Skip to main content

Darah Sebagai Pengikat Kesetiaan - HR Tubuh Dan Darah Kristus Tahun B

 Di gereja manusia terutama yang sudah meninggal dunia secara tidak disadari dikategorikan sebagai orang suci dan sebagai orang biasa. Meskipun gereja di sisi lain menggumumkan bahwa yang sudah masuk surga dikategorikan sebagai orang suci gereja di sisi lain hanya menempatkan sejumlah manusia tertentu sebagai orang suci yang dalam tradisi gereja disebut sebagai Santo dan santa. Ber beda dengan yang terjadi di dunia hari ini justru terbalik. Allah yang kasih terus hadir menyucikan manusia titik kesucian manusia diikatnya dengan darahnya sendiri titik Dengan demikian dimata Allah semua manusia adalah Santo dan santa. Darah kurban maupun Darah Kristus yang dipercikkan maupun diminum itu bukanlah yang pokok dalam pewartaan. Yang pokok dalam pewartaan melalui Bacaan Kitab Suci hari ini sebenarnya adalah kasih Allah. Manusia haruslah merespons Kasih Nya. Allah tentu lebih mengenal manusia dan kesucian jiwa nya. Kadang manusia mengukur kesucian dengan ukurannya sendiri, yang menganggap hanya orang tertentu yang layak dianggap santo atau santa. Allah tidak memilih atau memilah, darah Nya ditumpahkan untuk semua orang supaya semua orang menjadi suci. Manusia sering tidak melihat kesucian dalam skala mikro. Manusia dan orang beriman sering meremehkan hal kecil dan sepele, bukankah dalam ilmu biologi satu sel pun sangat penting untuk menopang satu organisme hidup? Allah mengasihi manusia, Allah mengikat kesucian manusia dengan darah, tubuh dan darah Yesus menjadi makanan yang menyucikan jiwa. Maka , semua orang karena kasih Allah itu suci. Tugas orang beriman adalah membuat mezbah kesucian dalam hidup. Mulailah dengan yang kecil, bersukacita dalam keluarga, orang orang yang ditemui sehari hari. Ingatlah akan sumber utama sukacita kita, yakni Allah, Allah lah yang mengasihi kita.  

 

 

Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2

 

_edian_

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...