Pada hari Minggu ini, Kitab Suci menunjukkan 2 hal dalam hubungannya dengan bait Allah. Yang pertama, tentang arah transaksi dalam bait Allah. Kegiatan atau transaksi yang terjadi di bait Allah diarahkan seluruhnya untuk menyembah Allah. Yang kedua, tentang pusat bait Allah dan pusat aktivitas bait Allah itu. Kitab suci menunjukkan bahwa pusat bait Allah dan pusat seluruh aktivitasnya yang sesungguhnya adalah Kristus. Kristus sendirilah bait Allah itu dan tubuhNya sebagai pusat seluruh transaksinya. Penderitaan manusia itu karena menyembah alla yang lain, penderitaan itu bukan karena Allah yang tidak mengasihi - karena Allah tetap kasih dan kasih itu akan didapatkan orang yang menyembah Nya yakni dengan melakukan perintah perintahNya. Inilah yang dimaksud arah seluruh sembah sujud manusia di dalam bait Allah. Hanya kepada Allah dan bukan alla yang lain. Hari Minggu ini Kitab Suci menghadirkan pesan pokok yang ikut meneguhkan orang beriman : bahwa Allah itu kasih dan kasihnya tetap setia. Allah membebaskan manusia dari perbudakan fisik dan sampai sekarang masih berlanjut. Allah membebaskan manusia dari sakit. Melalui Yesus yang tersalib Allah juga membebaskan manusia dari perbudakan lain yakni perbudakan dosa. Terutama dari dosa mengagungkan tubuh sebagai yang pokok - sampai salah menggunakan bait Allah untuk tubuh. Kasih Allah seperti ini pun tetap hadir sampai saat ini hingga akhir zaman nanti. Yesus menambahkan sekaligus mengalihkan perhatian manusia dari tubuh sentris ke jiwa sentris. Tubuh dengan jiwa yang menyembah Allah merupakan ciri hidup manusia dan jiwa yang menyembah Allah itulah mahkota keistimewaan hidup sebagai manusia. Tubuh hidup karena jiwa dan jiwa hidup karena Allah. Maka milikilah jiwa yang menyembah Allah. Yesus mengingatkan manusia bahwa untuk hidup sebagai manusia yang istimewa maka pusat transaksinya adalah Yesus. Artinya ketika berada di gereja, seluruh waktu dan tenaga manusia digunakan untuk bertransaksi dengan Yesus tentang tubuh dan darah Yesus yang dalam peristiwa sehari-hari di gereja disimbolkan dengan ekaristi. Jika di dalam gereja atau bait Allah orang beriman masih membawa masalah kebutuhan tubuhnya, maka itu sama artinya dengan menjual kambing di gereja. Yesus pasti mengusirnya dari bait Allah, karena di sana yang ditransaksi adalah tubuh dan darahNya bukan kebutuhan tubuh manusia. Arti penting jika kita diusir dari gereja itu sederhana saja : yakni bahwa saat datang dan saat pulang suasana batin kita sama saja. Dengan beriman, setiap orang menjadikan tubuhnya sebagai bait Allah yang hidup. Dan menjadi tempat orang lain mengalami transaksi kasih Yesus Kristus. Orang beriman tampil sebagai ranting Kristus untuk menghadirkan atau memperkenalkan transaksi untuk jiwa terutama sebagai ranting Yesus Kristus dalam bertransaksi kasih. Transaksi kasih akan dengan mudah terjadi bila terus menyembah Allah. Ketika kasih menjadi ciri orang beriman maka orang lain akan meninggalkan alla yang lain (yang berfokus pada tubuh) dan bergabung dengan orang beriman menyembah Allah dan menjadikan tubuh sebagai bait Allah yang hidup dengan kasih Yesus Kristus sebagai pusat transaksinya. Lakukan semuanya dengan tulus dan kasih Kristus akan nyata dalam hidup bersama.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di
Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 1
_edian_
Comments
Post a Comment