Mari kita sama-sama menyadari agenda tersembunyi dari pebisnis terhadap orang sakit. Melalui sistem informasi, orang-orang ini memengaruhi kita supaya kita tidak mengerti tentang penyakit tubuh kita. Ketika tidak mengerti, kita mudah dikendalikan dari luar. Soal istilah saja, banyak orang terjebak dalam kebingungan dengan istilah-istilah kedokteran. Misalnya, istilah hipertensi. Banyak orang tidak paham apa artinya. Tapi, istilah pun tidak cukup. Cengkraman kendali itu diperketat melalui alat. Selama masa Covid ini, alat berkuasa menentukan seseorang mengalami hipertensi. Hasil yang ditunjukkan alat merekomendasikan orang untuk berada di bawah kendali dokter yang memberikan obat hipertensi seumur hidup. Pola yang sama berlaku untuk virus. Orang-orang awam tidak paham apa itu virus. Dalam kebingungan, orang tidak mudah menentukan arah sehingga mudah dikendalikan. Sakit yang lainnya seperti denyut jantung tidak teratur, sakit pinggang, dan seterusnya juga demikian. Pengetahuan terhadap jenis-jenis penyakit itu oleh sistem dunia ini dianggap berada di tangan dunia medis yang dianggap tahu, meskipun kita pun tidak tahu persis apakah mereka benar-benar tahu. Yang kita alami adalah kerumitan konsep sakit dan penanganannya.
Melalui peristiwa yang dialami oleh jutaan orang SKK selama 15 tahun, menjadi sehat itu gampang. Tidak ditentukan oleh orang lain di luar diri kita sendiri. Kita dibawa kembali menjadi diri kita sendiri dan berkuasa atas diri kita sendiri. Kalau mau sehat, hindari makanan yang menjadi racun, atau makanan yang tercampur, atau yang ragu-ragu. Ragu-ragu sebenarnya adalah satu suara yang menunjukkan bahwa kita tidak boleh makan makanan itu. Kemanapun kita pergi, hanya boleh makan makanan di luar itu. Peristiwa ini memandirikan kita, sehingga tidak perlu cek laboratorium tiap minggu dan tidak perlu mendatangi dokter tiap waktu.
Ketika kita tergantung pada orang lain, manusia hanya dilihat tubuhnya saja. Tidak dilihat jiwanya. Bahkan tidak ada relasinya dengan Tuhan. Sakit dan penyakit manusia hanya dilihat dalam hubungan antara tubuh dan alam seperti virus, udara, tipisnya lapisan ozon, alergi udara atau debu. Menurut cara berpikir ini, tidak ada penyakit yang disebabkan karena masalah pada hubungan antarsesama manusia. Tuhan ditempatkan pada detik terakhir, ketika medis mengalami kebuntuan atau 50:50. Separuhnya di tangan dokter, separuh lainnya di tangan Tuhan.
Cara pikir kita di SKK tidak demikian. Di SKK kita meyakini bahwa relasi manusia bukan hanya dengan alam. Tubuh yang sama berelasi dengan sesama. Selain itu, manusia juga mempunyai jiwa yang berelasi dengan diri sendiri, sesama, alam dan Tuhan. Karena itu, selama hidup kita diajak untuk berelasi yang baik dengan tubuh kita dengan memberinya makanan yang pas. Secara psikologis, bangunlah relasi yang baik dengan alam, sesama, dan Tuhan.
Kalau ada orang yang ragu dengan Tuhan, sebaiknya jangan ikut SKK. Jika ada yang ragu saat ini, sebaiknya mundur. Dalam kelompok ini, relasi pertama yang kita bangun adalah dengan Tuhan. Tanpa relasi itu, tidak akan ada penyembuhan. Opa Anton bukan seorang penyembuh, tetapi hanya menyampaikan apa yang ia terima melalui relasi dengan Tuhan. Misalnya, Ibu Audrey di Singapura yang merindukan kesembuhan anaknya dari penyakit kulit. Bukan Opa Anton yang mengundangnya ke Kupang karena ia tidak punya kepentingan apapun terhadap si Ibu ini. Tempat penyelenggaraan kegiatan ini di Kupang adalah tempat khusus dimana pertemuan penyembuhan itu terjadi.
Bapa/Ibu yang mau sembuh, jaga makanan dari racun. Supaya lebih sehat maka berpuasalah melalui pola autofagi, minimal 16 jam untuk yang dewasa, apalagi buat yang gemuk. Lebih dari itu adalah pelihara jiwa. Jangan biarkan jiwa marah-marah, sedih, cemas. Supaya bisa memelihara jiwa, bangunlah relasi yang baik dengan sesama. Secara rohani, bangunlah relasi dengan Tuhan.
Melalui cara demikian itu, kita berkuasa atas kesehatan diri kita sendiri dan mencegah diri kita dikendalikan oleh orang luar. Apapun hinggar bingar cara sistem luar diri kita memengaruhi informasi, kita tetap kokoh. Selama 15 tahun SKK berdiri, banyak orang hampir tidak pernah bersentuhan dengan rumah sakit dan tidak pernah ke dokter. Namun, satu hal yang perlu diingat adalah penyembuhan dimanapun itu, tidak mencegah kematian. Dari media masa, mereka yang menjaga dirinya demikian ketat dari virus Covid, toh tetap meninggal. Tidak ada yang bisa mencegah kematian. Karena itu, jangan takut dengan kematian. Takutlah dengan hidup setengah mati. Selama hidup, makanlah yang benar dan hiduplah yang benar. Supaya ketika waktunya meninggal, kita tidak merepotkan orang lain. Banyak orang yang setelah dirawat medis sekian lama, pada akhirnya tetap mati dan meninggalkan beban utang untuk keluarganya. Kita tidak perlu seperti itu. Cukup menjadi orang baik, beriman dan jaga makan.
TEAM BHSO KOCARKACIR.
Comments
Post a Comment