Setiap orang itu unik. Tidak ada dua manusia apalagi lebih yang sama. Setiap orang lahir dengan kekhasan nya masing-masing. Rugi bila menjadikan diri sama dengan orang lain. Demikian sebaliknya, celaka menjadikan orang lain sama seperti diri sendiri . Allah menciptakan setiap orang unik, meskipun sepintas banyak yang sama. Kitab suci pada hari Minggu ini menjelaskan satu tujuannya : kenapa harus unik, yakni supaya saling melayani atau saling berbagi. Kitab suci pada hari Minggu ini mengingatkan orang beriman bahwa dalam Allah dan bersama Allah tidak ada kekurangan. Hanya ada kelimpahan. Orang beriman adalah orang yang bersama Allah dan dalam Allah. Dengan sendirinya dan seharusnya demikian, bahwa orang beriman tidak mengalami kekurangan.
Namun di dunia ini kenyataannya adalah sebaliknya. Yang mengalami kekurangan atau yang selalu hidup dalam kekurangan adalah orang beriman, katanya. Minimal masih banyak orang beriman yang hidup dalam kekurangan, terutama untuk tubuh. Secara sederhana, akhirnya disimpulkan bahwa Injil itu bohong atau hanya sekedar dongeng tentang Yesus. Kalau pun nyata ,hanya nyata pada orang-orang yang hidup pada zaman Yesus atau pada zaman Elisa. Dengan pemahaman yang demikian, banyak orang menjadi tidak percaya dengan kisah Elisa dan kisah Yesus yang dapat memberi makan kepada banyak orang. Manusia masih keliru memahami teks atau memahami hanya sebatas cerita perbanyakan roti sampai bersisa. Yang terbersit dalam benak adalah : Kerinduan agar Yesus memperbanyak roti lagi. Hasil dari cara pandang itu adalah jelas mustahil dalam arti jumlah. Roti tetap tidak cukup atau mukjizat pun tidak terjadi.
Manusia memandang kecukupan itu dalam modus mengumpulkan atau menahan yang ada. Kalau dibagi, maka kita menjadi kurang. Yang tersedia tidak cukup. Kitab suci justru mengajak manusia untuk melakukan kebalikannya, yaitu berbagi. Berbagi itu merupakan ciri orang beriman karena Allah hadir bersama orang beriman dan Allah sendiri yang akan memperbanyak nya supaya berkelimpahan atau minimal cukup untuk diri sendiri dan orang lain.
Beberapa hal pokok dari bacaan pada minggu ini : pertama, membina kesatuan dengan Allah. Kesatuan itu merupakan nama lain untuk setiap beriman : yakni Setia mengikuti perintahNya dan setia melakukan perintah perintahNya. Yang kedua: Setia beriman bukan untuk kekenyangan tubuh, setia beriman itu untuk kekenyangan jiwa atau keselamatan jiwa. Bila kekenyangan jiwa menjadi pusat segala aktivitas beriman, maka kekenyangan tubuh akan inheren, atau dengan sendirinya akan diperoleh. Yang jiwanya kenyang selalu cukup karena kebutuhan tubuhnya sederhana saja. Tetapi orang beriman juga terus bekerja mencari untuk tubuh dan hasilnya dipersembahkan kepada Yesus dengan jalan kasih : berbagi. Itulah perbanyakan roti yang nyata yang seharusnya terjadi pada orang beriman. Oleh karena semua karyanya dipersembahkan kepada Yesus dengan jalan berbagi, maka ketika ia berkekurangan , orang lain yang mengalami kasih , akan berbagi datang memenuhi kekurangannya. Bukankah itu hidup berkelimpahan atau bebas dari kekurangan?
Yang ketiga: Setia mengikuti Yesus. Dengan kata lain kesatuan dengan Allah atau kesetiaan beriman itu dipelihara dengan Setia mengikuti Yesus, setia mendengarkannya, dan setia melakukan perintahNya. Secara duniawi, Setia mengikuti Yesus itu sama dengan Setia membina persekutuan denganNya dalam bentuk Setia menghadiri setiap aktivitas yang meningkatkan atau menguatkan persekutuan dengan Yesus seperti hadir di gereja atau setia membaca sabdaNya agar persekutuan dengan Yesus semakin kuat dan kokoh. Kemudian buah dari persekutuan dipersembahkan kembali kepada Yesus dengan cara berbagi. Berbagi pun disertai dengan rendah hati, lemah-lembut, sabar.
Dengan demikian, Setialah beriman, Setia memperkaya Iman, setia melakukan dalam hidup bersama orang lain. Mukjizat akan terjadi termasuk mukjizat bertemu Yesus yang masih setia berkeliling membantu orang beriman atau manusia yang setia berbagi buah persekutuannya dengan Yesus. Mulailah dengan tindakan berbagi, terutama berbagi yang sifatnya jiwa agar mudah menjangkau dan mengenyangkan banyak orang. Yang sifatnya fisik tetap diperlukan tetapi sekunder saja. Allah akan memperbanyak nya untuk mengenyangkan banyak orang dan Allah akan memperbanyak kesempatan berjumpa denganNya selama berkeliling dengan kasih setiaNya. Selamat berbagi bila hendak mengalami mujizat Yesus dan mengalami perjumpaan denganNya.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di
Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2
Comments
Post a Comment