Skip to main content

Waktu - BHSO Klaten 9 Oktober 2021

Bersyukurlah. Karena melalui waktu, Tuhan selalu mencari cara untuk kita berjumpa. Perjumpaan online tidak lebih rendah kualitasnya daripada offline di Klaten. Bedanya, online buat kita tersenyum dan tertawa jarak jauh. Karena itu, senyum dan tertawa juga harus lebih lebar dari biasanya. 


Tetaplah sukacita. Kalaupun ada masalah sakit yang kita hadapi, jangan dipandang sebagai hambatan bagi kebaikan. Ketika sakit, rahmat untuk tubuh ditutup sementara. Tapi rahmat untuk jiwa dibuka lebar. Dalam rahmat untuk jiwa itulah, kita bicara waktu hari ini. Pepatah latin bilang “tempus gratias est”. Artinya, waktu adalah rahmat. Hari ini, saya ingin menambahkannya dengan yang lain, yang lebih praktis dalam merefleksikan waktu, yakni "tempus caritas et veritas est", yakni waktu adalah kasih dan kebenaran. 


Sebenarnya, waktu, udara dan matahari adalah simbol-simbol sederhana dunia yang mengungkapkan betapa adilnya rahmat dari Tuhan. Siapapun mengalami waktu yang sama, udara yang sama, matahari yang sama secara adil. Pertanyaannya, bagaimana kita menunjukkan rahmat yang ditunjukkan oleh waktu, udara, matahari sungguh-sungguh sebagai rahmat. 


Caranya adalah mengisi waktu dengan kasih dan kebenaran. Setiap saat berbuat baik dan benar. Itulah waktu yang mendatangkan rahmat. Setiap hembusan napas, kirimlah kasih kepada yang lain. Setiap kali melihat orang lain di bawah sinar matahari yang sama, berbagilah kebaikan dan kebenaran. 


Ketika kita sungguh-sungguh menggunakan waktu sebagai rahmat, maka hasilnya benar-benar rahmat. Rumah Granting Klaten telah menunjukkan bukti. Setiap perjumpaan kita disana adalah rahmat yang menciptakan kesehatan bagi banyak orang. Lebih dari itu, melalui pertemuan kita tidak hanya bersaudara, tetapi bersaudara untuk membawa rahmat. Perjumpaan dengan bu Yustina dan Pak Sus membawa rahmat perjumpaan yang lebih besar di Klaten. Tanpa waktu perjumpaan itu, kita tidak akan mengalami rumah pelayanan Klaten seperti yang terjadi sekarang ini. Semua orang dari berbagai latar belakang dibawa ke dalam waktu kasih yang sama, tanpa mengenal agama. Kita dipertemukan sebagai anak Allah yang sama. 


Siapa yang menyia-nyiakan waktu ketika mengalami perjumpaan, maka ia menyia-nyiakan rahmat dari perjumpaan itu. Siapa yang menyia-nyiakan waktu untuk bekerja, ia kehilangan kesempatan untuk hidup lebih baik. Siapa yang menyia-nyiakan waktu untuk membaca, maka dia menyia-nyiakan waktu untuk kecerdasan. 


Ragu dan Cemooh


Untuk yang baru maupun yang lama, ragu terhadap apa yang diterima adalah manusiawi. Itu menunjukkan kita masih hidup. Bahasa Latin menyebut, dubito ergo cogito ergo sum. Saya ragu maka saya berpikir dan saya ada.  Bahkan cemas, takut juga merupakan penanda hidup. Karena itu, ada yang menyebut anxior ergo sum. Saya cemas maka saya berpikir. Ketika ragu, cemas, atau takut, itu berarti anda masih hidup. 


Kenapa ada cemas dan ragu? Karena kita mengandalkan otak. Otak tidak membawa kepastian. Secanggih-canggihnya alat, tetap terbatas. Sejak dulu, orang-orang pintar tetap memberikan porsi keraguan terhadap ilmu pengetahuan. Rene Descartes berusaha menemukan kepastian dengan berpikir. Seharusnya tidak hanya berpikir tetapi menempatkan berpikir sebagai jalan menuju Allah. Dubito ergo, credo ergo, ergo imago dei sum. Saya ragu, saya percaya, dan saya tahu saya anak Allah. Karena itu, dalam keraguan, berdoalah supaya sampai pada kepastian. Saat ini, pengetahuan hanya sampai pada upaya mengurangi keraguan. Tetapi itupun tidak bisa diatasi. Ketika cemas dan solusinya mengandalkan otak maka kita jadi manusiawi. Sehingga obat dokter diberikan untuk menghentikan berpikir dan cemas untuk sementara waktu. Ketika pengaruh obat hilang, cemas atau takut datang lagi. Kalau ragu terus, tidak akan pernah menemukan Tuhan.


Dunia sekarang pakai teori terbaru untuk menunjukkan kepastian. Tetapi teori itu meninggalkan jiwa. Hanya mengurus tubuh. Ketika jiwa ditinggalkan, akhirnya yang terjadi adalah kebingungan tiada henti. Karena itu, jangan mengandalkan buku-buku yang terus membawa keraguan. Andalkan Tuhan. 


Dalam SKK kita diajarkan bahwa sakit tidak selalu terjadi karena makanan tetapi karena lebih banyak masalah jiwa, yaitu kita absen dari tindakan kasih dan absen dari kasih Allah. Ketika tubuh belum sembuh, isi waktu dengan kasih. Supaya waktu itu utuh, hiduplah dalam kasih. 


Saya (Opa) sebetulnya tahu jenis penyakit tiap orang. Tetapi SKK tidak perlu tahu jenis penyakit. Karena kita praktekkan placebo. Kita isi waktu dengan sukacita. Rumah sakit menolak placebo padahal banyak sekali penyakit yang sembuh karena placebo. Studi-studi awal placebo menunjukkan demikian. Kecenderungan RS adalah praktek nocebo. Pemeriksaan genome adalah praktek nocebo. Karena dampaknya adalah membuat orang cemas. Barangkali orang sukacita sebelum diperiksa. Tetapi setelah pemeriksaan genome ditemukan potensi kanker, langsung stres. RS sudah tahu stres itu menguntungkan. Sehingga mereka telah menyiapkan obat seumur hidup mengatasi kanker. Tindakan itu lebih menguntungkan daripada placebo. 


SKK menerapkan placebo. Waktu adalah sukacita. Perjumpaan adalah sukacita. Jangan berpikir zoom lebih menguntungkan daripada offline. Perjumpaan selalu lebih indah daripada menggunakan media. 


Untuk mengalami rahmat, tidak hanya upaya pribadi tetapi juga perjumpaan dengan orang lain. Dalam ajaran gereja disebut sensus fidei fidelis, yakni rahmat yang kita peroleh ketika kita sendiri. Karena itu, siapkan waktu untuk sendirian. Tetapi sendirian tidak cukup. Karena itu ada sensus fidei fidelum, yakni pengalaman iman dalam kebersamaan dengan orang lain. Individualistik saja, sama dengan meniadakan rahmat dari kebersamaan. Banyak penyakit di kota terjadi sekarang ini karena tiadanya rahmat dalam kebersamaan. Kebersamaan ini pula yang dihadirkan kembali oleh SKK. Karena itu, anggota SKK jangan membina hidup individualistik. Misalnya, kalau makan, makan bersama. Dalam proses itu, ada dua pengalaman hidup yang kita alami berbeda. Pertama, rahmat kebersamaan ketika makan. Kedua, rahmat individual ketika makanan itu keluar sebagai kotoran. 


Ada sesuatu yang buruk sekarang ini, yakni orang kaya memiliki bumi ini. Melalui SKK kita diajak untuk tidak individualistik memiliki bumi. Tetapi, berbagi dengan mereka yang kekurangan. Apalagi sekarang ini dengan autophagy kita punya banyak waktu dan bisa mengalihkan waktu itu untuk berbagi. 


Orang-orang yang memeras mungkin dapat uang tapi juga dapat sakit. Itu buah dari memeras yakni dia diperas balik. Hukum semesta adalah kita menuai apa yang ditabur. Menuainya pun lebih banyak. 


Sakit tubuh tidak boleh jadi alasan untuk tidak berprestasi. Pertobatan secara fisik harus diikuti pertobatan jiwa. Selama mengisi waktu di bumi ini, berefleksilah. Siapa saya, untuk apa saya di dunia ini, dan saya ada untuk siapa. 


Kasus dokter Erlyn adalah model rahmat bagi orang lain. Ia adalah santa yang kita saksikan. Dalam penderitaannya ia masih bisa berkarya. Tidak saja untuk dirinya sendiri tetapi bagi orang banyak. Dia yang semenderita itu saja masih bisa memberikan kesaksian dari hidupnya berarti bagi orang lain. Setia dalam penderitaan, setia dalam karya, setia dalam sukacita. Apalagi kita yang sehat, untuk apa kita sehat kalau tidak berguna bagi orang lain. 


Cemoohan yang diterima dokter Erlyn adalah pintu rahmat. Ketika cemoohan itu diterima, hati kita seperti dikorek-korek makin besar, supaya hati kita makin terbuka untuk menerima rahmat. Jangan berpikir lagi tentang cemoohan karena cemoohan adalah rahmat. Jangan membaca cemooh sebagai negatif. Tersenyum lebar ketika itu terjadi, karena rahmatnya makin terbuka.


NB;

Bacalah dgn sungguh2 pesan ini sebagai refleksi kehidupan kita shg dapat menguatkan iman didalam menghadapi situasi apa saja.


TEAM BHSO KOCARKACIR.😀👍

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Takut, Allah Menyertai Kita - Oleh Porat Antonius - BHSO Klaten 7 Agt 2021

Kita diminta jangan takut. Kalau kita takut, banyak hal yang buruk terjadi pada kita. Bersukacitalah. Sebenarnya dalam ilmu kedokteran, sukacita sudah diakui sebagai obat dan sudah dirumuskan dalam apa yang disebut Placebo. Dari bahasa Latin, placebo domino in regione vivorum. Secara mudahnya diterjemahkan “Saya bersukacita karena Allah hadir dalam hidup dalam hidupku”. Namun belakangan ini muncul istilah Nocebo, menakut-nakuti. Orang ditakuti-takuti dengan penyakit sampai harus makan obat seumur hidup. Tidak disadari banyak orang, bahwa pandemi sekarang ini adalah wujud nocebo. Diekspos kemana-mana virus ini sudah ada varian baru, varian ini dan itu. Itu semua meningkatkan ketakutan kita. Karena itu, makin banyak yang menderita karena makin cemas. Apalagi, setelah vaksin pertama kena covid, vaksin kedua masih takut. Masih takut lagi maka ditambah dengan booster. Akhirnya tubuh kita penuh vaksin. Ini semua praktek nocebo. Saya minta anggota SKK tidak perlu takut.  Sebagai warga neg...

Sehat Ditentukan Oleh Allah - BHSO Lampung Makassar 4 Feb 23

Untuk yang baru, selamat meninggalkan cara berpikir medical-based. Selama ini, manusia modern melihat cara berpikir medis sebagai yang terbaik yang menjawab masalah kesehatan kita. Hari ini, Bapak/Ibu yang baru bergabung diajak masuk ke suatu cara yang dianggap oleh dunia modern sebagai tradisional. Tetapi apapun label yang dunia sematkan, sudahlah. Yang penting kamu berani meninggalkan cara pikir yang diagung-agungkan banyak orang.  Hari ini ditegaskan sekali lagi bahwa sehat itu sebenarnya ditentukan oleh Allah. Bukan oleh alat. Karena itu, Bapak/Ibu diajak agar dengan cara hidup masing-masing, cara agama masing-masing, “Mari kita kembali pada Allah”. Saya (Opa Anton) menjadi seperti sekarang ini bukan karena hasil belajar. Saya bisa mengetahui sakit dan penderitaan Bapak/Ibu secara detail, bukan karena memiliki kepakaran medis. Informasi kesehatan personal termasuk apa yang menyebabkan Bapak/Ibu sakit dapat diakses secara mudah dari Allah. Sayangnya karena keterbatasan waktu, sa...

PESAN - Oleh Rafael - TDM 20 Februari 2025

PESAN MALAIKAT RAFAEL  Pesan ini singkat… kalian dengarkan baik2, pesannya singkat. Tapi saya mau koreksi tentang kata PESAN.   Pesan itu sesuatu yang disampaikan, kalian belum memiliki apa yang dipesankan. Kalian mendengarkan kata2 itu  masuk ke dalam diri kalian tetapi ia akan hanya menjadi kata2.  Kata2 itu apa sih….kata2 itu adalah sesuatu yang menentukan dalam pikiran kalian…  kata2 bisa menjadi sebuah energi, pendorong untuk kalian bisa melakukan sesuatu. Tetapi kata2 hanya akan menjadi kata2, walaupun kata2 itu sendiri punya energi. Tetapi ketika tidak digunakan kata2 itu hanyalah kata2.. misalnya kata cantik… ada energi dari kata cantik itu… energi yang mungkin selama ini tidak dipandang sebagai suatu hal atau energi yang bisa menghidupkan diri kalian… saya hitam misalnya…yah sudah…kalian akan menerima diri kalian sebagai orang yang hitam…tapi dunia membentuk hitam itu sebagai sesuatu yang negative. Sesuatu yang membuat kalian ooo saya berbeda dan saya y...