Untuk yang baru, apapun kondisi kita jangan pernah berhenti berharap dengan mengusahakan sukacita. Jalani racun itu dengan penuh harapan. Jangan berpikir obat. Obat yang benar yang diketahui semua orang adalah hati yang gembira. Obat ini sederhana karena sudah ada pada kita. Hati yang gembira adalah hati yang bersih tanpa ketakutan, tanpa marah, tanpa cemas, tanpa malas. Dengan kata lain, hati yang gembira adalah hati yang baik. Hati yang baik, selain datang dari usaha kita, juga terutama datang Tuhan kepada mereka yang terus berjuang untuk berbuat baik. Berbuat baik bukan soal jumlah. Misalnya, orang yang beragama Katolik tidak perlu meniru berlebihan Santo dan Santa. Memang mereka dipanggil untuk tugas sebagai Santo dan Santa dan mereka memberikan jawaban untuk tugas itu.
Kita juga menjadi Santo dan Santa untuk versi kita masing-masing. Kita tetap belajar dari Santo dan Santa yang diceritakan itu, tetapi tidak usah frustrasi kalau gagal. Jadilah Santa yang kecil-kecil di tempat kerja, keluarga, dan sahabat. Tidak perlu harus meniru Muder Teresa yang merawat orang sepanjang hidupnya. Bukan berarti kita tidak boleh seperti mereka. Kita tetap berjuang, tetapi dengan sukacita. Karena, ada orang yang berjuang menjadi orang baik, lalu gagal dan akhirnya malah stres dan tidak sukacita lagi. Di antara kita masih ada yang punya perasaan seperti itu. Sudahlah. Kalau yang dilakukan hari itu hanya itu, cukuplah sampai disitu. Tidak perlu mencari kesempurnaan. Sampai kapan untuk menjadi sempurna. Jangan takut ! Jalani yang bisa kita lakukan.
Dengan demikian, cuma dua cara yang bisa kita lakukan untuk sehat: yaitu jaga makan dan jadi orang yang berhati gembira dengan melakukan kebaikan yang bisa kita lakukan. Jangan pikirkan jumlah banyaknya kebaikan, tetapi apa yang bisa kita lakukan dan terus berjuang untuk menambahkan kebaikan itu.
Struktur dari kehidupan kita yang paling mendasar adalah kegembiraan, kemudian *baru mengalami hidup sehat. Tidak bisa dibalik. Namun, pengalaman-pengalaman buruk seringkali sulit membebaskan diri kita dari kemurungan. Semuanya itu berangkat dari respons kita terhadap setiap peristiwa. Kita dapat merespons setiap peristiwa dengan kegembiraan. Kegembiraan yang dimaksudkan disini adalah yang dilakukan secara aktif. Kita tidak bisa menunggu.
Ada tiga dimensi yang membawa kita pada kegembiraan yakni harapan, percaya dan kebaikan. Harapan yang kita kembangkan adalah harapan aktif, yakni kita berpartisipasi dalam melakukan sesuatu untuk mencapai apa yang kita inginkan dalam hidup. Misalnya, kita ingin sehat maka kita berjuang menciptakan kondisi supaya sehat. Kita tahu kegembiraan menyehatkan, maka kita harus ciptakan kegembiraan itu supaya kita sehat.
Berikutnya adalah percaya. Percaya merupakan visi tentang masa depan yang memerlukan keberanian dan perubahan. Percaya menuntut keberanian karena masa depan adalah sesuatu yang tidak pasti. Orang yang beranilah yang sampai pada masa depan. *Percaya juga merupakan tindakan perubahan. Kita tidak pernah bisa percaya kalau tidak melakukan perubahan dalam hidup. Percaya menuntut perubahan cara berperilaku, perubahan pada pola makan, dan perubahan pada sikap hidup.
Terakhir adalah kebaikan. Setiap orang yang melakukan kebaikan, entah menyatakan diri punya harapan atau kepercayaan, tetapi dalam kebaikan itu sendiri sudah memiliki harapan dan kepercayaan.
Dari semuanya itu, kita bisa mengukur diri atau orang lain, apakah pintar atau bodoh. Orang bodoh adalah orang yang hidupnya dipenjara oleh harapan. Harap orang lain, harap Tuhan, harap alam. Sampai mati hanya berharap. Berharap masuk surga ternyata neraka. Berharap untuk mengecilkan perut tetapi makan melulu. Berharap untuk bahagia tetapi tidak mau tersenyum. Orang cerdas berharap dengan bertindak melakukan kebaikan termasuk belajar dari orang lain untuk cerdas Orang bodoh berharap terus dan daftar harapannya banyak sekali. Sampai akhirnya dia sendiri frustrasi karena terlalu banyak berharap. Orang pintar memiliki daftar harapan sedikit karena dia mau selesaikan yang sedikit itu sebelum berharap yang lain. Kita semua tinggal pilih: mau jadi orang bodoh atau orang cerdas.
TEAM BHSO KOCARKACIR
Comments
Post a Comment