Skip to main content

Hidup Dalam Roh - Minggu Biasa ke 14 Tahun LIturgi A

Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan karya Porat Antonius 
Minggu biasa ke 14 Tahun Liturgi A


Hidup dalam daging dan hidup dalam Roh merupakan dua konsep yang sering muncul dalam Kitab Suci. Allah seperti yang dinyatakan dalam Kitab Suci mempromosikan hidup dalam Roh dan mempromosikan perjuangan untuk beroleh Roh tanpa menyepelekan hidup dalam daging. Sebaliknya, seperti yang terungkap juga dalam Kitab Suci dan dalam hidup sehari-hari, manusia cenderung hidup dalam daging. Yang dominan dipromosikan manusia adalah kecerdasan dan kebijaksanaan daging atau kemampuan kritis rasional.  Ada juga yang mempromosikan hidup dalam Roh tetapi  tanpa mempromosikan perjuangan mengakses Roh itu.

Dalam Injil secara implisit digambarkan bahwa Yesuslah yang menganugerahkan Roh kepada orang beriman,  Rohlah yang hadir bersama manusia di dunia ini. Misteri Kerajaan Allah (yang mempromosikan hidup berdasarkan Roh) tersembunyi bagi yang merasa pandai dan bijak - dalam ukuran tubuh - tetapi dinyatakan kepada orang kecil yang lebih mengandalkan Tuhan dan RohNya daripada mengandalkan pikiran atau kemampuan berpikir kritis dengan otaknya. Semua orang kecil yang mengandalkan Tuhan akan mengenal Bapa melalui Yesus Kristus, yang kemudian mengenal Yesus Kristus melalui Roh yang berdiam di dalam diri masing-masing. Yang dialami orang kecil (mengenal Allah dan mengenal Yesus) tidak terjadi pada yang mengandalkan daging. Mereka, kalaupun sanggup, hanya mampu mengenal sedikit tentang dunia atau' mampu menjelaskan Allah secara daging tanpa mengenal Allah secara pribadi dan mengalami Allah secara pribadi. Kemudian diceritakan dalam Injil bahwa semua yang kecil yang mengandalkan Tuhan diajak untuk datang kepada Yesus agar manusia yang memikul beban pikiran dari dagingnya dibebaskan dengan hanya menerima Roh dari Yesus. Dengan Roh yang sama, beban manusia menjadi ringan dan bebannya hanya sebatas berdialog dengan Roh yang diterima dari Yesus, lalu menggunakan hasil dialognya untuk mengatasi beban hidup termasuk beban pikiran yang simpang siur.

Yesus yang lemah lembut dan rendah hati itu akan mewariskan juga lemah lembutnya kepada orang beriman, Yang  datang padaNya akan mengalami hati yang tenang - dibebaskan dari beban pikiran yang meletihkan.

***

Orang beriman adalah orang yang beroleh anugerah Roh. Artinya orang berimanlah contoh orang yang hidup berdasarkan Roh. Dalam ketiga bacaan di atas, digambarkan bahwa ciri hidup berdasarkan Roh adalah sukacita, lemah lembut, sederhana, rendah hati. Dengan demikian, kecerdasan utama yang menjadi ciri orang beriman adalah mengenal Allah dan Yesus, hidup dalam Roh dengan ciri sukacita, lemah lembut, sederhana, dan rendah hati. Ciri inilah yang menjadi pusat perjuangan orang beriman setiap hari. Ciri inilah yang membedakan orang beriman dari yang - tidak -  atau yang hanya memiliki kecerdasan otak. Berani tidak berjuang untuk itu?

Roh yang dapat menghidupkan tubuh tidak diperoleh dengan cara belajar kritis – rasional - daging. Berpikir kritis rasional itu sesungguhnya cara kerja otak dan akan diperoleh dengan cara belajar menggunakan otak. Otak dengan kemampuan rasionalnya perlu,  tetapi yang mengandalkan otak berkecendrungan pusing atau bingung karena jawaban yang ada cenderung alternatif atau terikat sudut pandang. Ketika merasa lebih mampu dari yang lain bahkan cenderung merasa untuk sombong dan meremehkan orang lain.  Pusing kalau hidup dalam beda pendapat terus. Pusing kalau tidak didengarkan orang lain.

Contoh   ....Adakah kesepakatan di  antara para ahli dalam meyembuhkan diabetes, kanker atau jantung? Yang jelas jawabannya tidak pernah sama atau berbeda antara ahli yang satu dengan yang lain. Yang ada hanyalah pandangan-pandangan berbeda yang bertentangan atau minimal saling melengkapi. Praktek medis setiap negara diatur dalam yang namanya kode etik atau standar kerja. Meskipun demikian tetap ada ruang yang luas bagi praktek menurut pandangan masing-masing

*** 

Orang beriman harus hidup dalam Roh karena Roh yang akan menghidupkan tubuh termasuk kemampuan berpikir logis rasional. Dalam Bacaan Injil, Roh itu akan kuat dan bertenaga menghidupkan tubuh dengan cara mengikuti ajakan Yesus sebagai sumber Roh untuk datang kepada-Nya. "Marilah hai kamu semua yang letih lesuh dan berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang Ku-pasang dan belajarlah pada-Ku."

Orang beriman diharapkan rajin mengikuti ajakan Yesus dan menemuinya. Datang kepada Yesus pada zaman ini jelas berbeda dari cara manusia dua ribu tahun lalu ketika Yesus masih secara fisik dapat dijumpai. Pada zaman ini datang pada Yesus yang menonjol adalah berdoa. Akhirnya salah satu ciri zaman ini adalah semakin banyak bentuk dan cara berdoa. Cara berdoa yang - ditata secara logis rasional - termasuk liturgi - karena disusun oleh orang cerdas secara rasional - tidak selalu menjamin bebas dari beban berat seperti frustrasi. Masih banyak orang yang frustrasi bahkan yang tidak berdoa lagi karena jawaban atas doa yang dituturkan sering tidak jelas bahkan membingungkan.Tidak jelasnya jawaban Allah bukan karena Allah tidak menjawab doa itu. Sampai sekarang masih banyak doa sebagai hasil kerja tubuh atau otak yang dituturkan dengan menggunakan otak pula. Belum lagi salah mengerti tentang beriman yang dianggap sama dengan berpengetahuan tentang Allah atau berpengetahuan tentang Kitab Suci. Tidak jelasnya jawaban bukan berarti doa itu tidak diperlukan atau doa itu tidak  dijawab Allah. Berdoa itu tetap penting sebagai salah satu cara datang kepada Yesus. Bila berdoa dengan mengandalkan otak, tidak sampai pada Allah karena Allah itu Roh. Roh Allah tidak berhubungan dengan tubuh yang berasal dari tanah yang mati. Roh Allah itu berhubungan dengan jiwa yang tidak mati yang berasal dari Allah sendiri. Datanglah kepada Yesus dengan jiwa atau berdoalah dengan jiwa. Doa dengan jiwa itu bersifat spontan, tidak mengenal struktur logis seperti doa otak. Doa dengan jiwa lebih ke arah mendengarkan daripada berkata-kata karena berdoa itu sama dengan orang yang kehabisan air dan kembali menimba air di sumbernya dan sekembalinya membawa air yang diperlukan, Itu yang pertama.

***

Roh Allah adalah Roh sukacita, lemah lembut, sabar, dan sebagainya. Datanglah kepada Yesus dengan jiwa yang bersukacita sesuai sifat Roh yang juga sukacita, dan sebagainya. Suara Roh akan terdengar dan hanya terdengar dalam jiwa yang bersukacita. Sukacita itu pun bukan sukacita munafik atau palsu - atau sukacita sesaat yang terjadi ketika datang menemui Yesus atau waktu mau berdoa. Sukacita itu sukacita hidup dalam arti hidup dalam sukacita, lemah lembut, sabar setiap hari dengan siapa saja. Hiduplah dalam sukacita dan berdoalah dalam jiwa yang sukacita pula. Rasakan buahnya, setelah kembali ke sumber, kentong akan penuh berisi air dan tidak pernah kosong, ini yang kedua.

Dengan demikian, ciri yang membedakan orang beriman dari yang lain, selain mengenal Allah dan Yesus, adalah hidup dalam Roh setiap hari. Ciri hidup dalam Roh antara lain : bersukacita, lemah lembut, sabar, sederhana. Selain itu hidup dalam Roh itu merupakan hidup tanpa beban. Dengan beriman dan dengan datangpada Yesus, setiap orang berimann akan beroleh Roh. Roh akan menghidupkan tubuh termasuk kemampuan berpikir rasional. Roh yang menghidupkan tubuh akan memudahkan manusia dalam memecahkan masalah hidup dan untuk mampu hidup dalam sukacita, damai, lemah lembut, sabar dan sebagainya.

Percayalah, Jiwa akan membawa Roh kembali bersama sukacita karena Roh Allah adalah Roh sukacita. Sukacita itu tidak untuk diri sendiri supaya jangan mampet. Sukacita itu harus terus dialirkan kepada sesama karena sukacita Roh itu sukacita dalam persekutuan bersama dengan orang lain.




Lebih lengkap dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, Tahun Liturgi A, Buku jilid 2, halaman 146 sd 155  


_edian_

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Takut, Allah Menyertai Kita - Oleh Porat Antonius - BHSO Klaten 7 Agt 2021

Kita diminta jangan takut. Kalau kita takut, banyak hal yang buruk terjadi pada kita. Bersukacitalah. Sebenarnya dalam ilmu kedokteran, sukacita sudah diakui sebagai obat dan sudah dirumuskan dalam apa yang disebut Placebo. Dari bahasa Latin, placebo domino in regione vivorum. Secara mudahnya diterjemahkan “Saya bersukacita karena Allah hadir dalam hidup dalam hidupku”. Namun belakangan ini muncul istilah Nocebo, menakut-nakuti. Orang ditakuti-takuti dengan penyakit sampai harus makan obat seumur hidup. Tidak disadari banyak orang, bahwa pandemi sekarang ini adalah wujud nocebo. Diekspos kemana-mana virus ini sudah ada varian baru, varian ini dan itu. Itu semua meningkatkan ketakutan kita. Karena itu, makin banyak yang menderita karena makin cemas. Apalagi, setelah vaksin pertama kena covid, vaksin kedua masih takut. Masih takut lagi maka ditambah dengan booster. Akhirnya tubuh kita penuh vaksin. Ini semua praktek nocebo. Saya minta anggota SKK tidak perlu takut.  Sebagai warga neg...

Sehat Ditentukan Oleh Allah - BHSO Lampung Makassar 4 Feb 23

Untuk yang baru, selamat meninggalkan cara berpikir medical-based. Selama ini, manusia modern melihat cara berpikir medis sebagai yang terbaik yang menjawab masalah kesehatan kita. Hari ini, Bapak/Ibu yang baru bergabung diajak masuk ke suatu cara yang dianggap oleh dunia modern sebagai tradisional. Tetapi apapun label yang dunia sematkan, sudahlah. Yang penting kamu berani meninggalkan cara pikir yang diagung-agungkan banyak orang.  Hari ini ditegaskan sekali lagi bahwa sehat itu sebenarnya ditentukan oleh Allah. Bukan oleh alat. Karena itu, Bapak/Ibu diajak agar dengan cara hidup masing-masing, cara agama masing-masing, “Mari kita kembali pada Allah”. Saya (Opa Anton) menjadi seperti sekarang ini bukan karena hasil belajar. Saya bisa mengetahui sakit dan penderitaan Bapak/Ibu secara detail, bukan karena memiliki kepakaran medis. Informasi kesehatan personal termasuk apa yang menyebabkan Bapak/Ibu sakit dapat diakses secara mudah dari Allah. Sayangnya karena keterbatasan waktu, sa...

PESAN - Oleh Rafael - TDM 20 Februari 2025

PESAN MALAIKAT RAFAEL  Pesan ini singkat… kalian dengarkan baik2, pesannya singkat. Tapi saya mau koreksi tentang kata PESAN.   Pesan itu sesuatu yang disampaikan, kalian belum memiliki apa yang dipesankan. Kalian mendengarkan kata2 itu  masuk ke dalam diri kalian tetapi ia akan hanya menjadi kata2.  Kata2 itu apa sih….kata2 itu adalah sesuatu yang menentukan dalam pikiran kalian…  kata2 bisa menjadi sebuah energi, pendorong untuk kalian bisa melakukan sesuatu. Tetapi kata2 hanya akan menjadi kata2, walaupun kata2 itu sendiri punya energi. Tetapi ketika tidak digunakan kata2 itu hanyalah kata2.. misalnya kata cantik… ada energi dari kata cantik itu… energi yang mungkin selama ini tidak dipandang sebagai suatu hal atau energi yang bisa menghidupkan diri kalian… saya hitam misalnya…yah sudah…kalian akan menerima diri kalian sebagai orang yang hitam…tapi dunia membentuk hitam itu sebagai sesuatu yang negative. Sesuatu yang membuat kalian ooo saya berbeda dan saya y...