Skip to main content

Posts

Showing posts with the label eksegese orang jalanan

Manusia Hanyalah Penggarap - Eksegese Minggu ke 27 Tahun A

  Berkat kemajuan yang dicapai - terutama dalam sains dan teknologi - manusia pada umumnya beranggapan   bahwa manusia adalah pemilik sah atas dirinya sendiri. Setiap manusia berhak secara absolut atas dirinya sendiri. Meskipun sesekali bertanya : Siapakah aku ini?   atau untuk apa Aku di sini? - tetapi manusia tetap teguh berpandangan bahwa ia adalah pemilik sah atas dirinya sendiri.   Demikian juga atas bumi. Pada mulanya bumi ini disebut sebagai bumi tak bertuan.   Setiap manusia berhak untuk tinggal di mana saja dan berhak menggarap bumi untuk hidupnya tanpa manusia lain yang mempersoalkan.    Sekarang tidak lagi demikian.   Bumi sudah dimiliki dan dikuasai manusia.   Di Kantor Pertanahan penuh dokumen informasi kepemilikan. Bacaan pada minggu ini mengangkat sisi lain bahwa diri manusia bukan miliknya sendiri. Demikian juga dengan bumi bukan milik manusia. Diri manusia dan bumi adalah milik Allah. Manusia hanyalah penggarap atau pemegan...

Rancangan Manusia Membawa Penderitaan - Eksegese - Minggu Biasa ke 25 Tahun A

  S ejarah mencatat bahwa manusia telah berhasil mengembangkan ilmu yang dapat menghitung segala sesuatu dengan akurasi yang tinggi.  Manusia juga berhasil menggunakan ilmu itu untuk menghitung dengan cermat segala sesuatu untuk manusia sendiri : misalnya  , waktu dipilah sedemikian rupa sampai bagian yang terkecil seperti detik .   K alkulasi waktu yang cermat itu memudahkan manusia untuk berlaku adil misalnya dalam soal upah . D alam ukuran manusia ,  jam kerja dan kontribusi mutu yang diberikan pada pekerjaan ikut menentukan upah yang diterima.  Makin banyak jumlah waktu dan kontribusi mutu dalam ukuran manusia , maka makin besar upah yang akan diterima. Bacaan-bacaan pada hari Minggu ini menggambarkan hal yang berseberangan dengan kalkulasi tadi .  Selain menggambarkan kasih Allah yang berlimpah , bacaan minggu ini juga menggambarkan kekeliruan manusia dalam menggunakan waktu karena menggunakan ukuran waktu di dunia ketika berhadap...

Menggadaikan yang Tidak Berharga : Minggu BIasa ke 17 Tahun A

Manusia harus bekerja untuk mengubah dan merajut hidupnya. Dalam perkembangannya , pekerjaan manusia berkembang dan berubah. Mungkin karena keterbatasan atau karena salah belajar, banyak manusia bekerja hanya untuk menciptakan “ Surga ” untuk tubuhnya di dunia ini. Kalaupun masih ada perhatian untuk jiwanya, perhatiannya tidak sebesar untuk tubuhnya selama di dunia ini. Dalam bekerja pun , yang diandalkan adalah manusia sendiri dengan ukuran manusia pula . Yang diwartakan pada ketiga bacaan pada hari minggu ini,  adalah tentang kerajaanSurga, yang dalam Injil digambarkan dalam rupa perumpamaan. Dalam Bacaan Kedua, kerajaan Surga itu tidak digambarkan eksplisit. Yang digambarkan di sana adalah tentang Allah yang ikut bekerja agar manusia mengenal dan mengalami kerajaan Surga. Allah memilih manusia, yang bertugas memperkenalkan dan mewujudkan kerajaan Surga. Yang dipilih-Nya dibenarkan - dimuliakan-Nya. Dalam Bacaan Pertama, salah satu contoh tindakan Allah yang memuliakan man...

Barangsiapa Bertelinga Hendaklah Mendengarkan Minggu ke 15 Tahun A

Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan  karya Porat Antonius,  Minggu Biasa ke 1 5 Tahun Liturgi A   Alat sensoris itu pada umumnya berfungsi untuk berelasi dengan alam atau berelasi – mengenal - atau mengalami dunia fisik. Pada manusia sebenarnya berfungsi tidak hanya sebatas berelasi dengan dunia - seperti pada makhluk yang lebih rendah. Pada manusia, alat sensoris juga berfungsi untuk berelasi dengan dunia lain yang melampaui dunia fisik. Adakah orang beriman menyadarinya dan menggunakan anugerah alat sensorisnya untuk berelasi dan mengenal dunia nonfisik? Adakah orang beriman berjuang untuk memaksimalkan alat-alat tersebut agar berfungsi melampaui yang duniawi? Melalui bacaan minggu ini , manusia umumnya dan umat beriman diingatkan bahwa – pertama : Allah adalah sumber hidup berbentuk benih dan Allah juga pemeliharanya. Kepada manusia, Allah menganugerahkan alat sensoris itu agar manusia berpartisipasi dalam memelihara kehidupan yang Allah berikan. Yang...

Hidup Dalam Roh - Minggu Biasa ke 14 Tahun LIturgi A

Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan karya Porat Antonius  Minggu biasa ke 14 Tahun Liturgi A Hidup dalam daging dan hidup dalam Roh merupakan dua konsep yang sering muncul dalam Kitab Suci. Allah seperti yang dinyatakan dalam Kitab Suci mempromosikan hidup dalam Roh dan mempromosikan perjuangan untuk beroleh Roh tanpa menyepelekan hidup dalam daging. Sebaliknya, seperti yang terungkap juga dalam Kitab Suci dan dalam hidup sehari-hari, manusia cenderung hidup dalam daging. Yang dominan dipromosikan manusia adalah kecerdasan dan kebijaksanaan daging atau kemampuan kritis rasional.  Ada juga yang mempromosikan hidup dalam Roh tetapi  tanpa mempromosikan perjuangan mengakses Roh itu. Dalam Injil secara implisit digambarkan bahwa Yesuslah yang menganugerahkan Roh kepada orang beriman,  Rohlah yang hadir bersama manusia di dunia ini. Misteri Kerajaan Allah (yang mempromosikan hidup berdasarkan Roh) tersembunyi bagi yang merasa pandai dan bijak - dalam ukuran tubuh ...

Hidup Dalam Perspektif Allah

Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan  Karya  Porat Antonius Minggu Hari Raya Pentakosta, Tahun A Sense of belonging merupakan salah satu dari sekian banyak kebutuhan manusia. Sense of belonging tidak sama dengan to have. Sense of belonging lebih dari to have. Memiliki sense of belonging ada kepenuhan yang berarti juga ada kepuasan. Sementara to have berhubungan dg memiliki tetapi belum mencapai kepenuhan apalagi kepuasan. Yang dipaparkan dalam ketiga bacaan minggu Pentakosta ini adalah gambaran tentang hidup dengan sense of belonging. Yaitu menggambarkan tawaran Allah untuk manusia. Allah menawarkan kepenuhan hidup kepada manusia. Allah juga menawarkan jalan menuju kepenuhan hidup itu yakni melalui beriman kepada Yesus, mendengarkan firman Nya dan melakukan kehendak Nya. Semua ini bukan untuk Yesus melainkan untuk manusia. Manusia lah yang mengalami kepenuhan. Dari sudut pandang ketiga bacaan, masalah yang ada pada manusia itu terletak pada hidup yang tidak berdasarkan...

Bapa Permuliakan lah Anak Mu

Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan  Karya Porat Antonius Minggu Paskah ke 7, Tahun A Dunia semakin jelas terbelah antara yang kaya dan yang miskin atau antara yang secara ekonomi menikmati kelimpahan dunia dan yang terus merayap dalam kemiskinan dan berjuang untuk hidup. Di sisi lain berkembang pula egoisme, dimana setiap orang berjuang untuk dirinya sendiri. Allah tidak demikian. Dalam Injil digambarkan tentang Yesus yang berdoa kepada Bapa Nya. Yesus tidak berdoa untuk diri Nya sendiri saja. Yesus pun berdoa untuk semua orang yang Bapa-Nya berikan kepada Nya untuk dipermuliakan dan diberikan kehidupan kekal. Persekutuan dalam doa tanpa melihat latar belakang dalam persaudaraan sejati merupakan salah satu wujud kemuliaan hidup. Ketiga bacaan minggu  ke 7 ini menggambarkan sikap Allah yang tidak egois dengan kemuliaan Nya. Allah yang digambarkan pada Yesus membagi kemuliaan Allah kepada manusia supaya manusia yang percaya pada Allah mengalami kemuliaan bersama Al...