Skip to main content

Eksegese Prapaska ke 3 B ; Bait Allah : Pusat Transaksi Tubuh Mistik Kristus dan KaryaNya

 Pada hari Minggu ini, Kitab Suci menunjukkan 2 hal dalam hubungannya dengan bait Allah. Yang pertama, tentang arah transaksi dalam bait Allah.  Kegiatan atau transaksi yang terjadi di bait Allah diarahkan seluruhnya untuk menyembah Allah. Yang kedua, tentang pusat bait Allah dan pusat aktivitas bait Allah itu. Kitab suci menunjukkan bahwa pusat bait Allah dan pusat seluruh aktivitasnya yang sesungguhnya adalah Kristus. Kristus sendirilah bait Allah itu dan tubuhNya sebagai pusat seluruh transaksinya. Penderitaan manusia itu karena menyembah alla yang lain, penderitaan itu bukan karena Allah yang tidak mengasihi - karena Allah tetap kasih dan kasih itu akan didapatkan orang yang menyembah Nya yakni dengan  melakukan perintah perintahNya. Inilah yang dimaksud arah seluruh sembah sujud manusia di dalam bait Allah. Hanya kepada Allah dan bukan alla yang lain. Hari Minggu ini Kitab Suci menghadirkan pesan pokok yang ikut meneguhkan orang beriman : bahwa Allah itu kasih dan kasihnya tetap setia. Allah membebaskan manusia dari perbudakan fisik dan sampai sekarang masih berlanjut. Allah membebaskan manusia dari sakit. Melalui Yesus yang tersalib Allah juga membebaskan manusia dari perbudakan lain yakni perbudakan dosa. Terutama dari dosa mengagungkan tubuh sebagai yang pokok - sampai salah menggunakan bait Allah untuk tubuh. Kasih Allah seperti ini pun tetap hadir sampai saat ini hingga akhir zaman nanti. Yesus menambahkan sekaligus mengalihkan perhatian manusia dari tubuh sentris ke jiwa sentris. Tubuh dengan jiwa yang menyembah Allah merupakan ciri hidup manusia dan jiwa yang menyembah Allah itulah mahkota keistimewaan hidup sebagai manusia. Tubuh hidup karena jiwa dan jiwa hidup karena Allah. Maka milikilah jiwa yang menyembah Allah. Yesus mengingatkan manusia bahwa untuk hidup sebagai manusia yang istimewa maka pusat transaksinya adalah Yesus. Artinya ketika berada di gereja, seluruh waktu dan tenaga manusia digunakan untuk bertransaksi dengan Yesus tentang tubuh dan darah Yesus yang dalam peristiwa sehari-hari di gereja disimbolkan dengan ekaristi. Jika di dalam gereja atau bait Allah orang beriman masih membawa masalah kebutuhan tubuhnya, maka itu sama artinya dengan menjual kambing di gereja. Yesus pasti mengusirnya dari bait Allah, karena di sana yang ditransaksi adalah tubuh dan darahNya bukan kebutuhan tubuh manusia. Arti penting jika kita diusir dari gereja itu sederhana saja : yakni bahwa saat datang dan saat pulang suasana batin kita sama saja.  Dengan beriman, setiap orang menjadikan tubuhnya sebagai bait Allah yang hidup. Dan menjadi tempat orang lain mengalami transaksi kasih Yesus Kristus. Orang beriman tampil sebagai ranting Kristus untuk menghadirkan atau memperkenalkan transaksi untuk jiwa terutama sebagai ranting Yesus Kristus dalam bertransaksi kasih. Transaksi kasih akan dengan mudah terjadi bila terus menyembah Allah. Ketika kasih menjadi ciri orang beriman maka orang lain akan meninggalkan alla yang lain (yang berfokus pada tubuh) dan bergabung dengan orang beriman menyembah Allah dan menjadikan tubuh sebagai bait Allah yang hidup dengan kasih Yesus Kristus sebagai pusat transaksinya. Lakukan semuanya dengan tulus dan kasih Kristus akan nyata dalam hidup bersama.

 

Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 1

 

_edian_

 

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD FILIUM AMATUM DEI - BHS TDM - 15 Mei 2025

Di dalam otak kita, siapa pun kita, kita memiliki cita-cita, mempunyai kerinduan untuk menjadi bahagia. Kerinduan untuk memiliki uang, misalnya, itu hal yang normal karena hidup membutuhkan uang. Kerinduan untuk mendapatkan pekerjaan itu wajar karena memang bagian dari hidup. Tetapi sejatinya ada satu kerinduan tertinggi untuk orang beriman adalah rindu menjadi orang suci. Karena menjadi suci itulah jaminan mengalami kebahagiaan tertinggi dan kebahagiaan kekal. Opa lalu bertanya, “Pernakah kita membesaarkan kerinduan seperti itu dan berjuang melakukannya?” Pertanyaan sangat penting ini muncul di sela-sela Opa menjelaskan 7 keutamaan hidup sebagai lawan dari 7 dosa yang membawa kematian, Opa bercerita pengalaman hidupnya berjuang menjadi anak kesayangan mama dan ini bisa menjadi model anak kesayangan Allah atau menjadi suci untuk mendapatkan anugerah kebahagiaan kekal itu.  A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD… dari menjadi anak kesayangan mama menuju… Jika mau jujur semua cita-cita kita um...