Apakah dalam diskusi-diskusi selama ini, kita pernah bertanya, mengapa Tuhan harus datang? Pertanyaan ini perlu karena kedatangan Tuhan menunjukkan satu hal yang kontradiktif dengan sifat Tuhan yang Maha Kuasa, Maha Tahu, Maha Besar. Alam semesta terlalu kecil di hadapan Tuhan. Kalau alam semesta saja begitu kecilnya, apalagi manusia. Untuk apa Tuhan datang?
Dalam konteks itu, saya jelaskan kembali dua istilah klasik yang barangkali jarang kita dengar, yakni horror vacui dan horror separatio.
Sebelum Tuhan datang, manusia menderita yang disebut horror vacui, yakni takut akan kekosongan, takut akan tempat yang kosong. Horror of emptiness. Manusia mengalami kekosongan iman. Karena ketakutan itu, manusia juga menderita horror of separation. Terpisah dari praktek nyata kehidupan beriman, yakni mengalami kekosongan relasi dengan orang. Salah satu tujuan Tuhan datang adalah mengisi kekosongan itu, supaya bumi yang begitu indah diciptakanNya tidak dirasakan sebagai sumber horor bagi manusia.
Pertanyaannya, mengapa manusia mengalami bumi yang indah itu sebagai sumber horor. Karena, manusia terjebak dalam cara berpikir bahwa apa yang ada hanyalah yang bisa dirasakan oleh tubuh manusia. Tubuh manusia itulah kegelapan. Untuk itu, Tuhan membaharui terang, sehingga munculah iman. Benar bahwa iman berhubungan dengan tubuh, tetapi iman dominan berhubungan dengan jiwa. Yesus datang agar melalui tubuh itu kita dibawa ke dalam jiwa. Karena itu, ketika orang-orang yang menjadi pengikutNya, murid-muridNya, telah menggunakan tubuh mereka sebagai sarana untuk jiwa, Ia kembali. Dia akan datang kembali, tetapi kita tidak tahu kapan Ia datang. Kita juga jangan terlalu terjebak dalam terminologi di dalam teks Injil hari ini (Mateus 24: 37-44) yang cenderung menakutkan: kalau ada dua orang di ladang yang satu diambil, dua orang yang menggiling gandum yang seorang dibawa, dan seterusnya. Dengar apa yang dianjurkan Paulus yakni agar kita hidup dalam terang yang sudah dibawa Yesus. Ketika kita masih hidup dalam pesta pora, mabuk-mabukan, itulah kehidupan tubuh. Nikmat secara fisik, tetapi kita berada dalam kegelapan. Supaya kita jangan lagi mengalami horror vacui di bumi yang indah ini, marilah kita tinggalkan pesta pora. SKK sudah memulai menyadari itu, bahwa makan daging atau makan enak adalah hura-hura. Kita tinggalkan itu.
Dalam hidup sehari-hari kita belum terlepas sepenuhnya dari horror vacui atau horror of separation. Dunia ini memperlihatkan banyak kekosongan itu. Makin banyak profesi dan kepakaran pada dasarnya menunjukkan kekosongan hidup. Misalnya, spesialisasi dalam dunia medis. Makin rumit. Namun manusia tetap merasa hampa atau kosong dari kesehatan. Kita merasa kosong dari sukacita hidup bersama orang lain. Perasaan kosong itu terjadi karena kita hidup dalam kegelapan.
Dalam kehidupan di SKK, kita mulai mengatasi kekosongan itu. Ketika bertemu pertama kali, kita mengalami kehampaan relasi. Sekarang, kita tidak mengalami kehampaan. Dulu kita merasa terpisah. Kalian orang batak, pak Mans orang botak. Hehehe..Tetapi sekarang sudah diisi oleh kesatuan dalam iman. Bahwa kita disatukan oleh Tuhan yang sungguh baik dan mencintai kita. Kita tidak terpisah lagi dari hidup sehat. Kita tidak terpisah lagi dari hidup persaudaraan. Ketika Tuhan datang, kita tidak perlu takut lagi karena kita berada di tempat yang sudah diisi oleh iman. Kita berada di antara orang-orang yang tidak terpisah karena kita percaya apa yang kita lakukan ini adalah kehendak Allah. Ketika hidup kita diisi oleh iman, kita tidak lagi menderita horror vacui dan horror separatio. Kita meninggalkan pesta pora.
Ketika merasakan kekosongan, isilah dengan doa. Kekosongan itu juga perlu dan bersifat alamiah supaya kita diundang untuk mencari cara mengisinya. Kekosongan menjadi cahaya ketika kita mengisinya dengan iman.
Tuhan akan datang lagi. Tetapi jangan berpikir kedatangan Tuhan adalah membumihanguskan kehidupan. Tuhan seperti yang diungkapkan dalam buku Eksegese adalah sungguh baik. Ia membawa kasih untuk kita. Tetapi kalau kita menggantikan iman dengan pesta pora, ketika itu pula kita terpisah dari iman. Dengan sendirinya kita terpisah dari kasih Tuhan. Berjaga-jagalah, dalam arti peliharalah iman supaya kita tidak menderita horror vacui dan horror separatio.
TEAMBHSKOCARKACIR
CEK JUGA DI YOUTUBE CHANNEL, klik...
https://youtu.be/90XFt4qg66w
Comments
Post a Comment