Skip to main content

Minggu Paskah 4B Kita Adalah Anak anak ALLAH

 

Manusia adalah homo Faber:  makhluk yang bekerja atau berkarya. Tapi manusia belajar bersama dalam bekerja,  dalam berkarya dan mengalami karya orang lain. Setiap manusia bereaksi secara berbeda antara lain sebagai berikut. Ada orang yang suka mengkritik dengan memperhatikan kekurangan karya orang lain. Tidak jarang juga orang mengeritik karya orang lain dengan dasar teori yang rumit dan canggih. Ada juga yang memuji karya orang lain dan sibuk bercerita tentang kehebatan orang lain. Ada juga yang tidak mengeritik atau memuji tapi diam-diam menghasilkan karya baru yang hampir sama. Berkarya itu sebenarnya merupakan salah satu hakikat manusia. Bacaan minggu ini mengangkat derajat manusia sebagai anak-anak Allah dan mengangkat derajat berkarya sebagai anak-anak Allah. Injil pada minggu ini menggambarkan sikap Allah terhadap anak-anak Allah, di mana anak-anak Allah digambarkannya sebagai domba dan Yesus yang dalam rupa Allah sebagai gembala nya. Yesus adalah gembala yang baik yang mengenal domba-dombanya dengan baik dan melindunginya dari Serigala. Orang beriman tidak perlu cemas dengan serigala dan yang akan terjadi kemudian karena mempunyai gembala yang baik. Orang beriman juga tidak perlu takut bersaksi karena setiap anak Allah akan dilengkapi Roh Kudus. Setiap orang beriman berkewajiban membuka mata dan telinga dunia untuk yang tidak mengenal Allah dengan karya yang membebaskan orang lain dari “kelumpuhan hidup”. Keluarga adalah satu bentuk dunia Mini di mana di dalamnya akan hadir berbagai “kelumpuhan hidup”. Malas, tidak jujur, bersedih hati, diganti dengan rajin, jujur, bersukacita mulai dari yang kecil dan sederhana . Bila setiap anak telah bertanggung jawab sebagai saksi di keluarganya masing-masing maka dunia dengan sendirinya mengenal orang beriman sebagai anak-anak Allah dan pada waktunya - dengan banyak melihat orang yang bebas dari kelumpuhan tubuh - maka akan Mengenal Yesus sebagai batu penjuru keselamatan. Lakukanlah dengan Sungguh hati, Mulailah dari menjadi murid Yesus yang setia,  kemudian sembuhkan orang lumpuh. Saat orang lain menilai - sebagai bentuk pengadilan terhadap diri kita -  maka roh kuduslah yang akan berkarya dan berkata-kata untuk kita sendiri .

 

 

Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2

 

_edian_

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...