Di gereja manusia terutama yang sudah meninggal dunia secara tidak disadari dikategorikan sebagai orang suci dan sebagai orang biasa. Meskipun gereja di sisi lain menggumumkan bahwa yang sudah masuk surga dikategorikan sebagai orang suci gereja di sisi lain hanya menempatkan sejumlah manusia tertentu sebagai orang suci yang dalam tradisi gereja disebut sebagai Santo dan santa. Ber beda dengan yang terjadi di dunia hari ini justru terbalik. Allah yang kasih terus hadir menyucikan manusia titik kesucian manusia diikatnya dengan darahnya sendiri titik Dengan demikian dimata Allah semua manusia adalah Santo dan santa. Darah kurban maupun Darah Kristus yang dipercikkan maupun diminum itu bukanlah yang pokok dalam pewartaan. Yang pokok dalam pewartaan melalui Bacaan Kitab Suci hari ini sebenarnya adalah kasih Allah. Manusia haruslah merespons Kasih Nya. Allah tentu lebih mengenal manusia dan kesucian jiwa nya. Kadang manusia mengukur kesucian dengan ukurannya sendiri, yang menganggap hanya orang tertentu yang layak dianggap santo atau santa. Allah tidak memilih atau memilah, darah Nya ditumpahkan untuk semua orang supaya semua orang menjadi suci. Manusia sering tidak melihat kesucian dalam skala mikro. Manusia dan orang beriman sering meremehkan hal kecil dan sepele, bukankah dalam ilmu biologi satu sel pun sangat penting untuk menopang satu organisme hidup? Allah mengasihi manusia, Allah mengikat kesucian manusia dengan darah, tubuh dan darah Yesus menjadi makanan yang menyucikan jiwa. Maka , semua orang karena kasih Allah itu suci. Tugas orang beriman adalah membuat mezbah kesucian dalam hidup. Mulailah dengan yang kecil, bersukacita dalam keluarga, orang orang yang ditemui sehari hari. Ingatlah akan sumber utama sukacita kita, yakni Allah, Allah lah yang mengasihi kita.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2
_edian_
Comments
Post a Comment