Kalau perkembangan dunia diikuti, pada dasarnya manusia tidak tahu persis dunia mau dibawa kemana. Satu keluhan yang sama pada semua orang yang dilayani Opa Anton adalah KETAKUTAN. misalnya takut Covid, takut vaksin, takut macam-macam hal. Situasi ini mengungkapkan satu kenyataan, bahwa kita berada dalam ketidakpastian. Mengapa tidak pasti?
Karena manusia tidak mencari kepastian itu. Kepastian itu ada pada Allah. Semestinya anggota SKK sudah berada di kepastian itu. Misalnya, soal ketidakpastian vaksin, anggota SKK dengan kepercayaan pada Allah, ikuti saja vaksin dan tidak usah kuatir. Kekuatiran terhadap vaksin terjadi karena kita belum sungguh-sungguh masuk ke kepastian. Mengapa itu terjadi, karena kita beragama sekalipun, tidak sungguh pasti menjalani kehidupan beragama, yakni tidak menjadi orang baik. Orang semacam itu setengah-setengah. Pada daftar perilaku buruk, namanya ada. Pada agama, namanya ada. Setengah-setengah. Untuk mengatasi ketidakpastian, dicarilah jalan ketiga melalui ilmu pengetahuan. Tetapi pada akhirnya tetap saja takut.
Anggota SKK yang lama sudah sah terdaftar dalam kepastian. Jangan pernah bingung. Tiap kali ingin mendapat jawaban, jawaban yang diterima pasti. Tugas SKK adalah membawa orang ke dalam sukacita dengan menebarkan sukacita kepada orang lain. Itulah kepastian hidup kita sebagai anggota SKK. Semua anggota SKK menerima rahmat ini secara cuma-cuma, bukan berarti anggap enteng. Kepastian pada SKK sederhana. Sejak lama orang yang mendapatkan ilham mengatakan simplicium sigilum veri. Sederhana menunjukkan yang benar sesungguhnya. Kalau hidup kita rumit, pikiran rumit, urusan dibuat rumit, artinya tidak benar.
Pesan saya: tidak perlu ikut-ikutan orang, karena kita sudah pasti. Jawaban apapun yang diberikan, kita sudah pasti. Memang ada ilmu, tetapi jalan utama menuju kepastian bukan ilmu tetapi iman. Dalam gereja khatolik sebetulnya sudah diajarkan tentang iman dan ilmu sebagai dua wilayah yang berbeda. Bukan bertentangan. Ada wilayah mereka yang bertemu. Tetapi prinsipnya adalah fides et ratio. Iman dulu kemudian baru ilmu.
Dalam buku Vertikalitas Otak, disebutkan Fides Querens Intelectum. ( Masuklah melalui iman baru kemudian dibawa ke intelektual). Banyak upaya saat ini untuk menggiring manusia untuk mematikan Tuhan dengan menggunakan prinsip kerja sains. Richard Dawkins melakukan ini dengan bukunya God’s Dellusion. SKK harus bisa menggiring kembali iman untuk memberi cahaya pada sains.
Untuk mendukung kepastian itu, belajar juga dari orang lain. Tidak usah alergi untuk belajar dari agama lain. Karena, kekuatan rahmat akan mengatur kita. Ketika sudah ikut dan menjalani anugerah yang diterima itu, pasti akan dikuatkan. Bahkan mengubah kekerasan hati. Tuhan akan membuka jalan. Ketika satu jalan ditutup, akan dibukakan jalan yang lain. Karena itu, tetap berjuang dengan belajar kebaikan dari yang lain.
Buku yang saat ini ditulis mengajak kita anggota SKK untuk mewujudkan bahasa sebagai anugerah. Dimulai dari perilaku berbahasa yang tidak mendatangkan kekerasan buat sesama. Hal-hal kecil bisa dimulai. Misalnya, lebih banyak mendengar, tidak memotong pembicaraan orang, tidak membanding-bandingkan satu dengan lain.
TEAM BHSO KOCAR KACIR.
Comments
Post a Comment