Skip to main content

BELAJAR HIDUP SEBAGAI MANUSIA - BHSO 31 Agustus 2024

 Pontianak, Lampung, Internasional.


BELAJAR HIDUP SEBAGAI MANUSIA.


Oleh Opa Porat Antonius.


Selama hidup, kita jarang sekali belajar menjadi orang baik. Kita belajar tentang berbagai bidang ilmu yang sebagian besarnya masih separuh jadi. Tetapi kita hampir tidak sungguh-sungguh untuk belajar menjadi suami atau istri  dengan sungguh-sungguh baik, anak yang baik, sahabat yang baik, karyawan yang baik. Kita juga jarang mempelajari agama dengan sungguh-sungguh. Hanya memahami agama dari mendengar orang. Kita tidak mempelajari bagaimana menjadi orang baik sesuai ajaran agama. Kita hidup hanya sekedar hidup. 


Sebenarnya penyakit yang kita alami setiap hari terjadi karena pengetahuan yang salah. Pengetahuan yang salah itu menjadi masalah karena kita kebanyakan menempatkan diri sebagai orang yang tahu. Ibu merasa lebih tau dari anaknya, sehingga dia mengatur anaknya. Ayah merasa diri lebih tau dari anggota keluarganya, sehingga dia mengatur mereka semua. Karena merasa diri lebih tau maka kita melihat orang lain salah dan merasa benar dengan marah-marah. Kita jarang belajar sungguh-sungguh menjadi orang baik. Kita juga jarang belajar reaksi tubuh akibat apa yang kita makan. Kita juga jarang belajar reaksi orang lain ketika kita marah. Karena kita tidak belajar, kita ikut saja permainan orang. Termasuk ketika diri kita sendiri menjadi permainan bisnis medis. Misalnya, suatu jenis tindakan medis, entah pengobatan atau imunisasi tertentu, apakah kita paham dengan cara mempelajari sungguh-sungguh tindakan medis itu. Karena kita tidak belajar, kita pikir semua obat-obatan yang dimasukkan ke tubuh akan menyembuhkan, menciptakan kekebalan. Kita tidak belajar bahwa kekebalan tubuh bukan dari obat-obatan, tetapi dari makanan yang kita makan. Obat tidak dirancang untuk menyembuhkan tetapi merangsang tubuh kita untuk menghadapi jenis penyakit tertentu. 


Melalui SKK, kita belajar tentang tubuh kita dan juga belajar menjadi diri yang baik. Ketika kita belajar menjadi orang baik, tubuh kita tidak hanya didatangi tetapi dikepung oleh rahmat setiap saat. Rahmat itu yang membentengi kehidupan kita. Orang yang baik bisa mengenal jenis makanan yang buruk untuk tubuhnya. Dia juga bisa membaca reaksi orang ketika dia melakukan yang baik atau buruk. Kebaikan tidak hanya menyelamatkan kita di dunia ini tetapi juga pada saatnya nanti. Makanan yang dilarang diterapkan hanya untuk hidup di dunia ini. Tetapi kebaikan bersifat abadi. Hati-hati dengan makanan. Ada racun yang bersifat alamiah pada makanan, tetapi juga yang makin banyak adalah human-made toxin. 


Banyak belajar kebaikan dari orang-orang baik, berhati mulia, minimal membaca buku supaya kita tidak ditipu oleh orang yang berkepentingan pada diri kita. Terus menerus tidak boleh berhenti menjadi orang baik. Terus belajar menjadi orang baik. Kita berjumpa di SKK supaya kita memiliki martabat sebagai manusia. Kita menjadi diri sendiri yang tidak tergantung pada orang lain, tetapi mengandalkan Tuhan.


TEAMBHSOKOCARKACIR.

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...