Skip to main content

Makan Untuk Hidup - BHSO Internasional 5 Mar 22

 Banyak sekali orang bijak yang hidupnya sehat dan sepanjang masih bernapas menganut semboyan sederhana, “Makan untuk hidup dan bukan hidup untuk makan”. Semboyan ini sudah dikemukakan sejak 3000 tahun yang lalu sejak jaman Sokrates. Mereka sudah membuktikan hidupnya tidak menderita sampai putus napas. Jaman itu ilmu kedokteran dan ilmu nutrisi belum semaju sekarang, tetapi mereka hidup panjang. Tidak sakit. Dewasa ini orang dengan kemajuan ilmu gizi dan kedokteran yang canggih, tetapi yang terjadi orang lebih banyak hidup di rumah sakit daripada di rumah sendiri. Penyebabnya adalah karena kita menyepelekan semboyan yang sederhana itu. 


Banyak pasien yang masih muda sudah cuci darah atau suntik insulin karena mereka mengukur kenikmatan hidupnya hanya dari mulut. Hanya karena makan. Tetapi dari pengalaman SKK, ada pasien ibu-ibu di Amerika yang hanya berhenti makan racun, semua penderitaannya lenyap. Padahal kita semua tahu Amerika adalah pusat dari ukuran medis. Semua standar medis saat ini menggunakan ukuran Amerika. Namun, Ibu ini tidak pernah sembuh di sana. Sebaliknya, hanya dengan menjaga makan, dia sehat.


Selama ini dalam ukuran dunia, orang sakit ditentukan oleh alat dan orang lain di luar dirinya sendiri. Misalnya, menurut alat seseorang memiliki jantung yang sehat tetapi kenyataannya dia ngos-ngosan. Ini adalah bukti dunia. Terhadap kenyataan seperti ini, kita perlu membangun kesadaran baru tentang bagaimana permainan dunia ini. Bukti tentang diri kita dibawa keluar dari diri kita, supaya kita dikendalikan oleh permainan orang luar seumur hidup. Kita tidak sakit secara fisik tetapi menurut ukuran alat kita sakit. Karena itu, kita belanjakan uang untuk pengeluaran yang tidak perlu. 


Melalui SKK, mari kita bangun bukti kesehatan dari dalam. Ukuran sehat bisa dirasakan oleh semua orang. Pertama-tama sehat secara fisik, yakni: (1) makan di luar racun enak, tanpa tambahan apa-apa. (2) tidur nyenyak, biarpun hanya dua jam tidak kelelahan. (3) buang air lancar. Selain itu kesehatan sosial, yakni bisa mengalami sukacita dengan siapapun. Tidak ada ukuran sekat sosial. Tidak membeda-bedakan orang atas suku, asal, harta. Semua sukacita dengan persaudaraan yang sama. Berikutnya adalah sehat secara psikologis. Orang lain takut dengan Covid, kita biasa saja. Tidak perlu cemas yang tidak perlu. Kemudian, sehat secara spiritual. Kita setia menjadi pelaku iman, bukan hanya memiliki pengetahuan tentang Tuhan. Kita berjuang untuk jadi al-khalifah dalam pandangan Islam atau citra Allah menurut orang Kristiani. Karena itu, tubuh kita diarahkan agar makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. 


Hari ini luar biasa karena angota SKK benar-benar dari 5 benua. Artinya, SKK sudah mulai mendunia. Walaupun tetap ada kesedihan karena masih banyak orang sederhana, orang miskin yang merasa diri lebih pintar. Padahal dunia lain mencari kesempatan untuk ikut. Berjuang sampai tidak tidur. Barangkali ini merupakan tanda bahwa beriman pada Allah tidak cukup dengan “tahu” tentang Allah tetapi melakukan hal-hal kecil. Misalnya dengan makan sekali sehari, SKK ikut menyelamatkan bumi. Kita menjaga kesehatan, sehingga tidak memberikan beban tambahan bagi petugas medis. Kita juga menyelamatkan dunia untuk tidak memproduksi obat-obatan yang selama ini seolah-olah kurang terus. Yang diperlukan hanya meningkatkan karya bersama Tuhan. Karena itu, cara hidup yang kita lakukan ini adalah upaya yang sungguh-sungguh, bukan untuk bercanda. Untuk menguatkan, bacalah buku-buku Opa Anton sebagai pegangan agar kita punya jawaban ketika orang menantang apa yang kita jalani.


TEAM BHSO KOCARKACIR.

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD FILIUM AMATUM DEI - BHS TDM - 15 Mei 2025

Di dalam otak kita, siapa pun kita, kita memiliki cita-cita, mempunyai kerinduan untuk menjadi bahagia. Kerinduan untuk memiliki uang, misalnya, itu hal yang normal karena hidup membutuhkan uang. Kerinduan untuk mendapatkan pekerjaan itu wajar karena memang bagian dari hidup. Tetapi sejatinya ada satu kerinduan tertinggi untuk orang beriman adalah rindu menjadi orang suci. Karena menjadi suci itulah jaminan mengalami kebahagiaan tertinggi dan kebahagiaan kekal. Opa lalu bertanya, “Pernakah kita membesaarkan kerinduan seperti itu dan berjuang melakukannya?” Pertanyaan sangat penting ini muncul di sela-sela Opa menjelaskan 7 keutamaan hidup sebagai lawan dari 7 dosa yang membawa kematian, Opa bercerita pengalaman hidupnya berjuang menjadi anak kesayangan mama dan ini bisa menjadi model anak kesayangan Allah atau menjadi suci untuk mendapatkan anugerah kebahagiaan kekal itu.  A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD… dari menjadi anak kesayangan mama menuju… Jika mau jujur semua cita-cita kita um...