allah dengan...

Makan Untuk Hidup - BHSO Internasional 5 Mar 22

  Banyak sekali orang bijak yang hidupnya sehat dan sepanjang masih bernapas menganut semboyan sederhana, “Makan untuk hidup dan bukan hidup untuk makan”. Semboyan ini sudah dikemukakan sejak 3000 tahun yang lalu sejak jaman Sokrates. Mereka sudah membuktikan hidupnya tidak menderita sampai putus napas. Jaman itu ilmu kedokteran dan ilmu nutrisi belum semaju sekarang, tetapi mereka hidup panjang. Tidak sakit. Dewasa ini orang dengan kemajuan ilmu gizi dan kedokteran yang canggih, tetapi yang terjadi orang lebih banyak hidup di rumah sakit daripada di rumah sendiri. Penyebabnya adalah karena kita menyepelekan semboyan yang sederhana itu.  Banyak pasien yang masih muda sudah cuci darah atau suntik insulin karena mereka mengukur kenikmatan hidupnya hanya dari mulut. Hanya karena makan. Tetapi dari pengalaman SKK, ada pasien ibu-ibu di Amerika yang hanya berhenti makan racun, semua penderitaannya lenyap. Padahal kita semua tahu Amerika adalah pusat dari ukuran medis. Semua standar...

Menyambut Dan Memelihara Rahmat - BHSO Bandung 12 Mar 22

Salam Sukacinta SKK.  Rahmat itu masih mengalir. Bagi orang lama, rahmat telah membentuk kekuatan dalam diri kita. Bagi orang baru, rahmat itu mulai terbentuk hari ini. Kita mempunyai kewajiban memelihara rahmat itu, karena hasil kerja sama kita dengan rahmat akan menghasilkan kesehatan dalam banyak hal, yakni: kesehatan secara fisik, sosial, psikologis, dan spiritual.  Bagi anggota SKK yang baru, kita diminta untuk melakukan tindakan menyambut rahmat. Sementara bagi yang lama, rahmat itu harus dipelihara. Tindakan menyambut dan memelihara rahmat itu sederhana, yakni jadilah orang baik.  Orang baik bisa dijelaskan dari beberapa segi. Pertama-tama, baik terhadap diri sendiri dalam arti beri kepada tubuh makanan yang benar menurut kebutuhan tubuh. Beri makanan yang secukupnya kepada tubuh. Jangan sampai tubuh menjadi gudang yang menampung kerakusan kita. Karena itu, salah satu jawabannya adalah autophagy.  Berikutnya adalah beri diri kepada Tuhan dengan menjadi orang b...

Mengikuti Allah Berarti Bertobat - Eksegese Minggu Prapaskah II Tahun C

Dari ketiga bacaan minggu ini, nampak bahwa Allah menuntun manusia agar dapat mengalami Diri Allah melalui alam terbuka dan juga alam diri orang lain. Yang mau disampaikan adalah:  Allah mengenal keterbatasan manusia. Allah mengenal keterbatasan fisik manusia. Karena keterbatasannya, manusia gampang dan rentan sekali menderita secara fisik. Allah juga mengenal keterbatasan pengetahuan manusia. Karena keterbatasan pengetahuan manusia maka manusia bisa terjebak keliru dan dapat salah. Manusia tidak mungkin bisa segalanya. Ambisi untuk bisa segalanya juga akan berakibat keliru. Akhirnya manusia kebingungan dan tidak ada satupun yang bisa dipegang sebagai modal hidupnya. Namun Allah menuntun, mengangkat manusia, lebih dari batas kesanggupan manusia. Allah menuntun manusia keluar dari penderitaan melalui suaran Nya yang mengajak manusia agar mengkonsumsi makanan yang sesuai dengan standar ciptaan manusia yang sudah ditetapkan oleh Allah sendiri. Manusia juga diajak agar menimba pengetah...

Beriman - Eksegese Minggu Prapaskah I Tahun C

Bacaan minggu ini secara bersama menjelaskan tentang beriman. Beriman adalah percaya pada Allah Tritunggal yakni Allah Bapa, Yesus Kristus dan Roh Kudus. Dengan beriman, hidup manusia apalagi hidup di antara umat beriman semestinya menjadi model kehidupan yang bahagia diantara umat manusia. Namun dengan jujur perlu diakui bahwa hampir semua manusia yang mengaku diri beriman pun belum bahagia di sini dan berharap untuk bahagia di akhirat. Melalui Yesus - dalam bacaan yang diperdengarkan di Injil - manusia beriman ditunjukkan tentang beriman yang fundamental yakni diri yang mengandung Roh Kudus. Manusia sekarang - termasuk juga yang mengaku beriman - masih belum sampai pada tahap yang fundamental itu. Banyak yang masih takut, bingung, masih gagal dalam godaan dan lain-lain. Artinya bahwa Roh Kudus yang dianugerahkan kepada manusia berkat kematian dan kebangkitan Yesus belum maksimal digunakan sebagai penuntun hidup kita. Masa prapaskah ini dapat digunakan sebagai masa belajar untuk menga...