Skip to main content

Posts

Allah Sumber Kasih - Eksegese Minggu Biasa ke -31 Tahun B

Baik orang beriman maupun yang tidak beriman sama-sama saling mencintai satu sama lain. Sebenarnya ada satu hal yang membedakan hal saling mengasihi antara yang beriman dari yang tidak beriman. Perbedaan itu sesungguhnya membedakan mutu kasih juga. Yang membedakan adalah : percaya dan bersandar pada Allah sebagai sumber kasih. Itu hanya terjadi pada orang beriman. Yang tidak beriman hanya bersandar pada pengetahuan manusia sendiri. Bacaan pada hari Minggu ini menggambarkan kasih yakni mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama manusia sama seperti mengasihi diri sendiri. Ada dua arah kasih itu. Yang pertama kepada Tuhan Allah Yang Esa. Artinya kasih manusia hanya ditujukan kepada satu Allah dan satu Tuhan. Bagaimana mengasih Allah itu? Yakni beriman teguh pada Allah. Menjalankan perintahNya. PerintahNya tertulis dalam kitab suci, lalu selalu belajar mendengarkan suara Tuhan. Jika belum mampu mendengarkan , lakukan apa yang terekam dalam kitab suci dengan segenap hati, jiwa, akal budi dan ke...

Memahami Masalah Ala SKK - BHSO Bandung 23 Okt 21

Meskipun tidak ada hal baru hari ini, satu hal yang tetap perlu ditekankan lagi adalah kalau kita baik, maka belum tentu kita tidak mengalam masalah. ingat! Masalah tidak membuat kita terpuruk, tetapi mengasah kita untuk lebih baik. Ketika menghadapi masalah, mungkin kita merasa sulit keluar dari masalah itu. Dalam situasi semacam itu, kita serahkan pada Tuhan. Kalau masalahnya belum tuntas, artinya ada sesuatu yang Tuhan minta untuk diselesaikan. Misalnya, ketika kita sakit dan belum kunjung sehat. Itu artinya, kita diajak untuk peduli dengan jiwa. SKK Bandung harus bersyukur sudah 12 tahun mengalami banyak hal positif dalam hidup. Mungkin yang paling besar dirasakan adalah ketika banyak orang takut dengan pandemi, kita biasa-biasa saja. Malah banyak orang yang pandai buat mie bukan pandemi. Bersyukurlah untuk itu. Tadi ada kasus mahasiswa ITB yang ada benjolan di bawah lidah setelah vaksin. Ketika kasus seperti ini ditanya Ke Atas, jawabannya memang benar kasus itu merupakan dampak v...

Menjadi Citra Allah Yang Utuh -Gabriel- Mekon 16 Oktober 2021

Maafkanlah aku apabila mengganggu aktifitas kalian akan tetapi kupastikan bahwa kehadiranku membawa sedikit keberkahan tentang pentingnya kalian melakukan sedikit kebaikan dalam hidupmu. Senantiasa kuucapkan terimakasih atas kesediaan kalian mendengarkanku dan kesediaan jiwa kalian untuk tetap bergerak pada jalur  yang sama yakni "KEBAIKAN"  yang dimana itu bersumber pada yang satu yakni ALLAH pencipta segala sesuatu termasuk dirimu. Senantiasa kedatangan kami dengan tujuan yang sama dari awal hingga selamanya menyuarakan kebaikan karena itulah ciri seorang citra Allah tak ada ciri yang lain diluar daripada kebaikan. Kebaikan mengatasi segala hal, melampaui segala hal termasuk keyakinan. Engkau boleh beragama apa saja akan tetapi harus dilandasi dengan KEBAIKAN" dan Allah ada disana. Dan malam hari ini aku datang dengan satu pesan penting bahwa berhentilah untuk menjadi citra Allah yang tidak utuh. Yang kumaksudkan adalah seberapa buruk dirimu engkau tetaplah citra-Nya. ...

Dalam Yesus Tidak Ada Sakit - Eksegese Minggu Biasa ke 30 tahun B

Bacaan minggu ini menyampaikan bahwa Allah berkeliling menghimpun. Orang beriman diharapkan selalu berusaha untuk mendapatkan Allah yang sedang berkeliling. Tidak pernah Allah mengabaikan manusia yang berusaha mendapatkanNya. Yesus adalah bagian dari Allah. Di dalam Yesus tidak ada penderitaan - tidak ada sakit. Yang bersukacita bersama Yesus tidak berkesempatan menderita. Saat ini orang beriman berkutat dengan masalah. Yang benar itu bahwa : orang beriman mencari terang. Sepanjang orang beriman mencari terang, lalu mendapatkannya dan berada di dalam terang itu , maka masalah itu tidak ada. Serahkanlah diri kepada Allah supaya orang beriman mengalami terang. Allah yang terang itu menghimpun semua orang. Bagaimana misalnya kalau orang beriman diserahi tugas menyembuhkan orang lain yang sakit? Maka Pergilah kepada Yesus dan bertanya pada Yesus. Orang beriman jika sakit mengeluh lah kepada Yesus bukan kepada sesama orang sakit atau kepada manusia yang dianggap dapat menyembuhkan. Demikian...

Kesehatan - BHSO Palembang dan Lampung - 16 Oktober 2021

Kesehatan ditentukan oleh dua hal, yakni tubuh dan jiwa. Seperti yang selalu dibicarakan ketika tatap muka, jaga racun dan jadilah orang baik. Jadi orang baik tidak hanya diekspresikan keluar tetapi juga ke dalam diri sendiri melalui berpikir. Ketika kita berpikir negatif, pikiran itu sama halnya dengan menyerap energi negatif. Kalau benci orang, maka kepala tidak enak dan hati juga begitu. Sebetulnya sakit itu merupakan signal awal bahwa kita akan sakit kalau kita terus-terusan membenci. Terus menerus terlibat dalam kebencian, artinya kita sedang menyerap berbagai penyakit. Sikap seperti itu adalah membudidayakan kanker dalam diri. Orang yang punya potensi kanker, biasanya orang yang kesehariannya suka marah-marah dan membenci orang. Semuanya itu terakumulasi dan suatu saat kankernya tumbuh. Sama dengan ketika kita mengeluarkan bahasa negatif. Banyak yang berpikir bahasa negatif itu untuk orang lain. Sesungguhnya tidak. Bahasa itu akan kembali dalam bentuk orang lain tidak suka terhad...

Penderitaan Sebagai Tahta Kemuliaan - Eksegese Minggu Biasa ke 29 Tahun B

  Manusia cenderung berpersepsi negatif tentang penderitaan , sehingga berupaya untuk menghindari. Bacaan pada minggu ini mengungkapkan satu pesan penting tentang penderitaan yang keliru dipahami manusia. Dihadapan Allah adalah sebaliknya,  penderitaan itu justru sebagai bagian dari tahta kemuliaan. Yesus sendiri hadir memberikan contoh melayani dengan menyerahkan nyawaNya sebagai Tahta kemuliaan,  tebusan bagi banyak orang. Orang beriman juga akan demikian bila teguh dengan imannya karena pada waktunya akan menerima Rahmat,  menemukan kasih karunia pertolongan - pada saatnya tiba. Penderitaan sebagai Tahta kemuliaan terletak pada minimal 3 hal : Pertama : sesuai kehendak Allah. Bukan berdasarkan pilihan atau kehendak sendiri,  dalam arti tujuan penderitaan itu ditetapkan Allah. Kedua  : penderitaan itu dilakukan bukan untuk tujuan egoistis. Rela lapar karena menolong orang lain , rela tidak tidur karena menolong orang lain. Ketiga   : rela remuk kesa...

Bercerai Dari Istri? Juga Bercerai Dari Allah - Eksegese Minggu Biasa ke-27 Tahun B

  Bercerai merupakan satu fenomena hubungan antar manusia yang menyita perhatian banyak orang. Tidak sedikit cabang ilmu yang berupaya menjelaskan fenomena ini dari aspek pengalaman manusia dengan berbagai sudut pandang. Keterlibatan banyak ilmu dan ilmuwan yang mencoba menjawabnya , paling tidak mengisyaratkan bahwa bercerai sebagai isu yang menarik pun tidak diterima manusia. Banyak yang mencoba menjawabnya sekaligus mencegahnya. Tidak banyak membuahkan hasil. Artinya bahwa : jawaban ilmiah itu belum dapat menyentuh hakekat terdalam dari perceraian. Harus diakui bahwa manusia secara ilmiah sekalipun hanya membaca sebatas putusnya relasi kasih diantara manusia , khususnya suami istri. Ilmu hanya mencoba menjelaskan seputar manusia saja. Kitab suci juga berbicara tentang perceraian , selain dari perspektif manusia juga lebih berfokus pada perspektif Allah. Pesan yang mau disampaikan kepada orang beriman melalui bacaan-bacaan minggu ini adalah : Allah itu baik dan Allah menghendaki ...