Pertanyaan ini adalah pertanyaan untuk semua orang : untuk apa aku di sini? Jawabannya bermacam-macam : saya di sini untuk menjadi dokter, guru, Pastur, petani, tukang. Namun untuk orang beriman jawabannya cuma satu yakni : "untuk menunjukkan perutusan ku."
Ketiga bacaan hari ini menegaskan perutusan setiap orang. Pertama ditegaskan bahwa sebelum manusia ada, tugas perutusannya sudah ditetapkan Allah. Manusia tidak menentukan sendiri perutusannya, manusia juga tidak berhak menolak perutusan dari Allah itu dan menetapkan tugas perutusannya sendiri. Tugas manusia hanya menerima dan menjalankannya. Yang kedua ditegaskan bahwa dalam melakukan tugas perutusan, manusia tidak perlu gentar dan takut. Tugas itu adalah tugas Allah. "Sebab Aku menyertai engkau". Yang ketiga ditegaskan bahwa setiap orang menjadi -seseorang dengan tugas khusus-. Yang umum dan sama sebagai perutusan semua orang adalah : mengasihi.
Ketika manusia beriman berhadapan dengan situasi yang membingungkan tentang perutusannya - dengan bertanya untuk apa aku disini ; untuk apa saya menjadi ini - itu , cepat atau lambat Allah akan menjawabnya, namun bagi manusia beriman : lakukan saja. Semua tugas perutusan itu jika dilakukan dengan kasih maka setiap manusia beriman akan menikmatinya. Jadikanlah kasih sebagai mahkota setiap profesi. Yang berbahagia bukan hanya yang mengasihi namun juga yang mengalami kasih itu.
Dalam kehidupan rumah tangga banyak orang tua yang tidak - atau lupa bertanya tentang perutusan anak-anaknya. Pun tidak bertanya tentang perutusannya sebagai orang tua. Yang jelas ketika masih kecil seseorang anak diutus ke tengah keluarga untuk dicintai. Disini terhadap anak sekecil ini tugas perutusan orang tua adalah mencintai. Orang tua juga diutus memberikan contoh mencintai. Orang tua mencintai anak apa adanya. Banyak orangtua yang gagal mencintai dan memberi contoh mencintai dan berkilah : "jangan memanjakan anak" Yang terjadi sesungguhnya orang tua seperti ini tidak ingin berkorban untuk mencintai anaknya secara total. Anaknya yang dikorbankan demi gengsi atau kesombongan orang tua.
Ketika semakin dewasa orang tua sambil terus mencintai harus bertanya pada Allah Untuk apa anak-anak ku di sini. Pertanyaan ini terus ditanya kan supaya sedini mungkin orang tua mengenal perutusan khusus anaknya. Ketika telah diketahui, tugas orang tua selebihnya adalah mendukung perutusan anaknya tanpa memaksakan konsep umum. Konsep umum perutusan orang lebih cenderung terjadi karena pertimbangan gengsi sosial dan ekonomis, bukan malah mendukung perutusan anak.
Untuk apa Aku di sini? --- Saya ini untuk menunjukkan kepada dunia Tugas perutusan ku untuk menebar kasih agar dunia ini menjadi dunia kasih.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi C, Buku Jilid 2
_edian_
Comments
Post a Comment