Sekarang ini kita hidup bersama ketakutan. Hidup bersama kecemasan. Pertanyaanya adalah apakah ketakutan harus ada dan kita pelihara, atau bahkan menyebarluaskannya?
Sebenarnya kita tidak perlu takut, apalagi memelihara, membesarkan dan menyebarluaskan ketakutan itu.
Situasi pandemi sebenarnya lebih banyak membesarkan ketakutan. Mengapa ketakutan dipelihara, dibesarkan dan disebarluaskan? Ketakuatan dipelihara, dibesarkan dan disebarluaskan, supaya ketakutan yang ada pada manusia menjadi tambah besar dan dengan itu manusia mudah diatur oleh yang tidak takut.
Manusia memang takut kalau dia mengandalkan diri sendiri, dan mengandalkan kemampuan manusia.
Oleh karena ia mengandalkan diri sendiri, manusia di dunia ini tidak pernah sepakat. Ilmu tidak pernah sepakat. Sebab yang ada adalah kompromi dan konsensus. Ketika kompromi dan konsensus tidak berjalan, maka ancaman digunakan. Tetapi, supaya ancaman berjalan baik, maka kekuasaan digunakan.
Jujur saja, fenomena di dunia ini, yang sekarang sendang terjadi di seluruh dunia. awal2 Sebenarnya tidak banyak orang takut dengan covid. Kalaupun ada tidak sebanyak sekarang ini. Tetapi yang sebenarnya terjadi adalah kita ditakut-takuti dengan melibatkan kekuasaan.
Aturan dibuat, supaya orang merasa covid mengancam hidup manusia. Silahkan baca data. Berapa persen mati yang divonis karena covid. Semua yang mati adalah komorbid. Itupun tidak banyak. Sekarang ini Kita jarang mendengar orang meninggal karena jantung, diabetes dan penyakit-penyakit lainnya. Media hanya menyebarkan cerita tentang kematian karena covid supaya kita takut. Supaya mudah diatur.
Ketika dunia mengatakan sekarang ada varian baru. Mereka bingung, apakah vaksin yang ada mempan. Apakah masker yang berlapis itu mempan. Mereka sendiri bingung.
Kita tidak punya kuasa untuk melawan aturan di dunia ini. Namun, kita punya kuasa untuk mengurus diri sendiri. Kita berada bersama dengan kekuasaan di dunia ini. Kita tidak perlu melawan. Kalau ada aturan seperti itu ikuti saja. Lalu, kalau tidak mau pake masker, ya tinggal di rumah saja. Kalau tidak mau PCR di rumah, ya tinggal di rumah saja. Lakukan kesibukan-kesibukan yang berguna, lakukan hal-hal yang baik.
Kita tidak perlau takut dengan covid, kalau kita takut sistem imun kita akan turun, dan kita menjadi sakit. Kita juga tidak perlu takut mati. Kita takut atau tidak takut, mati tetap ada bagi ktia.
Untuk anggota SKK. Tidak ada manusia yang mati karena penyakit. Manusia mati karena kehendak Tuhan. Buktinya tidak semua orang yang kena Covid mati. Atau tanpa Covid pun, kita mati juga.
Ketakutan ini yang membuat sistem imun kita menurun. Jadi jangan pernah takut. Orang Kristen diajar untuk tidak takut. Kita punya Tuhan. Orang Kristen juga diajarkan tidak perlu takut kematian karena Tuhan berjanji, “di rumah Bapa-Ku ada banyak tempat tinggal”.
Pada setiap agama, apapun agamanya, pasti ada ajaran supaya kita tidak takut karena ada Tuhan yang menyertai hidup kita.
Kalau mau bebas dari ketakutan jadilah orang baik. Jadilah orang baik menurut ukuran agama masing-masing. Jadi beragama itu jangan sekedar untuk beragama. Orang katolik tidak sekedar menjadi orang katolik, orang Buddha tidak sekedar jadi orang Buddha, orang Islam tidak sekedar jadi orang Islam dan seterusnya. Beragama, percaya pada Tuhan, tetapi tidak pernah bersukacita. Jadi, beragama dan percaya pada Tuhan harus dengan sukacita.
Kalau kita bersukacita, paling tidak kita melakukan satu Perintah Tuhan. Bersukacitalah. Orang yang bersukacita, pasti lupa berpikir ketakutan. Supaya kita bersukacita sibuklah menjadi orang baik.
Tidak usah takut, jangan terjebak dalam ketakutan. Takut lebih berbahaya dari covid. Takut bisa membuat kita lebih banyak mengalami penderitaan. Takut membuat kita menderita sakit jantung, menderita tekanan darah tinggi, lambung menjadi bermasalah dan lain sebagainya. Takut juga membuat relasi sosial kita memburuk. Kita tidak tersenyum, mudah marah pada orang lain, melihat orang lain seperti virus. Sebagai orang yang percaya pada Tuhan, sibuklah dalam perbuatan kebaikan.
Jangan takut. Percayalah kita masih punya Tuhan. Tuhan itu baik. Yang dibutuhkan dari kita adalah kesetiaan. Setia menghindari makanan yang menjadi racun tubuh kita. Setia menjadi orang baik. Nanti kesetiaan dalam sukacita itulah yang akan menyembuhkan kita. Kesetiaan akan menjadi saluran rahmat bagi hidup kita semua.
TEAM BHSO KOCARKACIR
Comments
Post a Comment