Pontianak, Lampung, Internasional.
BELAJAR HIDUP SEBAGAI MANUSIA.
Oleh Opa Porat Antonius.
Selama hidup, kita jarang sekali belajar menjadi orang baik. Kita belajar tentang berbagai bidang ilmu yang sebagian besarnya masih separuh jadi. Tetapi kita hampir tidak sungguh-sungguh untuk belajar menjadi suami atau istri dengan sungguh-sungguh baik, anak yang baik, sahabat yang baik, karyawan yang baik. Kita juga jarang mempelajari agama dengan sungguh-sungguh. Hanya memahami agama dari mendengar orang. Kita tidak mempelajari bagaimana menjadi orang baik sesuai ajaran agama. Kita hidup hanya sekedar hidup.
Sebenarnya penyakit yang kita alami setiap hari terjadi karena pengetahuan yang salah. Pengetahuan yang salah itu menjadi masalah karena kita kebanyakan menempatkan diri sebagai orang yang tahu. Ibu merasa lebih tau dari anaknya, sehingga dia mengatur anaknya. Ayah merasa diri lebih tau dari anggota keluarganya, sehingga dia mengatur mereka semua. Karena merasa diri lebih tau maka kita melihat orang lain salah dan merasa benar dengan marah-marah. Kita jarang belajar sungguh-sungguh menjadi orang baik. Kita juga jarang belajar reaksi tubuh akibat apa yang kita makan. Kita juga jarang belajar reaksi orang lain ketika kita marah. Karena kita tidak belajar, kita ikut saja permainan orang. Termasuk ketika diri kita sendiri menjadi permainan bisnis medis. Misalnya, suatu jenis tindakan medis, entah pengobatan atau imunisasi tertentu, apakah kita paham dengan cara mempelajari sungguh-sungguh tindakan medis itu. Karena kita tidak belajar, kita pikir semua obat-obatan yang dimasukkan ke tubuh akan menyembuhkan, menciptakan kekebalan. Kita tidak belajar bahwa kekebalan tubuh bukan dari obat-obatan, tetapi dari makanan yang kita makan. Obat tidak dirancang untuk menyembuhkan tetapi merangsang tubuh kita untuk menghadapi jenis penyakit tertentu.
Melalui SKK, kita belajar tentang tubuh kita dan juga belajar menjadi diri yang baik. Ketika kita belajar menjadi orang baik, tubuh kita tidak hanya didatangi tetapi dikepung oleh rahmat setiap saat. Rahmat itu yang membentengi kehidupan kita. Orang yang baik bisa mengenal jenis makanan yang buruk untuk tubuhnya. Dia juga bisa membaca reaksi orang ketika dia melakukan yang baik atau buruk. Kebaikan tidak hanya menyelamatkan kita di dunia ini tetapi juga pada saatnya nanti. Makanan yang dilarang diterapkan hanya untuk hidup di dunia ini. Tetapi kebaikan bersifat abadi. Hati-hati dengan makanan. Ada racun yang bersifat alamiah pada makanan, tetapi juga yang makin banyak adalah human-made toxin.
Banyak belajar kebaikan dari orang-orang baik, berhati mulia, minimal membaca buku supaya kita tidak ditipu oleh orang yang berkepentingan pada diri kita. Terus menerus tidak boleh berhenti menjadi orang baik. Terus belajar menjadi orang baik. Kita berjumpa di SKK supaya kita memiliki martabat sebagai manusia. Kita menjadi diri sendiri yang tidak tergantung pada orang lain, tetapi mengandalkan Tuhan.
TEAMBHSOKOCARKACIR.
Comments
Post a Comment