Harapan adalah satu dari tiga keutamaan kristiani selain iman dan kasih. Ketiganya sangat penting dalam kehidupan kita. Sore ini Opa menjelaskan secara khusus tentang harapan.
DUA JENIS HARAPAN.
Harapan sejatinya ada dua jenis. Dua harapan ini menjadi berbeda dipandang dari objek atau sumbernya.
a. Tipe harapan pertama dan utama berdasarkan sumbernya adalah harapan yang bersumber dari atau pada Allah. Inilah harapan tertinggi. Inilah puncak dari pengharapan.
b. Tipe atau jenis harapan kedua adalah harapan yang sumbernya dari atau pada manusia atau benda. Sumber harapan kedua ini bukan sumber harapan utama.
Berkaca dari dua jenis harapan ini maka kalau mau berharap, berharaplah pertama dan terutama pada Allah. Karena Tuhan tidak pernah mengecewakan. Apalagi membuat kita yang berharap padaNYA kecewa dengan sengaja.
Berharap pada orang atau benda berbeda akibatnya sebagaimana berharap pada Allah sumber harapan pertama dan utama. Berharap pada orang lain berpeluang mengecewakan. Kalau kita berharap pada manusia atau benda memang tidak selamanya mengecewakan tetapi peluang untuk menimbulkan kekecewaan selalu ada karena dia bukanlah sumber harapan utama. Peluang itu ada karena kita salah menempatkan objek harapan. Kita menjadikan orang lain sebagai objek harapan. Berharap pada orang menjadi berkemungkinan untuk dipenuhi kalau kita menempatkan diri sebagai subjek harapan. Subjek harapan artinya kita menjadikan diri sebagai sumber harapan dari orang lain dan bukan sebaliknya. Oleh karena itu pertama berharaplah pada Allah bukan pada orang lain. Yang berikut adalah berharaplah pada dirimu sendiri. Berharaplah pada dirimu sendiri sebagai sumber, berbuatlah baik bagi dirimu sendiri. Jangan berharap lebih pada orang lain yang berbuat baik kepada kita. Berbuat baiklah kepada orang lain karena kita dengan berbuat baik, yang jelas kita yang berbuat baik itu tidak kecewa. Ada kemungkinan perbuatan baik kita mengecewakan orang lain karena perbuatan baik kita tidak sesuai dengan harapannya. Itu urusan lain. Urusan kita adalah menjadi sumber kebaikan bagi orang lain.
Relasi di antara manusia menjadi buruk kalaui kita berharap pada orang lain. Orang lain mungkin tidak dengan tahu dan mau tidak memenuhi harapan kita karena dia sibuk membangun harapan untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain. Ketika kita berharap pada dia, dia tidak bisa melakukannya maka itu pun menjadi beban. Kita yang berharap juga selain memberikan beban kepada dia yang menjadi objek harapan kita, juga memberikan beban pada diri sendiri karena kita kecewa. Supaya tidak kecewa bukan karena tidak berharap pada orang lain, boleh karena ada ruang bagi orang lain memenuhi harapan kita, tetapi lebih baik jadikanlah dirimu sumber harapan baik untuk dirimu sendiri maupun orang lain. Ketika kita tidak mampu menjadi sumber harapan bagi diri kita sendiri mintalah Allah sebagai sumber harapan.
Ada yang menarik dalam kehidupan kita sebagai orang beragama. Kita tidak pernah berusaha menempatkan diri sebagai sumber harapan bagi orang lain. Untuk orang lain kita serahkan seluruhnya pada Allah. Kita sering berdoa bagi saudara-saudari kita yang berkekurangan agar Allah dengan caranya sendiri menolong mereka keluar dari kekurangan dan kemiskinannya. Kita tidak pernah berusaha menempatkan diri sebagai sumber harapan bagi orang miskin meskipun porsinya sangat sedikit sesuai dengan kapasitas kita. Seluruhnya kita serahkan kepada Allah. Ketika kita menyerahkannya kepada Allah maka kita juga sebenarnya kehilangan tipe rahmat tertentu karena sebenarnya ada rahmat untuk kita lalu Allah melimpahkannya kepada yang lain.
Rahmat untuk kita diambil. Karena itu berharaplah pada diri sendiri dan berharaplah agar kita menjadi sumber harapan bagi orang lain. Tetapi yang paling besar adalah berharaplah pada Allah sejauh kita tidak mampu memenuhi harapan kita sendiri, sejauh kemampuan kita sudah terbatas untuk memenuhi harapan itu.
Karena kita ini sedikit – sedikit berdoa kepada Tuhan. Untuk ujian kita berdoa, bernovena minta Tuhan bantu sementara kita malas belajar. Untuk dapat rejeki minta Tuhan bantu sementara kita enggan bekerja. Sesungguhnya ketika segala sesuatu berharap pada Tuhan maka kita memikul dosa yaitu dosa kesombangan karena mengatur Tuhan sesuai keinginan kita tanpa ada usaha dari kita sendiri. Berikutnya adalah dosa kemalasan. Kita tidak bekerja melainkan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Sombong dosa terbesar dalam ajaran Katolik, malas juga dosa. Kita sakit karena tidak berusaha menjaga diri, kemudian kita minta Tuhan, maka tidak perlu heran ketika sulit sembuh karena kita mengatur Tuhan sementara sendiri tidak berusaha memperhatikan hidup kita dan makanan kita. Kita boleh berharap pada Tuhan sejauh itu sudah melampaui kapasitas kita. Kita sudah berjuang tetapi tidak mencapainya karena memang kita terbatas. Karena itu hati-hatilah dalam berharap. Jangan sampai berharap itu menjadi sumber dosa yang tidak membuahkan hasil. Berharap pada diri sendiri, berjuang untuk diri sendiri, ketika kita tidak bisa mencapainya melampaui kemampuan kita berharap pada Tuhan. Sebenarnya kalau kita sudah berjuang, tanpa kita berdoa, tanpa berharap, Tuhan sudah dengan diam-diam mengatasi keterbatasan kita. Selanjutnya, jangan pernah berharap pada orang lain karena harapan kita itu memberi beban kepada orang lain dan memberi beban kepada diri sendiri. Mari… Berharap kepada Tuhan sekalipun jangan merupakan ekspresi kemalasan dan akhirnya kita mengatur Tuhan yang sebenarnya adalah dosa kesombongan. Refleksikan baik-baik karena itu juga mengapa BHS ini diberitahukan ini yang tidak boleh kamu makan, kamu harus melakukan ini, maksud sesungguhnya adalah supaya jangan berharap pada Opa, jangan membebani Opa tetapi berharap pada diri sendiri. Juga tidak berharap pada Tuhan supaya
Tuhan mengurus yang lain juga, bukan hanya kita yang diurus, supaya Tuhan mungkin bisa mengurus bumi bukan urus kita saja yang sakit kepala karena kita berharap hanya pada Tuhan tanpa upaya kita menjaga diri. Mari terus mengembangkan diri dalam berharap pada sumber harapan yang tepat.
Porat Antonius
NB:
Baca dan Hayati pesan Opa Anton ini dengan Segenap hati utk dijalankan dalam hidup keseharian agar benar2 sehat jiwa dan badan.
TEAMBHSKOCARKACIR
Niko Boleng
Comments
Post a Comment