Skip to main content

Eksegese Minggu Prapaska 1 : Air Bah Sudah Menyapu Segala Yang Jahat - Tahun B

 Bacaan pada hari Minggu ini hendak menyampaikan beberapa pesan pokok kepada manusia dan terutama kepada orang beriman sebagai berikut : Pertama : Allah itu kasih dan kasihnya hadir dalam berbagai bentuk. Yang digambarkan di sini adalah membersihkan dunia dari dosa yang disimbolkan nya dengan air bah. Dalam peristiwa itu Allah hadir untuk memelihara dan mendampingi yang baik. Kedua : Allah setia akan janjinya. Ada yang dijanjikan pada perjanjian lama ditunjukkannya melalui yang disebut busur dan itu kemudian hadir dalam rupa Yesus Kristus. Ketika Allah menyelamatkan manusia dari kematian, Yesus mati supaya menarik keluar yang mati karena Iblis,  kemudian roh membangkitkan Yesus dari kematian bersama orang yang mati karena air bah atau yang mati karena iblis. Semuanya ini hendak menunjukkan kepada dunia bahwa dalam Allah,  iblis tidak berdaya dan dalam Allah tidak ada kematian. Manusia diharapkan berpartisipasi dalam karya kasih Allah dan karya keselamatan itu.  Partisipasi manusia sederhana saja seperti yang diwartakan dalam Injil yaitu bertobat. Yesus mengajak manusia untuk bertobat karena berdosalah yang membuat hidup di antara manusia menjadi gersang sama seperti hidup di padang gurun. Sebagai contoh,  ketika keluarga hidup dalam kepalsuan, kemunafikan, tidak saling mengampuni,  maka keluarga itu sama dengan hidup di padang gurun. Relasi antara anggota keluarga gersang bahkan lebih gersang dari padang gurun. Maka : ikutilah Allah dengan bertobat. Allah sudah berjanji untuk setia,  tanda setianya sudah datang dalam diri Yesus. Yesus juga setia. Yesus setia hadir dalam situasi yang demikian untuk mengangkat derajat hidup manusia ke dalam hidup kerajaan Surgawi. Kehadiran Yesus akan dirasakan bila manusia berjuang untuk bertobat. Bertobat dari malas supaya hidup berkecukupan, bertobat dari persamaan tersebut supaya dapat tersenyum lepas, bertobat dari ketidakjujuran supaya mengalami sukacita bersama, bertobat dari saling mencela atau mengkritik supaya dapat hidup dalam saling support, bertobat dari boros supaya mengalami sukacita dalam memberi, bertobat dari marah supaya yang lemah tidak lari dari rumah, bertobat dari rakus makan supaya mengalami hidup sehat - demikian seterusnya. Lakukan semuanya dalam iman akan Allah yang setia pada janjiNya.

 

 

Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 1

 

_edian_

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD FILIUM AMATUM DEI - BHS TDM - 15 Mei 2025

Di dalam otak kita, siapa pun kita, kita memiliki cita-cita, mempunyai kerinduan untuk menjadi bahagia. Kerinduan untuk memiliki uang, misalnya, itu hal yang normal karena hidup membutuhkan uang. Kerinduan untuk mendapatkan pekerjaan itu wajar karena memang bagian dari hidup. Tetapi sejatinya ada satu kerinduan tertinggi untuk orang beriman adalah rindu menjadi orang suci. Karena menjadi suci itulah jaminan mengalami kebahagiaan tertinggi dan kebahagiaan kekal. Opa lalu bertanya, “Pernakah kita membesaarkan kerinduan seperti itu dan berjuang melakukannya?” Pertanyaan sangat penting ini muncul di sela-sela Opa menjelaskan 7 keutamaan hidup sebagai lawan dari 7 dosa yang membawa kematian, Opa bercerita pengalaman hidupnya berjuang menjadi anak kesayangan mama dan ini bisa menjadi model anak kesayangan Allah atau menjadi suci untuk mendapatkan anugerah kebahagiaan kekal itu.  A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD… dari menjadi anak kesayangan mama menuju… Jika mau jujur semua cita-cita kita um...