Ketika mendengar orang lain menjadi sulit apalagi mendengar diri sendiri. Sebenarnya mudah mendengarkan orang lain melalui indera pendengaran kita. Sulit mendengarkan diri sendiri karena kita tidak tahu bagaimana dia berbicara. Tetapi mendengarkan orang lain akan menjadi jauh lebih mudah dan bermakna jika sudah sanggup mendengarkan diri sendiri. Bagaimana mendengar orang lain, anak–anak misalnya, kalau ,tidak belajar mendengar diri sendiri.
Mendengar diri sendiri sesungguhnya menjadi kunci mendengar orang lain apalagi terhadap anak.
Orang yang bisa mendengarkan diri sendiri adalah orang yang pasti bisa mendengarkan orang lain. Demikian juga orang yang suka menguasai orang lain pasti orang yang tidak bisa menguasai diri sendiri. Yang suka marah adalah yang tidak bisa menguasai diri sendiri. karena hanya bisa memarahi orang lain tetapi tidak sanggup memarahi dirinya sendiri. Yang suka mengendalikan orang lain tidak mendapatkan otoritas karena dia sendiri tidak bisa mengendalikan diri. Oleh karena itu penting dan terutama adalah belajar mengenal diri sendiri, belajar mendengarkan anak menjadi lebih mudah. Misalkan saja ketika anak bilang orang tua bodoh itu sesungguhnya benar karena kita tidak cerdas mendidik anak. Katakanlah ketika kita marah dan anak mengatakan kita bodoh karena memang marah itu ciri orang bodoh. Kalau kita belajar mendengarkan diri sendiri kita pasti sanggup mengelola diri sebelum mengambil sikap dan tindakan apalagi terhadap anak. Ketika hendak berbicara dengan orang lain sebenarnya tubuh sudah memberi tanda duluan apakah perlu atau tidak berbicara terhadap orang itu. Jika sudah terbiasa mendengar diri sendiri kita akan bisa mengendalikan diri untuk tidak berbicara jika diri sendiri sudah memberi tanda demikian. Tubuh kita sudah berbicara lebih dahulu sebelum kita berbicara dengan orang lain. Tubuh akan berbicara kalau tidak usah bicara dengan orang itu maka patuhilah itu. Dengan demikian kita terlatih mendengarkan diri sendiri. Maka benarlah dalam ajaran agama yang mengatakan Aku di dalam kamu dan kamu di dalam Aku karena Dia kebanyakan berbicara dari dalam.
Anak yang sering dipukul oleh orang tua, tidak akan mendengar orang tuanya. Pukulan dari luar mengaburkan kemampuan anak untuk mendengarkan dari dalam. Pukulan dari luar justru menyebabkan luka dari dalam atau luka batin. Ketika hendak marah biasanya kita diingatkan jika kita terbiasa mendengarkan diri sendiri. Jika diijinkan maka kita akan dituntun untuk memilih kata yang cocok untuk disampaikan. Mari terus belajar mengenal diri agar semakin terlatih mengendalikan diri terlebih untuk anak-anak dalam rumah.
PORAT ANTONIUS
NB:
Baca dan Hayati pesan Opa Anton ini dengan Segenap hati utk dijalankan dalam hidup keseharian agar benar2 sehat jiwa dan badan.
TEAMBHSKOCARKACIR.
by : Niko Boleng
Comments
Post a Comment