Skip to main content

Kemandirian Menentukan Kesehatan - BHSO Medan 19 Maret 22

 

Mari kita sama-sama menyadari agenda tersembunyi dari pebisnis terhadap orang sakit. Melalui sistem informasi, orang-orang ini memengaruhi kita supaya kita tidak mengerti tentang penyakit tubuh kita. Ketika tidak mengerti, kita mudah dikendalikan dari luar. Soal istilah saja, banyak orang terjebak dalam kebingungan dengan istilah-istilah kedokteran. Misalnya, istilah hipertensi. Banyak orang tidak paham apa artinya. Tapi, istilah pun tidak cukup. Cengkraman kendali itu diperketat melalui alat. Selama masa Covid ini, alat berkuasa menentukan seseorang mengalami hipertensi. Hasil yang ditunjukkan alat merekomendasikan orang untuk berada di bawah kendali dokter yang memberikan obat hipertensi seumur hidup. Pola yang sama berlaku untuk virus. Orang-orang awam tidak paham apa itu virus. Dalam kebingungan, orang tidak mudah menentukan arah sehingga mudah dikendalikan. Sakit yang lainnya seperti denyut jantung tidak teratur, sakit pinggang, dan seterusnya juga demikian. Pengetahuan terhadap jenis-jenis penyakit itu oleh sistem dunia ini dianggap berada di tangan dunia medis yang dianggap tahu, meskipun kita pun tidak tahu persis apakah mereka benar-benar tahu. Yang kita alami adalah kerumitan konsep sakit dan penanganannya. 


Melalui  peristiwa yang dialami oleh jutaan orang SKK selama 15 tahun, menjadi sehat itu gampang. Tidak ditentukan oleh orang lain di luar diri kita sendiri. Kita dibawa kembali menjadi diri kita sendiri dan berkuasa atas diri kita sendiri. Kalau mau sehat, hindari makanan yang menjadi racun, atau makanan yang tercampur, atau yang ragu-ragu. Ragu-ragu sebenarnya adalah satu suara yang menunjukkan bahwa kita tidak boleh makan makanan itu. Kemanapun kita pergi, hanya boleh makan makanan di luar itu. Peristiwa ini memandirikan kita, sehingga tidak perlu cek laboratorium tiap minggu dan tidak perlu mendatangi dokter tiap waktu. 


Ketika kita tergantung pada orang lain, manusia hanya dilihat tubuhnya saja. Tidak dilihat jiwanya. Bahkan tidak ada relasinya dengan Tuhan. Sakit dan penyakit manusia hanya dilihat dalam hubungan antara tubuh dan alam seperti virus, udara, tipisnya lapisan ozon, alergi udara atau debu. Menurut cara berpikir ini, tidak ada penyakit yang disebabkan karena masalah pada hubungan antarsesama manusia. Tuhan ditempatkan pada detik terakhir, ketika medis mengalami kebuntuan atau 50:50. Separuhnya di tangan dokter, separuh lainnya di tangan Tuhan. 


Cara pikir kita di SKK tidak demikian. Di SKK kita meyakini bahwa relasi manusia bukan hanya dengan alam. Tubuh yang sama berelasi dengan sesama. Selain itu, manusia juga mempunyai jiwa yang berelasi dengan diri sendiri, sesama, alam dan Tuhan. Karena itu, selama hidup kita diajak untuk berelasi yang baik dengan tubuh kita dengan memberinya makanan yang pas. Secara psikologis, bangunlah relasi yang baik dengan alam, sesama, dan Tuhan. 


Kalau ada orang yang ragu dengan Tuhan, sebaiknya jangan ikut SKK. Jika ada yang ragu saat ini, sebaiknya mundur. Dalam kelompok ini, relasi pertama yang kita bangun adalah dengan Tuhan. Tanpa relasi itu, tidak akan ada penyembuhan. Opa Anton bukan seorang penyembuh, tetapi hanya menyampaikan apa yang ia terima melalui relasi dengan Tuhan. Misalnya, Ibu Audrey di Singapura yang merindukan kesembuhan anaknya dari penyakit kulit. Bukan Opa Anton yang mengundangnya ke Kupang karena ia tidak punya kepentingan apapun terhadap si Ibu ini. Tempat penyelenggaraan kegiatan ini di Kupang adalah tempat khusus dimana pertemuan penyembuhan itu terjadi. 


Bapa/Ibu yang mau sembuh, jaga makanan dari racun. Supaya lebih sehat maka berpuasalah melalui pola autofagi, minimal 16 jam untuk yang dewasa, apalagi buat yang gemuk. Lebih dari itu adalah pelihara jiwa. Jangan biarkan jiwa marah-marah, sedih, cemas. Supaya bisa memelihara jiwa, bangunlah relasi yang baik dengan sesama. Secara rohani, bangunlah relasi dengan Tuhan. 


Melalui cara demikian itu, kita berkuasa atas kesehatan diri kita sendiri dan mencegah diri kita dikendalikan oleh orang luar. Apapun hinggar bingar cara sistem luar diri kita memengaruhi informasi, kita tetap kokoh. Selama 15 tahun SKK berdiri, banyak orang hampir tidak pernah bersentuhan dengan rumah sakit dan tidak pernah ke dokter. Namun, satu hal yang perlu diingat adalah penyembuhan dimanapun itu, tidak mencegah kematian. Dari media masa, mereka yang menjaga dirinya demikian ketat dari virus Covid, toh tetap meninggal. Tidak ada yang bisa mencegah kematian. Karena itu, jangan takut dengan kematian. Takutlah dengan hidup setengah mati. Selama hidup, makanlah yang benar dan hiduplah yang benar. Supaya ketika waktunya meninggal, kita tidak merepotkan orang lain. Banyak orang yang setelah dirawat medis sekian lama, pada akhirnya tetap mati dan meninggalkan beban utang untuk keluarganya. Kita tidak perlu seperti itu. Cukup menjadi orang baik, beriman dan jaga makan.


TEAM BHSO KOCARKACIR.

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD FILIUM AMATUM DEI - BHS TDM - 15 Mei 2025

Di dalam otak kita, siapa pun kita, kita memiliki cita-cita, mempunyai kerinduan untuk menjadi bahagia. Kerinduan untuk memiliki uang, misalnya, itu hal yang normal karena hidup membutuhkan uang. Kerinduan untuk mendapatkan pekerjaan itu wajar karena memang bagian dari hidup. Tetapi sejatinya ada satu kerinduan tertinggi untuk orang beriman adalah rindu menjadi orang suci. Karena menjadi suci itulah jaminan mengalami kebahagiaan tertinggi dan kebahagiaan kekal. Opa lalu bertanya, “Pernakah kita membesaarkan kerinduan seperti itu dan berjuang melakukannya?” Pertanyaan sangat penting ini muncul di sela-sela Opa menjelaskan 7 keutamaan hidup sebagai lawan dari 7 dosa yang membawa kematian, Opa bercerita pengalaman hidupnya berjuang menjadi anak kesayangan mama dan ini bisa menjadi model anak kesayangan Allah atau menjadi suci untuk mendapatkan anugerah kebahagiaan kekal itu.  A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD… dari menjadi anak kesayangan mama menuju… Jika mau jujur semua cita-cita kita um...