Skip to main content

Mau Bertemu Yesus? Berbagilah : Minggu ke 17 Tahun B

 Setiap orang itu unik. Tidak ada dua manusia apalagi lebih yang sama. Setiap orang lahir dengan kekhasan nya masing-masing. Rugi bila menjadikan diri sama dengan orang lain. Demikian sebaliknya, celaka menjadikan orang lain sama seperti diri sendiri . Allah menciptakan setiap orang unik, meskipun sepintas banyak yang sama. Kitab suci pada hari Minggu ini menjelaskan satu tujuannya : kenapa harus unik, yakni supaya saling melayani atau saling berbagi. Kitab suci pada hari Minggu ini mengingatkan orang beriman bahwa dalam Allah dan bersama Allah tidak ada kekurangan. Hanya ada kelimpahan. Orang beriman adalah orang yang bersama Allah dan dalam Allah. Dengan sendirinya dan seharusnya demikian, bahwa orang beriman tidak mengalami kekurangan.

Namun di dunia ini kenyataannya adalah sebaliknya. Yang mengalami kekurangan atau yang selalu hidup dalam kekurangan adalah orang beriman, katanya. Minimal masih banyak orang beriman yang hidup dalam kekurangan, terutama untuk tubuh. Secara sederhana, akhirnya disimpulkan bahwa Injil itu bohong atau hanya sekedar dongeng tentang Yesus. Kalau pun nyata ,hanya nyata pada orang-orang yang hidup pada zaman Yesus atau pada zaman Elisa. Dengan pemahaman yang demikian, banyak orang menjadi tidak percaya dengan kisah Elisa dan kisah Yesus yang dapat memberi makan kepada banyak orang. Manusia masih keliru memahami teks atau memahami hanya sebatas cerita perbanyakan roti sampai bersisa. Yang terbersit dalam benak adalah : Kerinduan agar Yesus memperbanyak roti lagi. Hasil dari cara pandang itu adalah jelas mustahil dalam arti jumlah. Roti tetap tidak cukup atau mukjizat pun tidak terjadi.

Manusia memandang kecukupan itu dalam modus mengumpulkan atau menahan yang ada. Kalau dibagi, maka kita menjadi kurang. Yang tersedia tidak cukup. Kitab suci justru mengajak manusia untuk melakukan kebalikannya, yaitu berbagi. Berbagi itu merupakan ciri orang beriman karena Allah hadir bersama orang beriman dan Allah sendiri yang akan memperbanyak nya supaya berkelimpahan atau minimal cukup untuk diri sendiri dan orang lain.

Beberapa hal pokok dari bacaan pada minggu ini : pertama, membina kesatuan dengan Allah. Kesatuan itu merupakan nama lain untuk setiap beriman : yakni Setia mengikuti perintahNya dan setia melakukan perintah perintahNya. Yang kedua: Setia beriman bukan untuk kekenyangan tubuh, setia beriman itu untuk kekenyangan jiwa atau keselamatan jiwa. Bila kekenyangan jiwa menjadi pusat segala aktivitas beriman, maka kekenyangan tubuh akan inheren, atau dengan sendirinya akan diperoleh. Yang jiwanya kenyang selalu cukup karena kebutuhan tubuhnya sederhana saja. Tetapi orang beriman juga terus bekerja mencari untuk tubuh dan hasilnya dipersembahkan kepada Yesus dengan jalan kasih : berbagi. Itulah perbanyakan roti yang nyata yang seharusnya terjadi pada orang beriman. Oleh karena semua karyanya dipersembahkan kepada Yesus dengan jalan berbagi, maka ketika ia berkekurangan , orang lain yang mengalami kasih , akan berbagi  datang memenuhi kekurangannya. Bukankah itu hidup berkelimpahan atau bebas dari kekurangan?

Yang ketiga:  Setia mengikuti Yesus. Dengan kata lain kesatuan dengan Allah atau kesetiaan beriman itu dipelihara dengan Setia mengikuti Yesus, setia mendengarkannya, dan setia melakukan perintahNya. Secara duniawi, Setia mengikuti Yesus itu sama dengan Setia membina persekutuan denganNya dalam bentuk Setia menghadiri setiap aktivitas yang meningkatkan atau menguatkan persekutuan dengan Yesus seperti hadir di gereja atau setia membaca sabdaNya agar persekutuan dengan Yesus semakin kuat dan kokoh. Kemudian buah dari persekutuan dipersembahkan kembali kepada Yesus dengan cara berbagi. Berbagi pun disertai dengan rendah hati, lemah-lembut, sabar.

Dengan demikian, Setialah beriman, Setia memperkaya Iman, setia melakukan dalam hidup bersama orang lain. Mukjizat akan terjadi termasuk mukjizat bertemu Yesus yang masih setia berkeliling membantu orang beriman atau manusia yang setia berbagi buah persekutuannya dengan Yesus. Mulailah dengan tindakan berbagi, terutama berbagi yang sifatnya jiwa agar mudah menjangkau dan mengenyangkan banyak orang. Yang sifatnya fisik tetap diperlukan tetapi sekunder saja. Allah akan memperbanyak nya untuk mengenyangkan banyak orang dan Allah akan memperbanyak kesempatan berjumpa denganNya selama berkeliling dengan kasih setiaNya. Selamat berbagi bila hendak mengalami mujizat Yesus dan mengalami perjumpaan denganNya.

 

Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2

 

_edian_

 

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Takut, Allah Menyertai Kita - Oleh Porat Antonius - BHSO Klaten 7 Agt 2021

Kita diminta jangan takut. Kalau kita takut, banyak hal yang buruk terjadi pada kita. Bersukacitalah. Sebenarnya dalam ilmu kedokteran, sukacita sudah diakui sebagai obat dan sudah dirumuskan dalam apa yang disebut Placebo. Dari bahasa Latin, placebo domino in regione vivorum. Secara mudahnya diterjemahkan “Saya bersukacita karena Allah hadir dalam hidup dalam hidupku”. Namun belakangan ini muncul istilah Nocebo, menakut-nakuti. Orang ditakuti-takuti dengan penyakit sampai harus makan obat seumur hidup. Tidak disadari banyak orang, bahwa pandemi sekarang ini adalah wujud nocebo. Diekspos kemana-mana virus ini sudah ada varian baru, varian ini dan itu. Itu semua meningkatkan ketakutan kita. Karena itu, makin banyak yang menderita karena makin cemas. Apalagi, setelah vaksin pertama kena covid, vaksin kedua masih takut. Masih takut lagi maka ditambah dengan booster. Akhirnya tubuh kita penuh vaksin. Ini semua praktek nocebo. Saya minta anggota SKK tidak perlu takut.  Sebagai warga neg...

Sehat Ditentukan Oleh Allah - BHSO Lampung Makassar 4 Feb 23

Untuk yang baru, selamat meninggalkan cara berpikir medical-based. Selama ini, manusia modern melihat cara berpikir medis sebagai yang terbaik yang menjawab masalah kesehatan kita. Hari ini, Bapak/Ibu yang baru bergabung diajak masuk ke suatu cara yang dianggap oleh dunia modern sebagai tradisional. Tetapi apapun label yang dunia sematkan, sudahlah. Yang penting kamu berani meninggalkan cara pikir yang diagung-agungkan banyak orang.  Hari ini ditegaskan sekali lagi bahwa sehat itu sebenarnya ditentukan oleh Allah. Bukan oleh alat. Karena itu, Bapak/Ibu diajak agar dengan cara hidup masing-masing, cara agama masing-masing, “Mari kita kembali pada Allah”. Saya (Opa Anton) menjadi seperti sekarang ini bukan karena hasil belajar. Saya bisa mengetahui sakit dan penderitaan Bapak/Ibu secara detail, bukan karena memiliki kepakaran medis. Informasi kesehatan personal termasuk apa yang menyebabkan Bapak/Ibu sakit dapat diakses secara mudah dari Allah. Sayangnya karena keterbatasan waktu, sa...

PESAN - Oleh Rafael - TDM 20 Februari 2025

PESAN MALAIKAT RAFAEL  Pesan ini singkat… kalian dengarkan baik2, pesannya singkat. Tapi saya mau koreksi tentang kata PESAN.   Pesan itu sesuatu yang disampaikan, kalian belum memiliki apa yang dipesankan. Kalian mendengarkan kata2 itu  masuk ke dalam diri kalian tetapi ia akan hanya menjadi kata2.  Kata2 itu apa sih….kata2 itu adalah sesuatu yang menentukan dalam pikiran kalian…  kata2 bisa menjadi sebuah energi, pendorong untuk kalian bisa melakukan sesuatu. Tetapi kata2 hanya akan menjadi kata2, walaupun kata2 itu sendiri punya energi. Tetapi ketika tidak digunakan kata2 itu hanyalah kata2.. misalnya kata cantik… ada energi dari kata cantik itu… energi yang mungkin selama ini tidak dipandang sebagai suatu hal atau energi yang bisa menghidupkan diri kalian… saya hitam misalnya…yah sudah…kalian akan menerima diri kalian sebagai orang yang hitam…tapi dunia membentuk hitam itu sebagai sesuatu yang negative. Sesuatu yang membuat kalian ooo saya berbeda dan saya y...