Rasionalitas berkaitan dengan kemampuan yang dimiliki oleh manusia untuk membedakan apa yang baik dari yang buruk, untuk membedakan apa yang benar dari yang salah. Diharapkan dengan itu, kita dapat memilih apa yang baik, dan apa yang benar. Lalu menghindari yang buruk dan salah.
Dengan demikian rasionalitas ditujukan supaya kita dapat hidup bermoral. Hidup bermoral membuat kita hidup suci. Secara kognitif rasionalitas harus membuat kita memiliki kemampuan untuk membedakan yang berguna dan tidak berguna, yang baik dan benar dari yang tidak baik dan benar.
Kalau kita tidak bisa membedakan apa yang baik dari yang buruk, apa yang berguna dari yang tidak berguna, tidak bisa membedakan apa yang benar dari yang salah, itu berarti kita irasional.
Selama ini kita tidak tahu makanan apa yang buruk bagi tubuh kita. Lalu, sekarang kita sudah tahu mana makanan yang buruk untuk tubuh kita. Seorang yang rasional akan menghidari makan yang buruk bagi tubuhnya. Sebaliknya, orang yang irasional tidak mau menghindari makanan yang buruk bagi tubuhnya.
Degan rasionalitas yang kita miliki, kita hidup bermoral. Moral memiliki fungsi sebagai perantara kebaikan Allah.
Dalam kisah inijil orang Kristen. Adam dan Eva karena berdosa mereka menjadi irasional. Mereka sudah mengetahui apa yang boleh dan apa yang tidak boleh. Namun mereka memilih untuk melakukan apa yang tidak dibolehkan oleh Tuhan.
Saat mereka memilih untuk melakukan hal yang tidak boleh, mereka kemudian menjadi telanjang. Mereka pikir, mereka akan menjadi lebih hebat kalau telanjang. Mereka kemudian menjadi telanjang. Mereka karena dosanya, moralnya tidak ada lagi. Mereka tidak cerdas lagi. Mereka kemudian menjadi malu dengan Tuhan, ketika mereka sudah telanjang.
Kitapun demikian. Kalau kita tidak hidup bermoral, maka kita menjadi malu, bahkan kecerdasan kita akan hilang. Karena itu, kita menempatkan diri sebagai rasional, jangan lupa bahwa dengan rasional kita hidup menjadi lebih baik dan benar. Dengan itu kita menjadi lebih cerdas.
Orang baik itu berteman dengan banyak orang. Orang baik tidak banyak sakit. Orang baik kalau belajar, semakin cerdas. Kalau semakin cerdas dia semakin mendapat hormat orang. Sebaliknya kalau ia tidak cerdas, ia menjadi malu dan menyembunyikan diri.
Jadi kita belajar banyak hal untuk tahu tentang yang baik dan buruk, tapi jangan bangga dengan apa yang sudah kita ketahui, kalau kita tidak berteman baik dengan banyak orang. Itu namanya bohong.
Belajar filsafat tetapi tidak bijaksana itu bohong, belajar komunikasi atau bahasa tetapi tidak memiliki teman, itu namanya bohong.
Kita terus belajar.
Rasionalitas perlu kita kembangkan terus-menerus untuk mengatahui apa yang benar. Setelah mengetahui apa yang benar, kita menjadi pelaku utama dari apa yang kita ketahui benar dan baik.
Tentu tidak ada kebenaran yang tunggal. Selalu ada perbedaan dan petentangan. Namun, kita akan dibantu untuk mencapai kebenaran yang tertinggi.
Selama ini hidup kita menjadi lebih sehat, penuh sukacita, dan kebaikan, kita akan dibantu. Oleh karena itu, setialah dalam kebenaran dan kebaikan.
Gunakan otak rasional sebagai mendia untuk hidup sebagai homo deus. Fungsi utama rasio adalah melihat yang benar dan yang salah, lalu melakukan yang benar dan menghindari yang salah.
Oleh Porat Antonius
TEAM BHSO KOCARKACIR.
Comments
Post a Comment