Sejarah mencatat bahwa manusia telah berhasil mengembangkan ilmu yang dapat menghitung segala sesuatu dengan akurasi yang tinggi. Manusia juga berhasil menggunakan ilmu itu untuk menghitung dengan cermat segala sesuatu untuk manusia sendiri : misalnya , waktu dipilah sedemikian rupa sampai bagian yang terkecil seperti detik. Kalkulasi waktu yang cermat itu memudahkan manusia untuk berlaku adil misalnya dalam soal upah. Dalam ukuran manusia, jam kerja dan kontribusi mutu yang diberikan pada pekerjaan ikut menentukan upah yang diterima. Makin banyak jumlah waktu dan kontribusi mutu dalam ukuran manusia, maka makin besar upah yang akan diterima.
Bacaan-bacaan pada hari Minggu ini menggambarkan hal yang berseberangan dengan kalkulasi tadi. Selain menggambarkan kasih Allah yang berlimpah, bacaan minggu ini juga menggambarkan kekeliruan manusia dalam menggunakan waktu karena menggunakan ukuran waktu di dunia ketika berhadapan dengan Allah. Kalkulasi waktu manusia bukanlah kalkulasi waktu Allah terkait dengan hak yang diterima pekerja. Ketika manusia bertahan dengan kalkulasinya sendiri, manusia terjebak dalam dosa bersungut-sungut terhadap Allah dan terhadap sesama manusia yang menerima kasih Allah sesuai ukuran Allah.
Secara ringkas dapatlah dikatakan bahwa bacaan Minggu ini menggambarkan kabar Sukacita Allah dan kasihNya. Allah tidak hanya memberikan kasih namun juga menyediakan kasih pengampunan yang berlimpah. Allah selalu keluar mencari orang yang belum memperoleh sedinar untuk hidup, mengajak mereka bekerja dan memberikan kasihNya kepada yang mengikuti jalanNya. Kasih Allah itu berlimpah, ketika manusia tidak menemukannya karena salah jalan, Allah datang mencari semua orang yang belum mendapatkannya, kemudian mengajak mereka bekerja di ladang anggur yang disediakanNya. Manusia diharapkan merespon kasih Allah itu. Responnya yaitu menggunakan waktu sebaik-baiknya untuk bekerja , mencari Allah yang mendekat membawa Dinar untuk hidup. Respon lainnya yaitu ketika Allah mendekat, manusia diharapkan meninggalkan rancangannya atau jalannya.
Pada hari
minggu ini Allah
menyinggung beberapa jalan
kejahatan yang harus ditinggalkan manusia, salah satunya yakni menganggur, karena
menganggur menyebabkan penderitaan. Yang kedua adalah supaya hidup
berguna bagi orang lain karena hidup yang tidak berguna bagi orang lain adalah
kejahatan. Allah tidak
menghendaki manusia tenggelam dalam rancangannya sendiri. Allah datang dan mengajak manusia
untuk bekerja karena bekerja
merupakan salah satu jalan dalam rancangan Allah. Rancangan Allah yang
kedua adalah supaya manusia berguna
bagi orang lain. Manusia sekecil apapun harus berguna bagi orang
lain. Jalan Allah yang lain adalah tidak menghitung dan tidak
bersungut-sungut atas upah yang diterima dari Allah. Sukacitalah menerima
hasil kerja apa adanya.
***
Jalan rancangan Allah banyak dan bervariasi. Ketika manusia gagal mengenal rancangan Allah, manusia tidak perlu takut dan cemas. Sesuai bacaan minggu ini ini manusia diajak untuk percaya pada Allah yang terus mendekat. Berikutnya manusia diajak untuk meninggalkan kejahatan dalam arti menjadi sibuk bekerja atau berjuang menjadi berguna bagi orang lain. Dalam bekerja, diharapkan manusia tidak perlu berhitung dan bersungut sungut. Kalaupun bersungut-sungut lakukan itu dengan Allah bukan dengan manusia. Yang rajin bekerja dan yang bekerja secara sukacita tidak menderita, contohnya : disukai sesama manusia. Disukai sesama manusia merupakan satu bentuk kehadiran Allah yang mendekat. Saat manusia tidak dapat merasakan kehadiran Allah, Allah bisa saja meminjam sesama manusia untuk menunjukkan kasihNya. Orang beriman diharapkan tampil sebagai model orang yang mengikuti jalan rancangan Allah dengan cara bekerja dan tidak pernah bersungut-sungut dalam bekerja. Supaya dapat mengenal jalan rancangan Allah, orang beriman diharapkan tampil sebagai orang yang terbuka terhadap Allah yang terus mendekat : melalui bekerja sambil berdoa. Marilah meninggalkan rancangan manusia dan mengikuti jalan rancangan Allah dengan bekerja dengan sukacita serta berguna bagi orang lain. Percayalah Allah yang selalu mendekat akan mencukupi kebutuhan hidup manusia. Bekerja dan bekerjalah dalam sukacita dan berguna bagi orang lain. Allah akan menambahkan yang diluar kemampuan manusia. Percayalah dan Mulailah dari yang kecil dan sederhana.
Cuplikan
dari Buku Eksegese Orang Jalanan karya Porat Antonius,
Lebih
lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, Minggu Biasa ke 25
Tahun Liturgi A, Buku Jilid 2, halaman 258 sd 267
Comments
Post a Comment