Skip to main content

Menggadaikan yang Tidak Berharga : Minggu BIasa ke 17 Tahun A


Manusia harus bekerja untuk mengubah dan merajut hidupnya. Dalam perkembangannya, pekerjaan manusia berkembang dan berubah. Mungkin karena keterbatasan atau karena salah belajar, banyak manusia bekerja hanya untuk menciptakan Surga untuk tubuhnya di dunia ini. Kalaupun masih ada perhatian untuk jiwanya, perhatiannya tidak sebesar untuk tubuhnya selama di dunia ini. Dalam bekerja pun , yang diandalkan adalah manusia sendiri dengan ukuran manusia pula. Yang diwartakan pada ketiga bacaan pada hari minggu ini,  adalah tentang kerajaanSurga, yang dalam Injil digambarkan dalam rupa perumpamaan. Dalam Bacaan Kedua, kerajaan Surga itu tidak digambarkan eksplisit. Yang digambarkan di sana adalah tentang Allah yang ikut bekerja agar manusia mengenal dan mengalami kerajaan Surga. Allah memilih manusia, yang bertugas memperkenalkan dan mewujudkan kerajaan Surga. Yang dipilih-Nya dibenarkan - dimuliakan-Nya. Dalam Bacaan Pertama, salah satu contoh tindakan Allah yang memuliakan manusia mulai dari dunia ini adalah mengabulkan permintaan Salomo untuk menjadi hakim yang adil di dunia. Allah bekerja bersama Salomo mewujudkan kemuliaan-Nya dalam bentuk keadilan dalam membedakan dan memutuskan orang benar dari yang salah.

 

***

 

Sampai hari ini masih terlalu banyak manusia,termasuk orang beriman, yang keliru yang memandang umur panjang, harta duniawi, dan kekuasaan atas (nyawa) manusia lain sebagai harta yang berharga. Banyak upaya manusia, termasuk menjual harta yang tidak berguna (dalam ukuran manusia) untuk mendapatkan usia panjang, harta lain, atau kekuasaan. Uang dihabiskan demi sehat dan umur panjang dengan membeli makanan yang sesuai iklan yang katanya menyehatkan dan dapat mencapai usia panjang. Dunia dengan ukurannya, menjadikan usia harapan hidup sebagai salah satu indikator hidup yang berharga. Negara yang dengan usia harapan hidup pendek biasanya dianggap sebagai Negara yang belum menemukan harta karun yang berharga. Dalam ukuran manusia :  jumlah protein, lemak, vitamin, memiliki rumah mewah atau koleksi emas merupakan ukuran harta karun yang berharga. Sama juga dengan kekuasaan, banyak orang merindukan hidup sebagai penguasa. Dunia iní penuh dengan dongeng tentang kehidupan penguasa (raja, ratu, pangeran) yang di tangannya atau di telinganya bergelantung emas dan menikmati kemewahan istana yang tidak dapat  digambarkan dengan pensil, hanya dapat dilukiskan dengan kata atau imajinasi

 

Melalui bacaan pada hari Minggu ini, orang beriman diingatkan bahwa yang demikian itu bukan harta karun yang berharga dalam ukuran Allah. Dengan kata lain, yang demikian itu bukanlah kebenaran atau kemuliaan yang akan dicapai manusia dalam ukuran Allah. Yang berharga dalam ukuran kerajaan Surga adalah : bertindak serupa dengan Allah dalam keadilan, kebenaran dan mengalami kemulian bersama Allah. Dengan kata lain orang beriman adalah orang menunjukkan keadilan, kebenaran, dan mengalami kemuliaan Allah dalam hidupnya. Jika pengalaman Salomo diterjemahkan dalam hidup manusia atau orang beriman pada masa kini, maka yang pertama dilakukan oleh orang beriman adalah menemukan keterbatasannya sendiri dan menemukan apa yang sungguh adil, benar atau mulia dalam ukuran kerajaan Surga atau ukuran Allah. Yang jelas bahwa pada manusia itu :  terbatas atau tidak adil, sedangkan yang ada pada Allah adalah yang  adil, benar, atau mulia. Untuk memperoleh yang benar atau mulia sesuai ukuran Allah, manusia kemudian harus menggadaikan apa yang terbatas padanya, seperti harga diri, pengetahuan, atau kesombongan. Lalu datang menyembah Allah untuk mendapatkan yang adil, benar atau mulia dan tak terbatas seperti yang dilakukan Salomo.

 

***

 

Untuk itu, orang beriman harus bekerja : menemukan dan menyadari keterbatasannya bersama Allah. Caranya dengan berdoa atau membaca Kitab Suci atau cara lain di mana Allah terlibat di dalamnya. Dalam upaya menemukannya, orang beriman adalah orang yang terus datang tanpa kenal lelah kepada Allah. Setelah menemukan yang adil, benar dan mulia, manusia menjual harga dirinya, menggadaikan pengetahuannya yang terbatas, lalu membeli yang ada pada Allah seperti yang terjadi pada Salomo dalam Bacaan Pertama.  Kebenaran dan kemuliaan bersama Allah akan diperoleh manusia apabila manusia berhasil menggadaikan kesombongannya tau pengetahuan lain yang ditemukannya. Dengan kata lain, kebenaran yang lebih tinggi dan hidup dalam kemuliaan bersama Allah akan diperoleh melalui bekerja menemukan yang benar dan yang mulia pada Allah;  melalui mengenal kehendak Allah yang digambarkannya antara lain melalui Kitab Suci. Selain membaca Kitab Suci, kebenaran dan kemuliaan dapat ditemukan melalui doa agar Allah menunjukkan yang lebih benar dan yang lebih mulia dalam ukuran Allah sendiri. Setelah menemukannya, manusia menggadaikan semua pengetahuan tentang kebenaran dan kemulian menurut ukurannya sendiri.Tanpa itu, manusia hanya memiliki kebenaran dan kemuliaan dalam ukuran manusia sendiri yang belum tentu dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

 

***

Dalam aspek hidup lain juga terjadi demikian. Bahwa menemukan yang lebih berharga yang diikuti meninggalkan yang tidak berharga dapat mengantar manusia dengan hidup yang lebih baik dan lebih berharga. Sebagai contoh :  Banyak orang melihat bahwa hidup sehat itu jauh lebih mulia dari makanan bergizi atau lezat dalam ukuran manusia. Ketika tidak dapat menemukannya sendiri, banyak orang datang kepada dokter ( yang biasanya total bersandar pada ukuran manusia). Setelah mengikuti anjuran dokter, hasilnya malah lebih menderita dan tercampak dalam penderitaan lebih. Kesehatan yang dirindukan jauh dari jangkauan sementara duit juga habis. Tetapi ketika menemukannya dengan cara bekerja sama dengan Allah melalui doa dan juga bantuan orang lain, kesehatan mudah diperoleh dengan cara sederhana dan murah. Untuk lebih sehat juga sederhana, yaitu menggadaikan pengetahuan manusia sendiri tentang sehat dan ikut cara yang ditemukan dari hasil doa. Misalnya seperti : stop makan daging atau telur, atau makanan tertentu yang walaupun secara pengetahuan manusia terdaftar sebagai makanan yang sehat.

 

***

 

Dengan demikian, yang ada pada manusia dapat saja berharga. Tetapi yang menakar kebenaran atau harganya akan lebih mulia bila manusia bekerja bersama Allah. Setelah menemukan yang berharga dalam bimbingan Allah, manusia menggadaikan yang dimilikinya dan membeli yang lebih berharga daripada yang dimiliki.Contoh lainnya :  Manusia umumnya mengenal bahwa hidup berkecukupan itu lebih mulia daripada hidup seadanya. Untuk memperoleh hidup berkecukupan manusia menggadaikan kemalasan, malu, tidak sabar, bersungut sungut dan membeli ketekunan, kesabaran, dan rajin. Pasti hidup berkecukupan. Supaya sehat manusia dalam bimbingan Allah menggadaikan pengetahuannya dalam bentuk ukuran nutrisi, ukuran protein dll, kerakusan, dan kenikmatan dan membeli “ladang” yang berisi kesederhanaan, dan makanan seadanya sesuai ukuran Allah.  Datanglah pada Allah untuk menemukan kebenaran dan keadilan. Setelah menemukan yang benar dan adil, gadaikan yang lama milikmu supaya dapat membeli ladang yang berisi harta karun yang lebih berharga. Yang melakukan secara ukuran manusia akan dicampakkan dalam penderitaan, termasuk dalam penderitaan setiap hari di dunia. Temukan yang mulia bersama Allah, bertindaklah serupa dengan Allah dan gadaikan semua yang tidak sesuai ukuran Allah. Bila dilakukan dengan penuh iman bersama Allah, semua orang beriman akan tampil sebagai bukti bahwa bekerja bersama Allah, maka akan menemukan hidup yang lebih adil, benar, dan mulia, mulai dari dunia ini.

 







Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan karya Porat Antonius, 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang JalananMinggu Biasa ke 17 Tahun Liturgi A, Buku Jilid 2, halaman 180 - 190


Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...