Banyak orang beriman merindukan pengalaman unik berjumpa secara fisik dengan Yesus atau Allah atau Bunda Maria. Mereka mencoba mencariNya. Salah satu yang populer adalah mencari di tempat-tempat yang dalam catatan sejarah orang beriman sebagai tempat suci.
Jujur saja, tidak banyak orang yang mengalami perjumpaan. Juga tidak banyak hal unik yang dialami. Yang jelas dan nyata di sana adalah artefak hasil rekonstruksi sejarah yang mengandung informasi tentang apa yang pernah terjadi di masa lalu. Dengan kata lain, yang nyata bagi pengunjung adalah karya manusia, tidak lebih dari karya yang membantu pengunjung untuk berimajinasi tentang Allah, Yesus atau Maria atau yang lain pada masa lalu.
Bukan hanya manusia masa kini yang gagal atau tidak berjumpa. Sejarah juga mencatat bahwa yang mengalami perjumpaan secara intensif hanya murid Yesus atau para nabi. Dari dulu hingga kini banyak orang beriman mengalami iman warisan atau iman hasil sharing dari orang yang pernah mengalaminya, minimal dari pengalaman nabi atau murid Yesus. Tapi masih banyak manusia yang terus berjuang untuk mengalaminya sendiri. Salah satu cara yang ditempuh adalah mengunjungi situs-situs sejarah. Sayangnya banyak yang gagal berjumpa Allah atau Bunda Maria di sana. Karena gagal banyak orang yang tadinya percaya berbalik menjadi tidak percaya. Bahkan yang tadinya percaya pada Allah berbalik menyerang iman atau orang beriman baik secara fisik maupun secara ideologi. Sekarang ini banyak buku atau media yang terang-terangan mengolok-olok kekonyolan beriman. Salah satu penyebabnya adalah karena gagal mengalami perjumpaan dengan Allah secara fisik langsung seperti manusia mengalami dunia pada umumnya. Kenyataan ini sudah disadari sejak awal dan tergambar pada bacaan Pada hari minggu ini.
Bacaan pertama menggambarkan sikap manusia yang meninggalkan Allah kemudian kembali menyembah Allah. Bacaan Injil menggambarkan sikap sebagian murid atau pengikut Yesus yang meninggalkan Yesus. Situasi yang sama masih terjadi hingga kini. Bahkan makin banyak juga orang yang percaya kemudian mundur total. Masalahnya bukan pada Allah. Allah konsisten dengan kasihNya yang menghidupkan. Manusia yang bermasalah, karena keliru memahami hubungan Allah dengan manusia. Manusia juga keliru memilih titik tolak merespon kasih Allah.
Yesus mengasihi umatNya maka manusia menjawab kasihNya dengan saling mengasihi sesama. Kristus mengasihi manusia tanpa cacat maka demikianlah hendaknya manusia saling mengasihi tanpa cacat. Itulah hidup saling mengasihi dan hidup yang demikian adalah hidup bersama Allah dan dalam kasih Allah. Allah adalah sukacita dan sumber sukacita. Bila manusia menyembah Allah dan percaya padaNya, maka yang mengalami hidup atau yang mengalami hidup sukacita bersama Allah adalah manusia. Minimal dalam keluarga.
Untuk mengalami sukacita bersama Allah dalam keluarga, manusia harus makan roti hidup yang turun dari surga. Makan di sini tidak sama dengan makan daging atau makanan lainnya. Artinya adalah menerima Yesus sebagai kekuatan dari dalam untuk menghidupkan daging. Ketika orang beriman makan roti hidup yang turun dari surga, ia menerima roh yang menghidupkan daging yang menuntun manusia untuk menemukan yang terbaik bagi daging dan membangun relasi daging yang tepat dengan sesama.
Mengapa manusia berpaling dan menyembah alla yang lain? Karena sedari awal manusia mengalami mispersepsi tentang Allah dalam hubungannya dengan manusia dan mengalami mispersepsi tentang apa yang pokok pada manusia selama hidup di dunia . Dalam hubungan dengan Allah, manusia selalu berharap agar Allah mengurusi seluruh kebutuhan fisik daging manusia. Begitupun banyak manusia yang yang berbondong-bondong mengikuti Yesus setelah melihat orang lumpuh dapat berjalan, orang buta dapat melihat berkat Yesus. Roti dan ikan diperbanyak dan makan sampai kenyang. Ketika Yesus mengangkat mereka ke hal yang melampaui fisik tentang roh dan hidup, mereka bersungut-sungut, tidak menerima lalu satu persatu meninggalkan Yesus dan kembali ke yang fisik.
Janganlah keliru lebih jauh. Allah tidak mengingkari pentingnya daging atau fisik, namun yang fisik seperti itu tidak cukup atau dalam injil disebutkan tidak berguna karena yang daging tidak menghidupkan. Yesus adalah roti hidup yang membawa roh yang menghidupkan daging. Dengan bantuan roh, daging akan berjalan dalam terang untuk menemukan yang vital atau kondusif bagi kehidupan daging. Dalam hidup sehari-hari banyak contoh yang menunjukkan nya, yang menyembah Allah tanpa cacat biasanya jauh lebih sehat dan lebih sukacita secara fisik. Sebelum makan yang bersifat daging, suara roh menuntunnya dengan jelas misalnya : stop makan ini atau itu, karena jika dimakan maka akan ada gangguan kesehatan. Yang mengikutinya dengan sungguh-sungguh tidak menderita sakit, tidak marah-marah yang bisa mengganggu relasi dengan orang lain. Tidak bersungut-sungut.
Alla lain yang disembah manusia modern yang secara praksis menggusur Tuhan adalah ilmu pengetahuan. Tuhan Allah hanya disembah pada saat ritual. Saat makan , yang didengar adalah apa kata ilmu atau orang yang berilmu tentang makanan yang sehat. Saat sakit, yang didengar apa kata ilmu atau orang yang berilmu tentang penyakit. Sekarang ini muncul berbagai macam penyakit yang sulit disembuhkan dengan berkiblat pada alla yang disebut ilmu. Pada kenyataannya ilmu itu jarang akur dalam arti sepakat secara absolut atas apa yang benar tentang manusia dan benar untuk manusia. Belum lagi masalah dalam kehidupan sosial manusia. Banyak manusia yang secara ekonomi berkelimpahan justru hidup stress. Stress itu adalah kematian yang nyata dan dirasakan setiap saat dibandingkan dengan kematian dalam arti putus nafas.Mati karena menyembah alla lain selain Tuhan sering terjadi berkali-kali sebelum benar-benar mati secara fisik atau putus nafas.
Allah konsisten dengan kasihNya, roh Allah terus memberikan jawaban atas masalah yang dihadapi. Ketika karena kegemukan dan nafas tersengal, roh tekun memberikan jawabannya. Misalnya dengan mengatakan : stop terigu atau stop daging atau rajinlah berpuasa. Sayang sekali suara ini tidak banyak terdengar apalagi dilakukan dengan sungguh karena hubungan dengan Allah terlanjur cacat dengan mengabdi pada alla lain seperti ilmu pengetahuan.
Demikian pokok yang disampaikan Allah melalui tiga bacaan pada minggu ini yaitu : Pertama : berjanjilah untuk hanya menyembah Tuhan Allah, Kedua : Terimalah Yesus sebagai kepala gereja yang kudus dari Allah, yang mengaruniakan orang beriman roh kudus dan hidup. Ketiga : Roh Kudus akan menuntun setiap orang beriman akan mengalami perjumpaan fisik dengan Allah melalui perjumpaan fisik penuh kasih dan sukacita dalam keluarga. Dengan mengasihi anggota keluarga tanpa cacat, karena tidak menyembah alla yang lain, Allah yang pernah hadir - dan masih hadir- secara fisik di dunia akan dijumpai. Tidak perlu jauh-jauh mencariNya. Rasakan dahulu kehadiran Nya melalui sesama yang berbuat kasih tanpa cacat sambil juga memberikan Kasih tanpa cacat kepada yang lain supaya sama-sama mengalami kasih Allah. Mengasih dan mengalami kasih tanpa cacat sepanjang hidup merupakan tangga turun bagi Allah yang akan datang menjumpai manusia yang menyembahNya tanpa cacat di sini, bahkan di rumah kita sendiri. Lakukanlah dan buktikan sendiri secara fisik bahwa yang menerima roti hidup yang turun dari surga ( yang kudus dari Allah tanpa cacat dengan tidak menyembah alla yang lain) akan mengalami hidup sukacita secara fisik dan secara sosial bersama Allah sejak dari dunia ini.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di
Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2
Comments
Post a Comment