Semua manusia berkeinginan untuk hidup damai dengan diri sendiri dan damai dengan orang lain. Manusia menggunakan banyak cara untuk mengalami damai itu. Minggu ini kitab suci menunjukkan jalan untuk mendapatkan damai secara mikro, individu atau kelompok kecil. Bacaan pertama menggambarkan orang fasik yang mencoba menghadang orang baik. Bacaan kedua berbicara tentang iri hati dan mementingkan diri sebagai sumber dari kekacauan dan segala perbuatan jahat yang mengusik Kedamaian. Bacaan Injil bercerita tentang Yesus yang yang berkata kepada muridNya bahwa anak manusia akan diserahkan ke tangan manusia yang akan membunuh dia, Lalu bangkit Pada hari ketiga. Para murid tidak menangkap perkataan itu dan juga tidak menanyakannya. Para murid tidak damai karena mereka hanya mendengar pembunuhanNya saja dan melupakan kebangkitanNya.
Bacaan pada minggu ini ingin mengatakan bahwa menilai itu adalah salah satu hambatan mengalami Allah. Banyak manusia tidak mengalami Allah karena salah menilai dan karena salah memilih ukuran dalam menilai juga. Kesalahan menilai terjadi karena ukuran yang dipakai itu bukan ukuran Allah Tetapi ukuran sendiri yang diambil dari pengalaman atau pikiran sendiri. Itulah yang terjadi dengan para murid Yesus.
Menilai merupakan hambatan dalam bertindak kasih. Supaya jangan sibuk menilai , Datanglah kepada Yesus dan dengar apa kata Yesus. Tetapi tidak hanya sampai disitu hanya mendengar saja , setelah mendengar yang dikatakan Yesus - lalu melakukan apa yang dikatakanNya. Jangan pula berusaha mengerti yang disampaikan Yesus itu. Biasanya pengertian itu akan diperoleh setelah yang dikatakan Yesus itu dilakukan dengan tekun.
Menilai adalah juga hambatan dalam bertindak bijak dan baik . Yang menilai selalu mengkalkulasi untung dan rugi dari perbuatan-perbuatannya. Dalam keluarga juga sama. Yang sibuk menilai dan menghakimi tidak mempunyai kesempatan mengasihi satu dengan yang lain.
Jangan menilai tetapi dengarlah Allah.Yang mendengar Allah dengan sukacita dan melakukannya dengan sukacita akan mendapatkan yang terbesar. Yang mendengar Allah juga mendapat ukuran yang benar. Yang menyambut siapa saja lebih nikmat karena tidak terjebak dalam kesimpulan sendiri yang salah. Silakan mencoba dan rasakan manfaatnya.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2
_edian_
Comments
Post a Comment