Dalam Injil secara
implisit digambarkan bahwa Yesuslah yang menganugerahkan Roh kepada orang
beriman, Rohlah yang hadir bersama
manusia di dunia ini. Misteri Kerajaan Allah (yang mempromosikan hidup berdasarkan
Roh) tersembunyi bagi yang merasa pandai dan bijak - dalam ukuran tubuh - tetapi
dinyatakan kepada orang kecil yang lebih mengandalkan Tuhan dan RohNya daripada
mengandalkan pikiran atau kemampuan berpikir kritis dengan otaknya. Semua orang
kecil yang mengandalkan Tuhan akan mengenal Bapa melalui Yesus Kristus, yang kemudian
mengenal Yesus Kristus melalui Roh yang berdiam di dalam diri masing-masing.
Yang dialami orang kecil (mengenal Allah dan mengenal Yesus) tidak terjadi pada
yang mengandalkan daging. Mereka, kalaupun sanggup, hanya mampu mengenal
sedikit tentang dunia atau' mampu menjelaskan Allah secara daging tanpa
mengenal Allah secara pribadi dan mengalami Allah secara pribadi. Kemudian diceritakan
dalam Injil bahwa semua yang kecil yang mengandalkan Tuhan diajak untuk datang
kepada Yesus agar manusia yang memikul beban pikiran dari dagingnya dibebaskan dengan
hanya menerima Roh dari Yesus. Dengan Roh yang sama, beban manusia menjadi
ringan dan bebannya hanya sebatas berdialog dengan Roh yang diterima dari
Yesus, lalu menggunakan hasil dialognya untuk mengatasi beban hidup termasuk
beban pikiran yang simpang siur.
Yesus yang lemah
lembut dan rendah hati itu akan mewariskan juga lemah lembutnya kepada orang beriman,
Yang datang padaNya akan mengalami hati
yang tenang - dibebaskan dari beban pikiran yang meletihkan.
***
Orang beriman
adalah orang yang beroleh anugerah Roh. Artinya orang berimanlah contoh orang
yang hidup berdasarkan Roh. Dalam ketiga bacaan di atas, digambarkan bahwa ciri
hidup berdasarkan Roh adalah sukacita, lemah lembut, sederhana, rendah hati.
Dengan demikian, kecerdasan utama yang menjadi ciri orang beriman adalah mengenal
Allah dan Yesus, hidup dalam Roh dengan ciri sukacita, lemah lembut, sederhana,
dan rendah hati. Ciri inilah yang menjadi pusat perjuangan orang beriman setiap
hari. Ciri inilah yang membedakan orang beriman dari yang - tidak - atau yang hanya memiliki kecerdasan otak.
Berani tidak berjuang untuk itu?
Roh yang dapat
menghidupkan tubuh tidak diperoleh dengan cara belajar kritis – rasional -
daging. Berpikir kritis rasional itu sesungguhnya cara kerja otak dan akan
diperoleh dengan cara belajar menggunakan otak. Otak dengan kemampuan rasionalnya
perlu, tetapi yang mengandalkan otak
berkecendrungan pusing atau bingung karena jawaban yang ada cenderung
alternatif atau terikat sudut pandang. Ketika merasa lebih mampu dari yang lain
bahkan cenderung merasa untuk sombong dan meremehkan orang lain. Pusing kalau hidup dalam beda pendapat terus.
Pusing kalau tidak didengarkan orang lain.
Contoh ....Adakah kesepakatan di antara para ahli dalam meyembuhkan diabetes,
kanker atau jantung? Yang jelas jawabannya tidak pernah sama atau berbeda
antara ahli yang satu dengan yang lain. Yang ada hanyalah pandangan-pandangan
berbeda yang bertentangan atau minimal saling melengkapi. Praktek medis setiap
negara diatur dalam yang namanya kode etik atau standar kerja. Meskipun
demikian tetap ada ruang yang luas bagi praktek menurut pandangan masing-masing
***
Orang beriman
harus hidup dalam Roh karena Roh yang akan menghidupkan tubuh termasuk
kemampuan berpikir logis rasional. Dalam Bacaan Injil, Roh itu akan kuat dan
bertenaga menghidupkan tubuh dengan cara mengikuti ajakan Yesus sebagai sumber
Roh untuk datang kepada-Nya. "Marilah hai kamu semua yang letih lesuh dan
berbeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. Pikullah kuk yang
Ku-pasang dan belajarlah pada-Ku."
Orang beriman
diharapkan rajin mengikuti ajakan Yesus dan menemuinya. Datang kepada Yesus pada
zaman ini jelas berbeda dari cara manusia dua ribu tahun lalu ketika Yesus masih
secara fisik dapat dijumpai. Pada zaman ini datang pada Yesus yang menonjol adalah
berdoa. Akhirnya salah satu ciri zaman ini adalah semakin banyak bentuk dan
cara berdoa. Cara berdoa yang - ditata secara logis rasional - termasuk liturgi - karena disusun oleh orang
cerdas secara rasional - tidak selalu menjamin bebas dari beban berat seperti
frustrasi. Masih banyak orang yang frustrasi bahkan yang tidak berdoa lagi
karena jawaban atas doa yang dituturkan sering tidak jelas bahkan
membingungkan.Tidak jelasnya jawaban Allah bukan karena Allah tidak menjawab
doa itu. Sampai sekarang masih banyak doa sebagai hasil kerja tubuh atau otak
yang dituturkan dengan menggunakan otak pula. Belum lagi salah mengerti tentang
beriman yang dianggap sama dengan berpengetahuan tentang Allah atau
berpengetahuan tentang Kitab Suci. Tidak jelasnya jawaban bukan berarti doa itu
tidak diperlukan atau doa itu tidak dijawab Allah. Berdoa itu tetap penting
sebagai salah satu cara datang kepada Yesus. Bila berdoa dengan mengandalkan
otak, tidak sampai pada Allah karena Allah itu Roh. Roh Allah tidak berhubungan
dengan tubuh yang berasal dari tanah yang mati. Roh Allah itu berhubungan
dengan jiwa yang tidak mati yang berasal dari Allah sendiri. Datanglah kepada
Yesus dengan jiwa atau berdoalah dengan jiwa. Doa dengan jiwa itu bersifat
spontan, tidak mengenal struktur logis seperti doa otak. Doa dengan jiwa lebih
ke arah mendengarkan daripada berkata-kata karena berdoa itu sama dengan orang
yang kehabisan air dan kembali menimba air di sumbernya dan sekembalinya membawa
air yang diperlukan, Itu yang pertama.
***
Roh Allah adalah
Roh sukacita, lemah lembut, sabar, dan sebagainya. Datanglah kepada Yesus
dengan jiwa yang bersukacita sesuai sifat Roh yang juga sukacita, dan
sebagainya. Suara Roh akan terdengar dan hanya terdengar dalam jiwa yang
bersukacita. Sukacita itu pun bukan sukacita munafik atau palsu - atau sukacita
sesaat yang terjadi ketika datang menemui Yesus atau waktu mau berdoa. Sukacita
itu sukacita hidup dalam arti hidup dalam sukacita, lemah lembut, sabar setiap
hari dengan siapa saja. Hiduplah dalam sukacita dan berdoalah dalam jiwa yang
sukacita pula. Rasakan buahnya, setelah kembali ke sumber, kentong akan penuh
berisi air dan tidak pernah kosong, ini yang kedua.
Dengan demikian,
ciri yang membedakan orang beriman dari yang lain, selain mengenal Allah dan Yesus,
adalah hidup dalam Roh setiap hari. Ciri hidup dalam Roh antara lain : bersukacita,
lemah lembut, sabar, sederhana. Selain itu hidup dalam Roh itu merupakan hidup
tanpa beban. Dengan beriman dan dengan datangpada Yesus, setiap orang berimann
akan beroleh Roh. Roh akan menghidupkan tubuh termasuk kemampuan berpikir
rasional. Roh yang menghidupkan tubuh akan memudahkan manusia dalam memecahkan
masalah hidup dan untuk mampu hidup dalam sukacita, damai, lemah lembut, sabar
dan sebagainya.
Percayalah, Jiwa akan
membawa Roh kembali bersama sukacita karena Roh Allah adalah Roh sukacita.
Sukacita itu tidak untuk diri sendiri supaya jangan mampet. Sukacita itu harus terus
dialirkan kepada sesama karena sukacita Roh itu sukacita dalam persekutuan
bersama dengan orang lain.
Comments
Post a Comment