Manusia
harus bekerja untuk mengubah
dan merajut hidupnya. Dalam perkembangannya, pekerjaan manusia berkembang dan berubah. Mungkin
karena keterbatasan atau karena salah belajar,
banyak manusia bekerja hanya untuk menciptakan “Surga” untuk tubuhnya di dunia ini.
Kalaupun masih ada perhatian
untuk jiwanya, perhatiannya tidak sebesar untuk tubuhnya selama di dunia ini. Dalam
bekerja pun , yang diandalkan adalah manusia sendiri dengan ukuran manusia pula. Yang
diwartakan pada ketiga bacaan pada hari minggu ini, adalah tentang kerajaanSurga, yang dalam Injil
digambarkan dalam rupa perumpamaan. Dalam Bacaan Kedua, kerajaan Surga itu
tidak digambarkan eksplisit. Yang digambarkan di sana adalah tentang Allah yang
ikut bekerja agar manusia mengenal dan mengalami kerajaan Surga. Allah memilih
manusia, yang bertugas memperkenalkan dan mewujudkan kerajaan Surga. Yang dipilih-Nya
dibenarkan - dimuliakan-Nya. Dalam Bacaan Pertama, salah satu contoh tindakan
Allah yang memuliakan manusia mulai dari dunia ini adalah mengabulkan
permintaan Salomo untuk menjadi hakim yang adil di dunia. Allah bekerja bersama
Salomo mewujudkan kemuliaan-Nya dalam bentuk keadilan dalam membedakan dan
memutuskan orang benar dari yang salah.
***
Sampai hari
ini masih terlalu banyak manusia,termasuk orang beriman, yang keliru yang
memandang umur panjang, harta duniawi, dan kekuasaan atas (nyawa) manusia lain
sebagai harta yang berharga. Banyak upaya manusia, termasuk menjual harta yang
tidak berguna (dalam ukuran manusia) untuk mendapatkan usia panjang, harta
lain, atau kekuasaan. Uang dihabiskan demi sehat dan umur panjang dengan
membeli makanan yang sesuai iklan yang katanya menyehatkan dan dapat mencapai usia
panjang. Dunia dengan ukurannya, menjadikan usia harapan hidup sebagai salah
satu indikator hidup yang berharga. Negara yang dengan usia harapan hidup pendek
biasanya dianggap sebagai Negara yang belum menemukan harta karun yang berharga.
Dalam ukuran manusia : jumlah protein,
lemak, vitamin, memiliki rumah mewah atau koleksi emas merupakan ukuran harta
karun yang berharga. Sama juga dengan kekuasaan, banyak orang merindukan hidup
sebagai penguasa. Dunia inà penuh dengan dongeng tentang kehidupan penguasa
(raja, ratu, pangeran) yang di tangannya atau di telinganya bergelantung emas
dan menikmati kemewahan istana yang tidak dapat
digambarkan dengan pensil, hanya dapat dilukiskan dengan kata atau
imajinasi
Melalui
bacaan pada hari Minggu ini, orang beriman diingatkan bahwa yang demikian itu
bukan harta karun yang berharga dalam ukuran Allah. Dengan kata lain, yang demikian
itu bukanlah kebenaran atau kemuliaan yang akan dicapai manusia dalam ukuran
Allah. Yang berharga dalam ukuran kerajaan Surga adalah : bertindak serupa
dengan Allah dalam keadilan, kebenaran dan mengalami kemulian bersama Allah.
Dengan kata lain orang beriman adalah orang menunjukkan keadilan, kebenaran,
dan mengalami kemuliaan Allah dalam hidupnya. Jika pengalaman Salomo diterjemahkan
dalam hidup manusia atau orang beriman pada masa kini, maka yang pertama dilakukan
oleh orang beriman adalah menemukan keterbatasannya sendiri dan menemukan apa yang
sungguh adil, benar atau mulia dalam ukuran kerajaan Surga atau ukuran Allah.
Yang jelas bahwa pada manusia itu : terbatas atau tidak adil, sedangkan yang ada pada
Allah adalah yang adil, benar, atau
mulia. Untuk memperoleh yang benar atau mulia sesuai ukuran Allah, manusia kemudian
harus menggadaikan apa yang terbatas padanya, seperti harga diri, pengetahuan,
atau kesombongan. Lalu datang menyembah Allah untuk mendapatkan yang adil, benar
atau mulia dan tak terbatas seperti yang dilakukan Salomo.
***
Untuk itu,
orang beriman harus bekerja : menemukan dan menyadari keterbatasannya bersama Allah.
Caranya dengan berdoa atau membaca Kitab Suci atau cara lain di mana Allah
terlibat di dalamnya. Dalam upaya menemukannya, orang beriman adalah orang yang
terus datang tanpa kenal lelah kepada Allah. Setelah menemukan yang adil, benar
dan mulia, manusia menjual harga dirinya, menggadaikan pengetahuannya yang terbatas,
lalu membeli yang ada pada Allah seperti yang terjadi pada Salomo dalam Bacaan
Pertama. Kebenaran dan kemuliaan bersama
Allah akan diperoleh manusia apabila manusia berhasil menggadaikan kesombongannya
tau pengetahuan lain yang ditemukannya. Dengan kata lain, kebenaran yang lebih
tinggi dan hidup dalam kemuliaan bersama Allah akan diperoleh melalui bekerja
menemukan yang benar dan yang mulia pada Allah; melalui mengenal kehendak Allah yang
digambarkannya antara lain melalui Kitab Suci. Selain membaca Kitab Suci,
kebenaran dan kemuliaan dapat ditemukan melalui doa agar Allah menunjukkan yang
lebih benar dan yang lebih mulia dalam ukuran Allah sendiri. Setelah
menemukannya, manusia menggadaikan semua pengetahuan tentang kebenaran dan kemulian
menurut ukurannya sendiri.Tanpa itu, manusia hanya memiliki kebenaran dan kemuliaan
dalam ukuran manusia sendiri yang belum tentu dapat memecahkan masalah yang
dihadapinya.
***
Dalam aspek
hidup lain juga terjadi demikian. Bahwa menemukan yang lebih berharga yang
diikuti meninggalkan yang tidak berharga dapat mengantar manusia dengan hidup
yang lebih baik dan lebih berharga. Sebagai contoh : Banyak orang melihat bahwa hidup sehat itu
jauh lebih mulia dari makanan bergizi atau lezat dalam ukuran manusia. Ketika
tidak dapat menemukannya sendiri, banyak orang datang kepada dokter ( yang
biasanya total bersandar pada ukuran manusia). Setelah mengikuti anjuran
dokter, hasilnya malah lebih menderita dan tercampak dalam penderitaan lebih.
Kesehatan yang dirindukan jauh dari jangkauan sementara duit juga habis. Tetapi
ketika menemukannya dengan cara bekerja sama dengan Allah melalui doa dan juga
bantuan orang lain, kesehatan mudah diperoleh dengan cara sederhana dan murah.
Untuk lebih sehat juga sederhana, yaitu menggadaikan pengetahuan manusia sendiri
tentang sehat dan ikut cara yang ditemukan dari hasil doa. Misalnya seperti :
stop makan daging atau telur, atau makanan tertentu yang walaupun secara
pengetahuan manusia terdaftar sebagai makanan yang sehat.
***
Dengan
demikian, yang ada pada manusia dapat saja berharga. Tetapi yang menakar
kebenaran atau harganya akan lebih mulia bila manusia bekerja bersama Allah.
Setelah menemukan yang berharga dalam bimbingan Allah, manusia menggadaikan yang
dimilikinya dan membeli yang lebih berharga daripada yang dimiliki.Contoh
lainnya : Manusia umumnya mengenal bahwa
hidup berkecukupan itu lebih mulia daripada hidup seadanya. Untuk memperoleh
hidup berkecukupan manusia menggadaikan kemalasan, malu, tidak sabar, bersungut
sungut dan membeli ketekunan, kesabaran, dan rajin. Pasti hidup berkecukupan.
Supaya sehat manusia dalam bimbingan Allah menggadaikan pengetahuannya dalam bentuk
ukuran nutrisi, ukuran protein dll, kerakusan, dan kenikmatan dan membeli “ladang”
yang berisi kesederhanaan, dan makanan seadanya sesuai ukuran Allah. Datanglah pada Allah untuk menemukan kebenaran
dan keadilan. Setelah menemukan yang benar dan adil, gadaikan yang lama milikmu
supaya dapat membeli ladang yang berisi harta karun yang lebih berharga. Yang
melakukan secara ukuran manusia akan dicampakkan dalam penderitaan, termasuk dalam
penderitaan setiap hari di dunia. Temukan yang mulia bersama Allah,
bertindaklah serupa dengan Allah dan gadaikan semua yang tidak sesuai ukuran
Allah. Bila dilakukan dengan penuh iman bersama Allah, semua orang beriman akan
tampil sebagai bukti bahwa bekerja bersama Allah, maka akan menemukan hidup
yang lebih adil, benar, dan mulia, mulai dari dunia ini.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan karya Porat Antonius,
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, Minggu Biasa ke 17 Tahun Liturgi A, Buku Jilid 2, halaman 180 - 190
Comments
Post a Comment