Skip to main content

Posts

Takut Dan Gelisah - BHSO NTT dan Semarang- 25 Sept 2021

Takut, gelisah, cemas disebut penyakit. Orang yang gelisah dan takut berlebihan biasanya dibawa ke psikiater/psikolog. Disana gejala itu diperlakukan sebagai penyakit. Pada dasarnya, gejala itu memang penyakit. Penyakit semacam itu terjadi karena kualitas iman masih sebatas ritual. Masih mengandalkan otak. Kalau kita mengandalkan otak mengatasi semua masalah, gelisah dan seterusnya itu masih akan terus dialami. Sebenarnya sudah banyak orang pintar di dunia menempatkan ketakutan dan kecemasan dari sisi spiritual. Ketika kita mengalami situasi semacam itu, kita diajak berpikir. Tetapi banyak masalah yang tidak cukup dengan berpikir. Misalnya, kematian atau sakit yang tidak sembuh, tidak bisa diatasi dengan berpikir. Jawabannya adalah berdoa atau melakukan kebaikan. Kalau ke psikiater/psikolog, kita hanya akan diberi obat untuk menghilangkan rasa sakit. Obat itu hanya menyentuh sistem limbik karena pada dasarnya obat menempatkan kita sebagai binatang. Semua obat pernah berhasil pada binat...

Mempersoalkan Orang Lain, Apa Penting?-Eksegese Minggu ke 26 Tahun B

Setiap manusia dilengkapi alat sensoris. Salah satu alat sensoris disebut sebagai sense of Evaluing. Yang bertugas menilai. Dengan menilai manusia memutuskan atau menolak yang terjadi diluar bahkan yang terjadi didalam diri sendiri. Manusia pada umumnya merasa cukup dengan semua ini dalam berhadapan atau mengalami dunia. Bahkan manusia terlanjur sombong dengan kemampuan menggunakan semua ini dalam menilai dan mengalami dunia. Hari ini melalui kitab suci yang dibacakan pada minggu ini manusia umumnya dan orang beriman khususnya di Ingatkan untuk tidak bangga apalagi sombong dengan kemampuan yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Kitab suci mengingatkan agar manusia menyadari bahwa manusia bukanlah sumber dan Terminal akhir dalam menilai. Manusia terbatas bahkan cenderung negatif. Masih ada Allah sebagai sumber - sebagai Hakim yang adil dan benar. Kembalilah ke sumber. Allah yang kasih itu selalu berinisiatif mengubah manusia dengan rohNya. Pengubahan dengan roh seperti itu tidak selal...

Tunjukkan Pada Dunia Bahwa Orang Beriman Selalu Bersukacita - BHSO Medan 180921

Porat Antonius Dalam Injil, kitab suci orang Kristen, ada perikop "jangan takut". Mengapa jangan takut? Karena kita mempunyai Tuhan.  Senyum adalah tanda sukacita, tetapi  sekarang ini senyum tidak tampak karena tertutup masker. Padahal kalau terus bersukacita, maka imun akan naik, jadi sebenarnya tidak perlu vaksin. Orang beriman tidak perlu takut mati karena di rumah Bapa ada banyak tempat tinggal. Apalagi utk orang SKK tidak boleh takut, karena kita punya jawaban yg pasti. Caranya, bagi yg baru, tidak makan racun utk tubuh dan berbuat baik. Sedangkan bagi yang lama,  selalu berbuat baik. Opa berpesan, "bersukacitalah SKK", tunjukan kepada dunia bahwa SKK adalah kelompok orang yg beriman. Jangan tanya "mengapa kita sakit?", atau bertanya "mengapa kita takut?", tetapi bawalah sukacita kemanapun kita pergi dan berada. Bahasa orang SKK didalam berkomonikasi  suka menyudutkan, apalagi kalau kami bertemu, biasanya kata-katanya negatif, tetapi mempun...

Mau Damai? Hindari Menilai - Eksegese Minggu ke 25 Tahun B

Semua manusia berkeinginan untuk hidup damai dengan diri sendiri dan damai dengan orang lain. Manusia menggunakan banyak cara untuk mengalami damai itu. Minggu ini kitab suci menunjukkan jalan untuk mendapatkan damai secara mikro, individu atau kelompok kecil.  Bacaan pertama menggambarkan orang fasik yang mencoba menghadang orang baik. Bacaan kedua berbicara tentang iri hati dan mementingkan diri sebagai sumber dari kekacauan dan segala perbuatan jahat yang mengusik Kedamaian. Bacaan Injil bercerita tentang Yesus yang yang berkata kepada muridNya bahwa anak manusia akan diserahkan ke tangan manusia yang akan membunuh dia, Lalu bangkit Pada hari ketiga. Para murid tidak menangkap perkataan itu dan juga tidak menanyakannya.  Para murid tidak damai karena mereka hanya mendengar pembunuhanNya saja dan melupakan kebangkitanNya. Bacaan pada minggu ini ingin mengatakan bahwa menilai itu adalah salah satu hambatan mengalami Allah. Banyak manusia tidak mengalami Allah karena salah men...

Gabriel 12 September 2021

Sebelumnya saya meminta maaf karena saya sedikit memaksakan, terburu-buru karena ini berkaitan dengan waktu. Waktu sangat penting karena ketika  sepersekian detik lewat maka akan ada hal yang lewat juga. Sebenarnya itu hal penting untuk kalian dan ketika itu dilewatkan menurut saya tidaklah terlalu tepat. Kenapa saya meminta begini karena kemampuan anak ini terbatas. Dia memanfaatkan apa yang bisa dia lakukan untuk paling tidak bisa menampung sekaligus menyalurkan apa yang dia terima. Jadi sekali lagi yang disampaikan tidak pernah lari jauh dari kebaikan dan sumbernya tidak pernah lari jauh dari kitab suci atau injil. Karena itu jangan pernah melewatkan kesempatan untuk membaca kitab suci karena dia memiliki pesan untuk masing-masing orang setiap hari...tidak hanya dihari minggu tetapi setiap hari. Seandainya kalian membacanya menyempatkan waktu sedikit dari kesibukan kalian. Untuk membaca ada tuntunan-Nya dan mungkin juga jawaban terhadap persoalan-persoalan hidup kalian. Jangan m...

Berpikir Sebagai Energi - BHSO Pontianak - Makasar 11 Sep 2021

Oleh Porat Antonius  Berpikir sebagai energi untuk diri kita sendiri dan untuk orang lain. Berpikir akan menentukan kesehatan untuk tubuh kita dan kesehatan relasi dengan orang lain. Selama ini anggota SKK sudah berhasil menghindari yang negatif, namun lebih banyak fokus pada makanan ( sebagai hal yg negatif - catatan ). Menghindari racun makan sudah jadi kebiasaan SKK. Tidak hanya relasi diri dan orang lain, berpikir juga berpengaruh dalam relasi dengan Tuhan. Apa itu berpikir? Sederhananya, berpikir adalah kita berbicara tentang apa saja dengan diri sendiri. Kemauan, perasaan, dan sebagainya dituangkan dalam bentuk pikiran. Bentuknya bisa menghakimi diri sendiri, menghakimi orang lain, mencela, memuji orang lain, dan seterusnya. Apa yang diekspresikan ke luar bermula dari berpikir.  Ada tiga sisi berpikir, yakni berpikir positif, netral, dan negatif. Berpikir positif tentang diri sendiri, kita pasti bersukacita. Kalau bersukacita, energi itu akan keluar ke orang lain. Ketik...

Modal Dasar Beriman - Eksegese Minggu biasa ke 24 Tahun B

  Doctus cum libro . Ungkapan latin ini mengajarkan bahwa kepandaian - dalam arti memiliki banyak pengetahuan - itu merupakan buah dari membaca. Yang berarti pula bahwa, semakin rajin membaca , semakin berpengetahuan. Dan sebaliknya. Manusia belajar tidak hanya dengan membaca. Manusia juga belajar dengan mendengarkan. Yang banyak mendengarkan orang berpengetahuan akan ikut berpengetahuan. Ketika tidak dapat membaca, dengarlah. Bila diresapi dengan kesungguhan hati, mendengarkan itu sama pada semua manusia. Membaca merupakan perkembangan kemudian dalam kehidupan - pun dalam peradaban manusia. Selain, itu sebenarnya, ketika membaca sekalipun, kegiatan mendengarkan itu ikut berperan atau membaca sambil mendengarkan. Yang berpengetahuan dan yang sungguh berpengetahuan adalah yang melakukan keduanya. Pengetahuan saja tidak cukup. Pengetahuan itu harus nyata dalam tindakan. Seorang ahli pertanian, misalnya, dikatakan berpengetahuan tentang pertanian bila menghasilkan karya seperti b...