Melalui ketiga bacaan Minggu ini ditawarkan kiat agar manusia umumnya dan umat beriman khususnya mengalami sukacita dan kebenaran Allah dalam hidup kini dan di sini. Dalam ketiga bacaan itu penginjil menawarkan cara pertama, manusia siap dan rela dituntun oleh cahaya kemuliaan Allah bukannya dituntun oleh cahaya pengalaman dan pengetahuan manusia sendiri. Untuk dapat mengalami tuntunan itu secara intensif, manusia harus bertobat, rela dibaptis dengan air dan terutama dibaptis dengan Roh. Kemudian, ketika karena keterbatasan, belum mencapai yang maksimal, mintalah dukungan doa orang lain seperti yang dilakukan oleh Paulus untuk umatnya di Filipi. Demikian juga sebenarnya yang dilakukan pastor paroki terhadap umatnya, pemimpin terhadap rakyatnya dan orangtua terhadap anaknya. Bila manusia belum bersukacita dan belum benar, itu tanda bahwa manusia belum beriman kepada Allah. Karena belum beriman, sikap rela dituntun dengan mendengarkan Allah dengan tekun tidak mungkin terjadi dan dilakukan. Itu jugasebagai indikasi bahwa manusia lebih beriman pada pengalaman dan pengetahuannya sendiri. Inilah cikal bakal penderitaan dan kesengsaraan di tengah hiruk pikuknya kemajuan ilmu dan pengetahuan.
"manusia lebih beriman pada pengalaman dan pengetahuannya sendiri"
Melalui ketiga bacaan ini, juga pada bagian injil yang lain, penginjil dan Allah sendiri menuntun manusia untuk menjadikan sikap mendengarkan Allah, kerelaan dituntun-Nya merupakan sikap moral kehidupan tertinggi yang harus ada pada manusia. Dengan ini manusia diterangi untuk dapat mengelola kasih dengan sesama dengan benar dan mengelola alam dengan benar. Hidup dalam kebenaran Ilahi itulah sukacita dan sukacita tertinggi pada manusia. Untuk meraihnya, manusia mendengarkan Allah dengan sungguh-sungguh.
Hidup sesuai kebenaran Allah inilah yang harus diperjuangkan manusia, terutama orang beriman. Hidup dan praktek hidup inilah yang menjadi ciri pembeda tak terbantahkan antara orang beriman dan yang belum atau tidak beriman. Manusia umumnya dan orang beriman khususnya diajak agar mulai sekarang membiasakan diri untuk mendengarkan tuntunan Allah setiap saat. Tidak hanya untuk urusan yang rumit. Untuk urusan sekecil apapun, seperti urusan membeli makanan di pasar atau membeli pakaian di toko, cobalah mendengarkan tuntunan Allah. Allah setia setiap saat dan dalam setiap urusan. Coba dan akan tahu sendiri bahwa Allah sungguh setia.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi C, Buku Jilid 1
_edian_
Comments
Post a Comment