Manusia bangga mempunyai pikiran yang dengannya manusia berhasil mengumpulkan dan mengolah kebenaran tentang hidup dan kebenaran tentang dunia. Banyak manusia yang bangga dengan kemajuan seperti itu bahkan merasa berhasil menggeser dan menggusur Allah dari pikiran manusia. Dengan itu, banyak pula manusia yang berjuang menjadi ilmuwan dan bangga menjadi ilmuwan yang katanya sebagai brainware- nya kebenaran ilmu pengetahuan dan dunia. Mengagumi kebenaran manusiawi, banyak ilmuwan yang lupa bahwa kebenaran manusia itu merupakan anugerah. Sebenarnya tidak cukup beralasan untuk menepuk dada apalagi bertepuk dada sambil melupakan Dia yang menganugerahkan. Kebenaran yang diperoleh manusia baru sampai pada memandang bintang dengan teropong ilmu. Manusia belum tiba di Bintang atau di terminal kebenaran itu apalagi sampai sungguh menikmati buah kebenaran. Nyata sekali bahwa masih banyak masalah yang belum terselesaikan - bahkan masalah bertambah banyak karena masalah yang ada sekarang - sebagiannya merupakan limbah kebenaran yang diagungkan masa lalu. Dunia
sedang bingung dengan masalah pangan dan sedang bingung dengan masalah kesehatannya sendiri. Banyak penyakit belum terjawab dengan tuntas, hanya sampai mencoba-coba. Bacaan kitab suci hari Minggu ini berisi hidup dalam seluruh kebenaran bersama roh. Mewartakan Roh Kudus sebagai roh kebenaran yang bersaksi tentang Yesus dan yang menuntun setiap orang beriman ke dalam seluruh kebenaran. Setiap orang beriman berhak mengalami perubahan hidup berkat turunnya roh kudus ke dunia. Dengan kata lain setiap orang beriman berhak menjadi saksi Kristus dan berhak memperoleh kebenaran berkat Roh Kudus. Lidah api memberikan terang kepada orang beriman yang nantinya akan memberikan terang juga kepada orang lain yang belum beriman sehingga mereka mengalami kebenaran Allah. Lidah api juga merupakan lambang Terang dalam berhadapan dengan dunia. Setiap orang beriman akan dengan mudah memecahkan setiap masalah yang dihadapi karena di kepalanya adalah terang lidah api yang diterimanya berkat beriman pada Allah. Hati orang beriman yang dipenuhi Roh Kudus juga penuh dengan sukacita, tanpa kecemasan, tanpa ketakutan karena di kepalanya ada lidah api yang menerangi setiap yang dihadapi di dunia ini.
Setiap orang beriman bertanggungjawab menerangi dunia dan menjadikan dunia hidup dalam persaudaraan. Akan mudah terjadi bila setiap orang beriman menjadi inisiator terang dan hidup dalam roh di rumah dan di tempat bergaul masing-masing. Mulailah dengan yang kecil dan sederhana kemudian secara bersama dan perlahan-lahan membangun terang di dunia dan membangun persahabatan di dunia. Percayalah Allah Setia mendampingi semua yang berkenan hadir sebagai terang dan pembawa terang atau hadir sebagai sahabat atau pembawa sukacita persahabatan.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2
_edian_
Comments
Post a Comment