Skip to main content

Harapan - BHS TDM - Senin 05 Mei 2025

Harapan adalah satu dari tiga keutamaan kristiani selain iman dan kasih. Ketiganya sangat penting dalam kehidupan kita. Sore ini Opa menjelaskan secara khusus tentang harapan.


DUA JENIS HARAPAN.


Harapan sejatinya ada dua jenis. Dua harapan ini menjadi berbeda dipandang dari objek atau sumbernya. 

a. Tipe harapan pertama dan utama berdasarkan sumbernya adalah harapan yang bersumber dari atau pada Allah. Inilah harapan tertinggi. Inilah puncak dari pengharapan. 

b. Tipe atau jenis harapan kedua adalah harapan yang sumbernya dari atau pada manusia atau benda. Sumber harapan kedua ini bukan sumber harapan utama.

Berkaca dari dua jenis harapan ini maka kalau mau berharap, berharaplah pertama dan terutama pada Allah. Karena Tuhan tidak pernah mengecewakan. Apalagi membuat kita yang berharap padaNYA kecewa dengan sengaja. 


Berharap pada orang atau benda berbeda akibatnya sebagaimana berharap pada Allah sumber harapan pertama dan utama. Berharap pada orang lain berpeluang mengecewakan. Kalau kita berharap pada manusia atau benda memang tidak selamanya mengecewakan tetapi peluang untuk menimbulkan kekecewaan selalu ada karena dia bukanlah sumber harapan utama. Peluang itu ada karena kita salah menempatkan objek harapan. Kita menjadikan orang lain sebagai objek harapan. Berharap pada orang menjadi berkemungkinan untuk dipenuhi kalau kita menempatkan diri sebagai subjek harapan. Subjek harapan artinya kita menjadikan diri sebagai sumber harapan dari orang lain dan bukan sebaliknya. Oleh karena itu pertama berharaplah pada Allah bukan pada orang lain. Yang berikut adalah berharaplah pada dirimu sendiri. Berharaplah pada dirimu sendiri sebagai sumber, berbuatlah baik bagi dirimu sendiri. Jangan berharap lebih pada orang lain yang berbuat baik kepada kita. Berbuat baiklah kepada orang lain karena kita dengan berbuat baik, yang jelas kita yang berbuat baik itu tidak kecewa. Ada kemungkinan perbuatan baik kita mengecewakan orang lain karena perbuatan baik kita tidak sesuai dengan harapannya. Itu urusan lain. Urusan kita adalah menjadi sumber kebaikan bagi orang lain. 


Relasi di antara manusia menjadi buruk kalaui kita berharap pada orang lain. Orang lain mungkin tidak dengan tahu dan mau tidak memenuhi harapan kita karena dia sibuk membangun harapan untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain. Ketika kita berharap pada dia, dia tidak bisa melakukannya maka itu pun menjadi beban. Kita yang berharap juga selain memberikan beban kepada dia yang menjadi objek harapan kita, juga memberikan beban pada diri sendiri karena kita kecewa. Supaya tidak kecewa bukan karena tidak berharap pada orang lain, boleh karena ada ruang bagi orang lain memenuhi harapan kita, tetapi lebih baik jadikanlah dirimu sumber harapan baik untuk dirimu sendiri maupun orang lain. Ketika kita tidak mampu menjadi sumber harapan bagi diri kita sendiri mintalah Allah sebagai sumber harapan.  


Ada yang menarik dalam kehidupan kita sebagai orang beragama. Kita tidak pernah berusaha menempatkan diri sebagai sumber harapan bagi orang lain. Untuk orang lain kita serahkan seluruhnya pada Allah. Kita sering berdoa bagi saudara-saudari kita yang berkekurangan agar Allah dengan caranya sendiri menolong mereka keluar dari kekurangan dan kemiskinannya. Kita tidak pernah berusaha menempatkan diri sebagai sumber harapan bagi orang miskin meskipun porsinya sangat sedikit sesuai dengan kapasitas kita. Seluruhnya kita serahkan kepada Allah. Ketika kita menyerahkannya kepada Allah maka kita juga sebenarnya kehilangan tipe rahmat tertentu karena sebenarnya ada rahmat untuk kita lalu Allah melimpahkannya kepada yang lain.

 Rahmat untuk kita diambil. Karena itu berharaplah pada diri sendiri dan berharaplah agar kita menjadi sumber harapan bagi orang lain. Tetapi yang paling besar adalah berharaplah pada Allah sejauh kita tidak mampu memenuhi harapan kita sendiri, sejauh kemampuan kita sudah terbatas untuk memenuhi harapan itu.

 Karena kita ini sedikit – sedikit berdoa kepada Tuhan. Untuk ujian kita berdoa, bernovena minta Tuhan bantu sementara kita malas belajar. Untuk dapat rejeki minta Tuhan bantu sementara kita enggan bekerja. Sesungguhnya ketika segala sesuatu berharap pada Tuhan maka kita memikul dosa yaitu dosa kesombangan karena mengatur Tuhan sesuai keinginan kita tanpa ada usaha dari kita sendiri. Berikutnya adalah dosa kemalasan. Kita tidak bekerja melainkan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Sombong dosa terbesar dalam ajaran Katolik, malas juga dosa. Kita sakit karena tidak berusaha menjaga diri, kemudian kita minta Tuhan, maka tidak perlu heran ketika sulit sembuh karena kita mengatur Tuhan sementara sendiri tidak berusaha memperhatikan hidup kita dan makanan kita. Kita boleh berharap pada Tuhan sejauh itu sudah melampaui kapasitas kita. Kita sudah berjuang tetapi tidak mencapainya karena memang kita terbatas. Karena itu hati-hatilah dalam berharap. Jangan sampai berharap itu menjadi sumber dosa yang tidak membuahkan hasil. Berharap pada diri sendiri, berjuang untuk diri sendiri, ketika kita tidak bisa mencapainya melampaui kemampuan kita berharap pada Tuhan. Sebenarnya kalau kita sudah berjuang, tanpa kita berdoa, tanpa berharap, Tuhan sudah dengan diam-diam mengatasi keterbatasan kita. Selanjutnya, jangan pernah berharap pada orang lain karena harapan kita itu memberi beban kepada orang lain dan memberi beban kepada diri sendiri. Mari… Berharap kepada Tuhan sekalipun jangan merupakan ekspresi kemalasan dan akhirnya kita mengatur Tuhan yang sebenarnya adalah dosa kesombongan. Refleksikan baik-baik karena itu juga mengapa BHS ini diberitahukan ini yang tidak boleh kamu makan, kamu harus melakukan ini, maksud sesungguhnya adalah supaya jangan berharap pada Opa, jangan membebani Opa tetapi berharap pada diri sendiri. Juga tidak berharap pada Tuhan supaya

 Tuhan mengurus yang lain juga, bukan hanya kita yang diurus, supaya Tuhan mungkin bisa mengurus bumi bukan urus kita saja yang sakit kepala karena kita berharap hanya pada Tuhan tanpa upaya kita menjaga diri. Mari terus mengembangkan diri dalam berharap pada sumber harapan yang tepat.

Porat Antonius


NB:

Baca dan Hayati pesan Opa Anton ini  dengan Segenap hati utk dijalankan dalam hidup keseharian agar benar2 sehat jiwa dan badan.


TEAMBHSKOCARKACIR

Niko Boleng

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Takut, Allah Menyertai Kita - Oleh Porat Antonius - BHSO Klaten 7 Agt 2021

Kita diminta jangan takut. Kalau kita takut, banyak hal yang buruk terjadi pada kita. Bersukacitalah. Sebenarnya dalam ilmu kedokteran, sukacita sudah diakui sebagai obat dan sudah dirumuskan dalam apa yang disebut Placebo. Dari bahasa Latin, placebo domino in regione vivorum. Secara mudahnya diterjemahkan “Saya bersukacita karena Allah hadir dalam hidup dalam hidupku”. Namun belakangan ini muncul istilah Nocebo, menakut-nakuti. Orang ditakuti-takuti dengan penyakit sampai harus makan obat seumur hidup. Tidak disadari banyak orang, bahwa pandemi sekarang ini adalah wujud nocebo. Diekspos kemana-mana virus ini sudah ada varian baru, varian ini dan itu. Itu semua meningkatkan ketakutan kita. Karena itu, makin banyak yang menderita karena makin cemas. Apalagi, setelah vaksin pertama kena covid, vaksin kedua masih takut. Masih takut lagi maka ditambah dengan booster. Akhirnya tubuh kita penuh vaksin. Ini semua praktek nocebo. Saya minta anggota SKK tidak perlu takut.  Sebagai warga neg...

Sehat Ditentukan Oleh Allah - BHSO Lampung Makassar 4 Feb 23

Untuk yang baru, selamat meninggalkan cara berpikir medical-based. Selama ini, manusia modern melihat cara berpikir medis sebagai yang terbaik yang menjawab masalah kesehatan kita. Hari ini, Bapak/Ibu yang baru bergabung diajak masuk ke suatu cara yang dianggap oleh dunia modern sebagai tradisional. Tetapi apapun label yang dunia sematkan, sudahlah. Yang penting kamu berani meninggalkan cara pikir yang diagung-agungkan banyak orang.  Hari ini ditegaskan sekali lagi bahwa sehat itu sebenarnya ditentukan oleh Allah. Bukan oleh alat. Karena itu, Bapak/Ibu diajak agar dengan cara hidup masing-masing, cara agama masing-masing, “Mari kita kembali pada Allah”. Saya (Opa Anton) menjadi seperti sekarang ini bukan karena hasil belajar. Saya bisa mengetahui sakit dan penderitaan Bapak/Ibu secara detail, bukan karena memiliki kepakaran medis. Informasi kesehatan personal termasuk apa yang menyebabkan Bapak/Ibu sakit dapat diakses secara mudah dari Allah. Sayangnya karena keterbatasan waktu, sa...

PESAN - Oleh Rafael - TDM 20 Februari 2025

PESAN MALAIKAT RAFAEL  Pesan ini singkat… kalian dengarkan baik2, pesannya singkat. Tapi saya mau koreksi tentang kata PESAN.   Pesan itu sesuatu yang disampaikan, kalian belum memiliki apa yang dipesankan. Kalian mendengarkan kata2 itu  masuk ke dalam diri kalian tetapi ia akan hanya menjadi kata2.  Kata2 itu apa sih….kata2 itu adalah sesuatu yang menentukan dalam pikiran kalian…  kata2 bisa menjadi sebuah energi, pendorong untuk kalian bisa melakukan sesuatu. Tetapi kata2 hanya akan menjadi kata2, walaupun kata2 itu sendiri punya energi. Tetapi ketika tidak digunakan kata2 itu hanyalah kata2.. misalnya kata cantik… ada energi dari kata cantik itu… energi yang mungkin selama ini tidak dipandang sebagai suatu hal atau energi yang bisa menghidupkan diri kalian… saya hitam misalnya…yah sudah…kalian akan menerima diri kalian sebagai orang yang hitam…tapi dunia membentuk hitam itu sebagai sesuatu yang negative. Sesuatu yang membuat kalian ooo saya berbeda dan saya y...