Skip to main content

Untuk Apa Kita Di Sini? - BHSO NTT dan Lampung 5 Feb 2022

 

Apa yang kita cari di bumi ini? Dalam buku Eksegese ada salah satu topik yang mengutarakan pertanyaan, “untuk apa aku disini”. Selama ini, kita berkonsentrasi pada mengumpulkan segala sesuatu untuk tubuh seperti makanan yang enak. Hasilnya adalah seperti yang kita alami dan saksikan. Banyak orang sudah makan segala-galanya, akhirnya sakit hingga sekujur tubuhnya hancur. Rupa macam penyakit. Manakala pengalaman seperti itu terjadi, kita merasa tidak ada gunanya hidup di bumi ini. Untuk apa hidup? Selain penderitaan tubuh, ada juga yang didera jenis penderitaan lain. Cekcok dengan orang atau dimusuhi orang. 


Melalui SKK, kita diajak untuk melihat secara berbeda yang barangkali sering dilupakan orang. Yakni bahwa kita ada disini untuk menunjukkan kebaikan. Lebih dari itu, kehadiran kita memberi pesan bagi mereka yang tidak percaya Allah bahwa Tuhan itu ada. Banyak orang yang ragu akan Allah, lalu mereka menggantungkan hidupnya pada makanan, fasilitas rumah, rajin kontrol kesehatan, tergantung pada obat. Tetapi semuanya itu tidak memberikan jawaban. 


Sebenarnya pengalaman dr. Erlyn atau dr Wahyu, mau mengatakan bahwa ilmu yang kita anggap hebat justru membawa bencana. Setelah mereka beralih ke cara hidup baru, tanpa meninggalkan yang lama, ditambah dengan kebaikan, maka hidup mereka berubah. Bagi mereka yang baru atau yang lama, jangan kita jadikan cara hidup lama sebagai ukuran. Boleh punya ilmu tetapi jangan jadikan itu sebagai jawaban. Boleh punya duit untuk keliling dunia, makan apa saja dan dimana saja, tetap saja sakit. Itu berarti semuanya itu juga bukan jawaban. Karena itu di SKK kita diminta untuk jaga makan dan jadi orang baik. Banyak orang mencari kesenangan dengan keliling dunia untuk cari makanan enak. Akhirnya, punya rumah bagus, tetapi pemiliknya hidup di kursi roda atau di tempat tidur. Punya kolam renang akhirnya tidak bisa berenang. Punya mobil mewah tetapi tidak bisa bepergian. Harta semacam itu tentu perlu ada. Namun jangan lupa untuk hidup menurut ukuran kebaikan, sebab Allah itu ada. Kita sakit kadang-kadang sebagai suatu peringatan bahwa masih ada yang lebih penting daripada sekedar makan minum, daripada sekedar fisik. Untuk itulah SKK ada, yakni supaya orang jangan terjebak pada materialisme. Kita butuh materi tapi jangan jadikan materi sebagai tujuan hidup atau tujuan keberadaan di dunia ini. Bekerja keras boleh, tetapi jangan jadikan kerja itu sebagai ajang mengumpulkan materi. Kita kerja keras untuk memiliki tetapi juga supaya melalui modal itu kita bisa berbuat baik, yakni menolong orang lain. Yang terjadi saat ini, banyak orang yang punya uang tapi mereka sendiri tidak bisa menikmatinya. 

Bagi yang masih sehat, belum terlambat menolong orang susah. Karena kita hidup untuk menujukkan bahwa kita adalah citra Allah karena memang Allah itu ada. Selama setahun anggota SKK sudah menunjukkan bahwa makan sekali tidak apa-apa. Tetap sehat. Praktekkan autophagy. Tinggalkan pola pikir bahwa kita tidak bisa kerja karena tidak makan. Mengurangi makan adalah cara supaya kita bisa memberi makan pada yang lain. Orang-orang yang sudah sukses seharusnya kumpul bersama untuk mencari jalan bagi mereka yang tidak punya pekerjaan. Terbukti bahwa kalau kita sakit, uang sendiri tidak bisa menolong kita. Adapun kita minta bantuan dari orang yang tidak tahu kebaikan kita, dia hanya akan menguras uang kita. Sebab, kita hanya bisa tertawa dengan orang yang mengalami kebaikan kita. Tidak bisa kita menumpuk uang dan mengajaknya bercanda. 

Renungkanlah baik-baik. Kita ada disini tidak hanya untuk makan, tidak hanya mengumpulkan harta, tetapi untuk menunjukkan kepada dunia bahwa Tuhan itu ada.


TEAM BHSO KOCARKACIR

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Takut, Allah Menyertai Kita - Oleh Porat Antonius - BHSO Klaten 7 Agt 2021

Kita diminta jangan takut. Kalau kita takut, banyak hal yang buruk terjadi pada kita. Bersukacitalah. Sebenarnya dalam ilmu kedokteran, sukacita sudah diakui sebagai obat dan sudah dirumuskan dalam apa yang disebut Placebo. Dari bahasa Latin, placebo domino in regione vivorum. Secara mudahnya diterjemahkan “Saya bersukacita karena Allah hadir dalam hidup dalam hidupku”. Namun belakangan ini muncul istilah Nocebo, menakut-nakuti. Orang ditakuti-takuti dengan penyakit sampai harus makan obat seumur hidup. Tidak disadari banyak orang, bahwa pandemi sekarang ini adalah wujud nocebo. Diekspos kemana-mana virus ini sudah ada varian baru, varian ini dan itu. Itu semua meningkatkan ketakutan kita. Karena itu, makin banyak yang menderita karena makin cemas. Apalagi, setelah vaksin pertama kena covid, vaksin kedua masih takut. Masih takut lagi maka ditambah dengan booster. Akhirnya tubuh kita penuh vaksin. Ini semua praktek nocebo. Saya minta anggota SKK tidak perlu takut.  Sebagai warga neg...

Sehat Ditentukan Oleh Allah - BHSO Lampung Makassar 4 Feb 23

Untuk yang baru, selamat meninggalkan cara berpikir medical-based. Selama ini, manusia modern melihat cara berpikir medis sebagai yang terbaik yang menjawab masalah kesehatan kita. Hari ini, Bapak/Ibu yang baru bergabung diajak masuk ke suatu cara yang dianggap oleh dunia modern sebagai tradisional. Tetapi apapun label yang dunia sematkan, sudahlah. Yang penting kamu berani meninggalkan cara pikir yang diagung-agungkan banyak orang.  Hari ini ditegaskan sekali lagi bahwa sehat itu sebenarnya ditentukan oleh Allah. Bukan oleh alat. Karena itu, Bapak/Ibu diajak agar dengan cara hidup masing-masing, cara agama masing-masing, “Mari kita kembali pada Allah”. Saya (Opa Anton) menjadi seperti sekarang ini bukan karena hasil belajar. Saya bisa mengetahui sakit dan penderitaan Bapak/Ibu secara detail, bukan karena memiliki kepakaran medis. Informasi kesehatan personal termasuk apa yang menyebabkan Bapak/Ibu sakit dapat diakses secara mudah dari Allah. Sayangnya karena keterbatasan waktu, sa...

PESAN - Oleh Rafael - TDM 20 Februari 2025

PESAN MALAIKAT RAFAEL  Pesan ini singkat… kalian dengarkan baik2, pesannya singkat. Tapi saya mau koreksi tentang kata PESAN.   Pesan itu sesuatu yang disampaikan, kalian belum memiliki apa yang dipesankan. Kalian mendengarkan kata2 itu  masuk ke dalam diri kalian tetapi ia akan hanya menjadi kata2.  Kata2 itu apa sih….kata2 itu adalah sesuatu yang menentukan dalam pikiran kalian…  kata2 bisa menjadi sebuah energi, pendorong untuk kalian bisa melakukan sesuatu. Tetapi kata2 hanya akan menjadi kata2, walaupun kata2 itu sendiri punya energi. Tetapi ketika tidak digunakan kata2 itu hanyalah kata2.. misalnya kata cantik… ada energi dari kata cantik itu… energi yang mungkin selama ini tidak dipandang sebagai suatu hal atau energi yang bisa menghidupkan diri kalian… saya hitam misalnya…yah sudah…kalian akan menerima diri kalian sebagai orang yang hitam…tapi dunia membentuk hitam itu sebagai sesuatu yang negative. Sesuatu yang membuat kalian ooo saya berbeda dan saya y...