Skip to main content

Bersama Yesus Ketakutan Lenyap : Minggu Biasa ke 12 Thn B

 Manusia normal sudah pasti mempunyai cita-cita, terutama cita-cita untuk hidup sejahtera. Kebanyakan dari cita-cita manusia itu bertumbuh dari pikiran sendiri atau dari pikiran dan pengalaman orang lain. Dengan kata lain, cita-cita pada manusia itu merupakan perintah atas atau dari diri sendiri untuk dicapai. Kemudian orang pun digerakkan untuk berjuang mencapainya dengan kekuatan sendiri. Yang biasa dilakukan orang antara lain menyediakan modal atau belajar dari orang lain atau belajar apa saja yang relevan dengan cita-cita. Jarang sekali orang hanya mempunyai cita-cita tunggal. Lebih banyak manusia bercita cita lebih dari satu bahkan berubah-ubah sesuai kondisi hidup. Sukacita atau dukacita biasa terjadi pada manusia dalam mencapai cita-cita. Sukacita terjadi bila sukses dukacita terjadi bila gagal. Tapi tidak kurang pula yang jatuh dalam frustrasi , itulah cita-cita manusia dengan kekuatan dari diri sendiri. 

Ada pula orang yang tidak memiliki cita-cita yang jelas sehingga tidak mengarahkan hidupnya kepada yang diinginkan. Yang seperti ini biasanya mudah terbawa arus. Itulah manusia pada umumnya. Bagaimana dengan orang beriman? Orang beriman diingatkan untuk memiliki cita-cita yang jelas,  sebagai orang beriman dan minimal mempunyai cita-cita yang dirumuskan bersama Allah. Kitab suci mengingatkan orang beriman akan beberapa hal pokok : pertama tentang kekuasaan Allah. Allah berkuasa atas alam semesta dan kekuasaannya tak terbatas. Allah juga berkuasa mengubah semuanya. Kedua, hanya Allah sendiri yang berkuasa mengubah pemahaman manusia akan Allah, akan orang lain, dan akan alam. Ketika Yesus berkeliling dan berada bersama manusia titik kehadirannya menyelamatkan. Bersama Yesus para muridnya bebas dari ketakutan. Ke empat, penyelamatan terjadi karena para murid percaya bahwa semua yang diperintahkan Yesus baik untuk manusia dan Yesus bersama mendampingi mereka menuju sukacita di seberang. Selain pesan pokok itu itu kitab suci juga menyampaikan pesan penting kepada manusia terutama orang beriman bahwa manusia, apapun posisinya di dunia ini, adalah terbatas.Oleh karenanya jangan mentang-mentang berjabatan dan cerdas selalu segala sesuatu dirumuskan dan ditetapkan sendiri terutama dalam menilai orang lain dan Allah sampai-sampai merendahkan orang lain bahkan merasa lebih berkuasa dari Allah.

Pada saat Yesus tidur di buritan kapal artinya para murid mendapatkan kepercayaan untuk memimpin. Kepercayaan pada para murid diperoleh bukan karena mereka Setia merumuskan cita-cita hidup mereka sendiri namun itu merupakan buah dari kesetiaan bersama dan setia berjalan bersama Yesus dalam melakukan apa yang dikehendaki Yesus. Kesetiaan berujung keselamatan karena ketika yang dihadapi melampaui kemampuan manusia, Allah mengambil alih sehingga mereka luput dari ancaman yang menakutkan dan tiba di tujuan dengan selamat. Apakah orang beriman percaya pada Yesus dengan mendengarkan perintahNya untuk bertolak ke seberang ataukah yang didengar adalah perintah dari otak sendiri sesuai ukuran sendiri?

Jika mendengarkan perintah otak atau kemauan sendiri dan dirumuskan sendiri Allah tidak akan menyertai dan tidak mengambil alih masalah yang berada di luar kemampuan manusia. Dengan setia kepada Yesus tidak hanya kasihNya yang setia mengubah manusia menjadi manusia baru, tetapi diri Yesus sendiri akan bersama manusia ketika berada di tengah perjalanan menuju ke seberang mencapai cita-cita. Bersama Yesus benar akan menjadi manusia baru, antara lain sebagai manusia yang bertujuan hidup jelas, luput dari ketakutan dan luput dari kerumitan karena tugas manusia hanyalah Setia mendengarkan dan melakukan perintahNya. Ketika bermasalah Yesus sendiri yang tampil menyelesaikannya. Bila benar Setia, maka jelas dalam hidup di dunia ini ini bahwa semua yang melampaui kemampuan manusia akan diambil Allah supaya manusia bersukacita selama bertolak ke seberang dan bersukacita bersama Yesus ketika sudah di seberang.

Setiap saat Yesus mengajak manusia untuk bertolak ke seberang karena hari sudah mulai gelap. PerintahNya itu dapat saja langsung dan dapat didengarkan melalui sikap hidup yang setia kepada Yesus. Tetapi banyak perintahNya yang disampaikan secara tidak langsung melalui orang lain. Ciri bahwa itu merupakan perintah Yesus, ketika mendapat perintah itu yang menerima akan mengalami sukacita selama dan setelah melakukannya. Sebaliknya akan didera rasa bersalah bila tidak melakukannya.Jelas akan nyaman dalam perjalanan bila yang dilakukan adalah yang sesuai perintah Yesus. Oleh karena itu Setia lah bersamaNya, Setia mendengarkanNya dan setia melakukan perintah-perintahNya. Jelas akan luput dari salah arah dan ketakutan berhadapan dengan Topan hidup sehari-hari .  Buktikanlah dalam hidup : bila sungguh setia beriman, setia memperkaya iman dan setia melakukannya, maka Hidup akan jelas arahnya jelas sukacitanya.

Tidak perlu idealis. Beriman dan bertindak sesuai iman itu tidak dalam hal-hal yang luar biasa. Letakkan mutu yang luar biasa dalam hal hal biasa. Bersihkan rumah dengan cara luar biasa supaya yang serumah bersukacita dengan kebersihan. Senyumlah dengan cara luar biasa supaya yang sekitar ikut bersukacita dengan senyuman itu. Lakukan yang biasa secara luar biasa. Itulah praktek hidup beriman yang dikehendaki Allah dan Allah Setia berada di belakang.


 

Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2

 

_edian_

 

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...