Manusia selain untuk diri sendiri, juga hadir demi orang lain. Orang lain
sering juga sebagai Alter Ego, bahkan sebenarnya sebagai bagian tak terpisahkan
dari diri sendiri. Dalam relasi keluarga, misalnya, jelas setiap anggota
mewarisi sistem genetik yang relatif sama antara satu anggota dengan yang
lainnya. Di sini jelas anggota keluarga yang lain merupakan bagian dari diri
sendiri. Untuk orang beriman, kesatuan diri dengan yang lain tidak hanya berdasarkan
sistem genetik fisik, namun juga terutama berdiri di atas pondasi kasih Allah.
Kasih Allah itu menyatukan diri sendiri dengan orang lain, bahkan menyatukan
semua umat manusia . Dengan dasar ini maka manusia tidak beralasan untuk
menyusahkan orang lain apalagi menyusahkan orang - yang secara fisik disebut
sebagai penderita dalam bahasa manusia. Melalui bacaan kitab suci pada hari Minggu ini, orang
beriman diteguhkan kembali tentang kasih Allah yang tidak memilih, tidak
diskriminatif, bahkan peduli terhadap orang yang secara fisik dan sosial
menderita. Bagi Allah, yang utama pada manusia adalah jiwa. Manusia yang tidak
cacat jiwa dapat dilihat pada kesetiaannya mencari Yesus dan berjuang menemui
Yesus di jalan Nya. Ia datang kepada Yesus dan berseru mohon diselamatkan. Tindakan
menyenangkan orang lain tidak harus dalam arti yang besar dan luar biasa, banyak hal kecil dan sederhana yang dapat
dilakukan : sukacita, selalu tersenyum, jujur, rajin, sabar, rendah hati,
mengampuni. Ketika bercacat (jiwa), yang diperjuangkan adalah : fokus sibuk
melakukan tindakan yang menyenangkan orang lain atau tindakan demi kemuliaan
Allah. Bersabar dan nikmatilah seperti
mengalami kesembuhan jiwa dalam bentuk tetap bersukacita dan tetap bersyukur
apapun kondisi dan situasi fisik yang dialami
. Selamat mencoba dan membersihkan cacat jiwa dengan melakukan tindakan
yang menyenangkan orang lain, buktikan
sendiri bahwa pada waktunya akan sembuh dan akan menjadi mantan orang cacat
yang dipilih sebagai pewarta kasih Allah kepada semua orang.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di
Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2
_edian_
Comments
Post a Comment