Setiap manusia dilengkapi alat sensoris. Salah satu alat sensoris disebut sebagai sense of Evaluing. Yang bertugas menilai. Dengan menilai manusia memutuskan atau menolak yang terjadi diluar bahkan yang terjadi didalam diri sendiri.
Manusia pada umumnya merasa cukup dengan semua ini dalam berhadapan atau mengalami dunia. Bahkan manusia terlanjur sombong dengan kemampuan menggunakan semua ini dalam menilai dan mengalami dunia. Hari ini melalui kitab suci yang dibacakan pada minggu ini manusia umumnya dan orang beriman khususnya di Ingatkan untuk tidak bangga apalagi sombong dengan kemampuan yang dianugerahkan Allah kepada manusia. Kitab suci mengingatkan agar manusia menyadari bahwa manusia bukanlah sumber dan Terminal akhir dalam menilai. Manusia terbatas bahkan cenderung negatif. Masih ada Allah sebagai sumber - sebagai Hakim yang adil dan benar. Kembalilah ke sumber.
Allah yang kasih itu selalu berinisiatif mengubah manusia dengan rohNya. Pengubahan dengan roh seperti itu tidak selalu disadari manusia yang mengalaminya, orang lain yang merasakannya atau orang yang melihatnya. Tanda bahwa seseorang dipenuhi roh Allah itu antara lain dapat mengadakan mukjizat dan tidak berdosa seperti mengumpat Allah atau sesama. Allah juga digambarkan sebagai Allah yang menerima manusia yang terlanjur berdosa dan berubah secara radikal di rumah Allah tanpa mempersoalkan cacat tubuh akibat sikap radikalnya.
Allah mempunyai hak untuk melimpahkan rohnya kepada siapapun yang tidak hadir di kemahNya seperti yang digambarkan dalam bacaan pertama atau yang belum secara resmi sebagai murid Yesus. Kitab suci mengingatkan pertama : jangan gegabah, main hakim sendiri . Carilah sumber untuk mendapatkan kepastian. Sumbernya adalah Allah sendiri. Berdoalah Siapa tahu Allah akan menjawabnya : Akulah Allah yang mengasihi semua orang dengan cara yang sama. Artinya Setiap orang berhak menjadi murid atau nabi di mata Allah tanpa mempertimbangkan lamanya menjadi murid atau lamanya belajar tentang Allah. Yang kedua : hindari menggunakan sumber yang sama-sama tidak jelas atau kurang waras dalam ukuran iman. Jika orang bereaksi negatif terhadap kita tidak perlu di gubris. Anggap saja sebagai sumber yang tidak jelas. Carilah sumber yang utama yang lebih tinggi.
Jika belum bisa mendengarkan sumber utama maka sama saja kita sebagai sumber yang tidak jelas atau kurang waras tadi. Injil selain mengingatkan orang beriman agar selalu kembali ke sumber ketika berhadapan dengan keraguan, sebenarnya juga mengajarkan sikap untuk berfokus pada diri daripada sibuk dengan orang lain.
Dengan demikian orang beriman diharapkan tampil sebagai model untuk menerima hak Allah atas setiap manusia. Orang beriman juga diharapkan untuk hadir sebagai model yang menunjukkan karya kenabian ke dunia karena setiap orang beriman berkat penebusan dianugerahi Roh Kudus. Salah satu tindakan kenabian dari bacaan kitab suci hari ini adalah sikap tidak menghakimi sesama. Ketika menyaksikan sesuatu di luar diri kembalilah ke sumber dan yang lebih mulia adalah kembali ke Allah sebagai sumber yang utama. Berjuanglah bersama Allah terutama bersama roh kenabian yang dianugerahkan kepada setiap orang terutama yang dianugerahkan kepada semua orang beriman. Lakukanlah. Allah menolong . Tanpa diketahui pada waktunya , nanti paling tidak akan menjadi Hakim yang adil dalam urusan kecil sehari-hari.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2
_edian_
Comments
Post a Comment