Skip to main content

Horor Vacui dan Horor Separatio, Alasan TUHAN Hadir - BHS Medan 27 Nov 2023

 Apakah dalam diskusi-diskusi selama ini, kita pernah bertanya, mengapa Tuhan harus datang? Pertanyaan ini perlu karena kedatangan Tuhan menunjukkan satu hal yang kontradiktif  dengan sifat Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Tahu, Maha Besar. Alam semesta terlalu kecil di hadapan Tuhan. Kalau alam semesta saja begitu kecilnya, apalagi manusia. Untuk apa Tuhan datang?


Dalam konteks itu, saya jelaskan kembali dua istilah klasik yang barangkali jarang kita dengar, yakni horror vacui dan horror separatio. 

Sebelum Tuhan datang, manusia menderita yang disebut horror vacui, yakni takut akan kekosongan, takut akan tempat yang kosong. Horror of emptiness. Manusia mengalami kekosongan iman. Karena ketakutan itu, manusia juga menderita horror of separation. Terpisah dari praktek nyata kehidupan beriman, yakni mengalami kekosongan relasi dengan orang. Salah satu tujuan Tuhan datang adalah mengisi kekosongan itu, supaya bumi yang begitu indah diciptakanNya tidak dirasakan sebagai sumber horor bagi manusia. 

Pertanyaannya, mengapa manusia mengalami bumi yang indah itu sebagai sumber horor. Karena, manusia terjebak dalam cara berpikir bahwa apa yang ada hanyalah yang bisa dirasakan oleh tubuh manusia. Tubuh manusia itulah kegelapan. Untuk itu, Tuhan membaharui terang, sehingga munculah iman. Benar bahwa iman berhubungan dengan tubuh, tetapi iman dominan berhubungan dengan jiwa. Yesus datang agar melalui tubuh itu kita dibawa ke dalam jiwa. Karena itu, ketika orang-orang yang menjadi pengikutNya, murid-muridNya, telah menggunakan tubuh mereka sebagai sarana untuk jiwa, Ia kembali. Dia akan datang kembali, tetapi kita tidak tahu kapan Ia datang. Kita juga jangan terlalu terjebak dalam terminologi di dalam teks Injil hari ini (Mateus 24: 37-44) yang cenderung menakutkan: kalau ada dua orang di ladang yang satu diambil, dua orang yang menggiling gandum yang seorang dibawa, dan seterusnya. Dengar apa yang dianjurkan Paulus yakni agar kita hidup dalam terang yang sudah dibawa Yesus. Ketika kita masih hidup dalam pesta pora, mabuk-mabukan, itulah kehidupan tubuh. Nikmat secara fisik, tetapi kita berada dalam kegelapan. Supaya kita jangan lagi mengalami horror vacui di bumi yang indah ini, marilah kita tinggalkan pesta pora. SKK sudah memulai menyadari itu, bahwa makan daging atau makan enak adalah hura-hura. Kita tinggalkan itu. 

Dalam hidup sehari-hari kita belum terlepas sepenuhnya dari horror vacui atau horror of separation. Dunia ini memperlihatkan banyak kekosongan itu. Makin banyak profesi dan kepakaran pada dasarnya menunjukkan kekosongan hidup. Misalnya, spesialisasi dalam dunia medis. Makin rumit. Namun manusia tetap merasa hampa atau kosong dari kesehatan. Kita merasa kosong dari sukacita hidup bersama orang lain. Perasaan kosong itu terjadi karena kita hidup dalam kegelapan. 

Dalam kehidupan di SKK, kita mulai mengatasi kekosongan itu. Ketika bertemu pertama kali, kita mengalami kehampaan relasi. Sekarang, kita tidak mengalami kehampaan. Dulu kita merasa terpisah. Kalian orang batak, pak Mans orang botak. Hehehe..Tetapi sekarang sudah diisi oleh kesatuan dalam iman. Bahwa kita disatukan oleh Tuhan yang sungguh baik dan mencintai kita. Kita tidak terpisah lagi dari hidup sehat. Kita tidak terpisah lagi dari hidup persaudaraan. Ketika Tuhan datang, kita tidak perlu takut lagi karena kita berada di tempat yang sudah diisi oleh iman. Kita berada di antara orang-orang yang tidak terpisah karena kita percaya apa yang kita lakukan ini adalah kehendak Allah. Ketika hidup kita diisi oleh iman, kita tidak lagi menderita horror vacui dan horror separatio. Kita meninggalkan pesta pora. 

Ketika merasakan kekosongan, isilah dengan doa. Kekosongan itu juga perlu dan bersifat alamiah supaya kita diundang untuk mencari cara mengisinya. Kekosongan menjadi cahaya ketika kita mengisinya dengan iman. 

Tuhan akan datang lagi. Tetapi jangan berpikir kedatangan Tuhan adalah membumihanguskan kehidupan. Tuhan seperti yang diungkapkan dalam buku Eksegese adalah sungguh baik. Ia membawa kasih untuk kita. Tetapi kalau kita menggantikan iman dengan pesta pora, ketika itu pula kita terpisah dari iman. Dengan sendirinya kita terpisah dari kasih Tuhan. Berjaga-jagalah, dalam arti peliharalah iman supaya kita tidak menderita horror vacui dan horror separatio.

TEAMBHSKOCARKACIR

CEK JUGA DI YOUTUBE CHANNEL, klik...

https://youtu.be/90XFt4qg66w

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...