Skip to main content

Life Long Learning - BHSO Surabaya 4 Des 2021

 Ada ungkapan Bahasa Inggris yang dihafal di seluruh dunia terutama oleh mereka yang paham, life long learning. Manusia harus belajar seumur hidup. Yang tidak belajar sama dengan tidak hidup. Bukti bahwa kita hidup adalah ketika kita terus belajar. Misalnya, petani terus belajar dari apa yang dialaminya di ladang. Dokter belajar dari apa yang dialaminya ketika berhadapan dengan pasien, maupun belajar dengan membaca dari dokter lain, baik masa lalu maupun masa kini. Polisi juga begitu belajar dari pengalamannya berhadapan dengan kejahatan.  

Mengapa harus belajar, karena kita sendiri berubah. Dunia juga berubah. Kalau kita tidak belajar, derajat kita akan diturunkan seperti binatang. Banyak orang di dunia ini yang mengajarkan sesuatu kepada monyet. Tetapi monyet tidak bisa berubah seperti manusia. Jadi belajar adalah bagian dari hakikat menjadi manusia. Belajar pun membutuhkan proses. Misalnya meskipun sudah jadi dokter, jangan pernah tinggalkan baca. Untuk bisa membaca, belajar sejak SD. Tetapi setelah pintar membaca, tamat juga membacanya. Kita wajib belajar karena kita tidak pernah selesai diciptakan. Proses penciptaan kita masih terus berlangsung. Karena itu, kita juga harus berubah untuk terus lebih baik. Lebih tekun, lebih rajin, lebih suci.

Orang katolik atau kristen pada umumnya diminta belajar untuk dekat pada apa yg dikehendaki Tuhan. Kita makin belajar, makin bertumbuh dalam kebaikan. Makin tua, makin besar kita dalam perbuatan baik. Misalnya, pada usia tertentu sudah tidak lagi minta maaf, tapi memberi maaf. Kalau ada sesuatu yang akan menyinggung perasaan orang, dimulailah minta maaf. Seorang dokter yg dia tahu gagal menangani pasien, harus diawali dengan minta maaf daripada kemudian hari gagal baru minta maaf. Dengan begitu, kita belajar rendah hati. Tapi bukan rendah diri.

Kita sudah belajar dari sejak dibentuk. Kita belajar membaca dan menulis sejak kecil. Padahal kita keluar uang banyak untuk mendapatkan kesempatan membaca dan menulis. Setelah sudah bisa menulis, sharing pengalaman ke orang lain melalui tulisan itu. Misalnya, dr. Bonita atau dr. Wahyu, sisihkan waktu untuk menulis pengalaman ketika berhadapan dengan pasien. Berbagai jenis pasien. Kalau kita tidak menulis, tidak banyak orang yang tahu. *Beranilah menulis, supaya orang lain juga bisa mendapatkan pelajarannya.

Belajar melalui pengalaman dan reflesikan. Pengalaman adalah guru terbaik. Secara teologi, Tuhan menggunakan pengalaman personal kita untuk mengarahkan kita pada kebenaran. Tuhan memberi kita jalan melalui pengalaman-pengalaman kita. Jangan  sampai ada doktor monyet, master monyet, dosen monyet, perawat monyet, sarjana monyet. Orang yang terus belajar saja yang bisa menemukan kebenaran dan kebaikan dan juga belajar lebih baik dari waktu ke waktu.


TEAM BHSO KOCARKACIR.

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD FILIUM AMATUM DEI - BHS TDM - 15 Mei 2025

Di dalam otak kita, siapa pun kita, kita memiliki cita-cita, mempunyai kerinduan untuk menjadi bahagia. Kerinduan untuk memiliki uang, misalnya, itu hal yang normal karena hidup membutuhkan uang. Kerinduan untuk mendapatkan pekerjaan itu wajar karena memang bagian dari hidup. Tetapi sejatinya ada satu kerinduan tertinggi untuk orang beriman adalah rindu menjadi orang suci. Karena menjadi suci itulah jaminan mengalami kebahagiaan tertinggi dan kebahagiaan kekal. Opa lalu bertanya, “Pernakah kita membesaarkan kerinduan seperti itu dan berjuang melakukannya?” Pertanyaan sangat penting ini muncul di sela-sela Opa menjelaskan 7 keutamaan hidup sebagai lawan dari 7 dosa yang membawa kematian, Opa bercerita pengalaman hidupnya berjuang menjadi anak kesayangan mama dan ini bisa menjadi model anak kesayangan Allah atau menjadi suci untuk mendapatkan anugerah kebahagiaan kekal itu.  A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD… dari menjadi anak kesayangan mama menuju… Jika mau jujur semua cita-cita kita um...