Sehat ditentukan oleh diri sendiri. Cara mudah untuk sehat dengan diri sendiri adalah dengan menghindari makanan yang disebut racun itu. Di luar makanan itu, masih banyak yang bisa dimakan di muka bumi ini. Bahkan, pelayanan Bimbingan Hidup Sehat (BHS) ini menganjurkan autophagy, yakni makan sekali sehari. Opa Anton dan sebagian besar SKK lama sudah melakukan autophagy selama 16 tahun. Secara ekonomi, metode ini hemat. Masing-masing orang memiliki kemampuan untuk menjalankan autophagy. Untuk anggota SKK, kemampuan itu bukan hanya karena berasal dari diri sendiri tetapi terutama karena bantuan Tuhan.
Tuhan membantu manusia dalam semua hal. Opa bisa menolong orang sakit bukan karena belajar ilmu pengetahuan atau bisa menulis tetapi karena Tuhan. Untuk bisa mengalami atau mendengar Tuhan, harus menjadi orang baik. Karena itu, bapa/ibu yang baru bergabung, selain menghindari makanan yang dilarang, harus berjuang menjadi orang baik. Melalui BHS, perjuangan bapak/ibu tidak menghabiskan biaya. Banyak cerita orang menghabiskan biaya dan upaya untuk mencari cara mengatasi penderitaan mereka. Salah satunya adalah cerita Amy B. Scher yang menuliskan pengalamannya melalui buku, “How to Heal yourself When No One Else Can..” Penderitaannya membawa dia untuk berkelana keliling dunia dari Amerika, India hingga Inggris untuk mencari obat dan terapi yang katanya bisa menyembuhkan. Tidak ada satupun dari metode itu yang mengurangi penderitaannya. Ketika akhirnya dia bisa menemukan metode penyembuhannya sendiri tanpa obat, Amy menyadari bahwa salah satu penyakitnya adalah karena dia berpura-pura dalam hidup. Dia mau menjadi anak yang sempurna di mata orang tuanya dan takut gagal dalam hidup. Sehingga dia menderita ketakutan akan kehilangan orang tuanya. Dengan berjuang untuk menerima dirinya sendiri apa adanya dan orang lain apa adanya. Akhirnya, dia sembuh tanpa obat.
Berjuanglah untuk mendengar Tuhan melalui suara hati. Kalau tidak bisa mendengar suara hati, dengar orang lain dengan sungguh-sungguh. Mendengarkan orang juga merupakan kebaikan kecil. Karena itu, terbukalah terhadap orang lain. Jangan terburu-buru memilah yang baik dari yang buruk. Karena Allah juga hadir lewat yang buruk. Dengan mendengar, Bapa/Ibu dilatih untuk tidak membenarkan diri, tidak menyalahkan orang lain. Ketika upaya itu dilakukan secara konsisten maka lambat laun Allah akan berbicara dari luar. Ketika Bapa/Ibu menjalankan apa yang dikatakanNya, akhirnya Dia memperlihatkan diriNya. Dalam pengalaman Opa, untuk bisa mendengar suaraNya, dibutuhkan waktu 15 tahun. Untuk bisa melihat, butuh waktu 26 tahun. Tetapi yang harus dicamkan adalah jangan berpikir hal-hal besar untuk mengalami Tuhan. Cukup hal kecil. Dari yang ,kecil akan bertumbuh. Misalnya, dimulai dari belajar untuk tidak marah. Mungkin upaya itu susah. Tetapi cobalah kalau ada gejolak marah, usahakan untuk tidak diungkapkan. Dalam situasi itu, berdoa untuk diri sendiri dan orang yang bersangkutan itu. Allah yang baik tidak mengukur manusia dari hal-hal besar, tapi dari hal-hal kecil, karena Dia tahu tidak semua manusia bisa melakukan hal-hal besar. Tetapi semua manusia dapat melakukan hal-hal kecil yang sederhana.
Ketika gagal mendengar orang lain, Allah masih menggunakan alam. Misalnya, relasi dengan udara, harus tetap berlangsung, kalau tidak mau putus napas. Supaya relasi itu terus berlangsung, peliharalah pohon. Dunia ini rusak karena manusia terlalu rakus makan. Hubungan sosial juga rusak karena rebutan makanan. Autophagy dapat membantu bumi ini dengan cara mengurangi pemaksaan untuk mengeruk makanan bagi manusia.
Melalui BHS ini, semua orang sebenarnya diberitau makanan yang dilarang supaya tidak tergantung pada orang lain. Makanan itu tidak diterima oleh sistem tubuh, sehingga kalau dimakan akan menimbulkan sakit. Apa yang diberikan itu adalah sungguh-sungguh. Tidak main-main. Karena itu, sungguh-sungguh mendampingi orang yang mau ikut, juga menerima apa adanya mereka yang berhenti. Karena apa yang berlangsung selama pelayanan ini adalah Kuasa Tuhan. Kalau bukan kehendak Tuhan, opa bisa saja menentukan sendiri kesembuhan seseorang dan membuka kesempatan pelayanan kapan saja untuk semua orang. Tetapi opa Anton berkali-kali menegaskan bahwa dia bukan penyembuh. Yang menentukan kesembuhan adalah Allah. Dalam hal ini adalah YESUS yang diyakininya dan disembahnya sebagai Tuhan yang menyembuhkan orang-orang yang mengikuti pelayanan ini. Karena itu, percayalah Allah itu ada, apapun agamanya.
Kalau bapak/ibu mencintai Allah, diri sendiri, sesama dan ciptaan Tuhan di dunia dengan sungguh-sungguh, maka terhadap sakit sebetulnya tidak memerlukan obat. Makanan yang didaftar itu dilarang bukan karena Tuhan tidak mencintai Bapak/Ibu. Justru daftar makanan itu adalah salah satu bukti cinta Tuhan, supaya manusia hidup tidak hanya untuk urus makan saja. Supaya uang yang telah dikumpulkan susah payah tidak hanya habis untuk belanja makanan.
Apalagi kalau mengikuti autophagy, maka akan ada banyak waktu yang bisa dipakai untuk sesuatu yang lebih berguna daripada sekedar untuk masak dan menyiapkan makan. Barangkali pada waktu-waktu itu Bapak/Ibu mengunjungi saudara dan berbagi cerita, tanpa harus sibuk pula dengan makanan. Saudara yang dikunjungi juga tidak sibuk mengurus makanan. Cukup menyediakan air saja. Banyak orang meninggal dunia prematur karena kelebihan makan. Mungkin saja orang meninggal pada usia 70 tahun, tetapi sebagian besar hidupnya adalah untuk sakit. Hidup yang demikian itu adalah bentuk kematian yang menyakitkan.
Melalui kesempatan ini, semua orang yang baru bergabung diundang untuk menjalankan autophagy. Autophagy juga merupakan kesempatan bagi orang untuk membesarkan jiwa. Karena jiwalah yang menentukan kekuatan menjalani hidup, bukan tubuh. Jangan mendengarkan orang yang menakuti-nakuti, seolah-olah autophagy berbahaya. Suara yang menakuti-nakuti itu adalah suara setan. Suara Tuhan tidak menakut-nakuti tetapi selalu memberi harapan.
TEAMBHSO KOCARKACIR
Comments
Post a Comment