Skip to main content

Eksegese Minggu ke 6 : Bertindaklah Menyenangkan Orang Lain Minggu Biasa ke 6 - Tahun B

 

Manusia selain untuk diri sendiri, juga hadir demi orang lain. Orang lain sering juga sebagai Alter Ego, bahkan sebenarnya sebagai bagian tak terpisahkan dari diri sendiri. Dalam relasi keluarga, misalnya, jelas setiap anggota mewarisi sistem genetik yang relatif sama antara satu anggota dengan yang lainnya. Di sini jelas anggota keluarga yang lain merupakan bagian dari diri sendiri. Untuk orang beriman, kesatuan diri dengan yang lain tidak hanya berdasarkan sistem genetik fisik, namun juga terutama berdiri di atas pondasi kasih Allah. Kasih Allah itu menyatukan diri sendiri dengan orang lain, bahkan menyatukan semua umat manusia . Dengan dasar ini maka manusia tidak beralasan untuk menyusahkan orang lain apalagi menyusahkan orang - yang secara fisik disebut sebagai penderita dalam bahasa manusia. Melalui bacaan kitab suci pada hari Minggu ini, orang beriman diteguhkan kembali tentang kasih Allah yang tidak memilih, tidak diskriminatif, bahkan peduli terhadap orang yang secara fisik dan sosial menderita. Bagi Allah, yang utama pada manusia adalah jiwa. Manusia yang tidak cacat jiwa dapat dilihat pada kesetiaannya mencari Yesus dan berjuang menemui Yesus di jalan Nya. Ia datang kepada Yesus dan berseru mohon diselamatkan. Tindakan menyenangkan orang lain tidak harus dalam arti yang besar dan luar biasa,  banyak hal kecil dan sederhana yang dapat dilakukan : sukacita, selalu tersenyum, jujur, rajin, sabar, rendah hati, mengampuni. Ketika bercacat (jiwa), yang diperjuangkan adalah : fokus sibuk melakukan tindakan yang menyenangkan orang lain atau tindakan demi kemuliaan Allah. Bersabar dan nikmatilah  seperti mengalami kesembuhan jiwa dalam bentuk tetap bersukacita dan tetap bersyukur apapun kondisi dan situasi fisik yang dialami  . Selamat mencoba dan membersihkan cacat jiwa dengan melakukan tindakan yang menyenangkan orang lain,  buktikan sendiri bahwa pada waktunya akan sembuh dan akan menjadi mantan orang cacat yang dipilih sebagai pewarta kasih Allah kepada semua orang.

 

Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2

 

_edian_

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Takut, Allah Menyertai Kita - Oleh Porat Antonius - BHSO Klaten 7 Agt 2021

Kita diminta jangan takut. Kalau kita takut, banyak hal yang buruk terjadi pada kita. Bersukacitalah. Sebenarnya dalam ilmu kedokteran, sukacita sudah diakui sebagai obat dan sudah dirumuskan dalam apa yang disebut Placebo. Dari bahasa Latin, placebo domino in regione vivorum. Secara mudahnya diterjemahkan “Saya bersukacita karena Allah hadir dalam hidup dalam hidupku”. Namun belakangan ini muncul istilah Nocebo, menakut-nakuti. Orang ditakuti-takuti dengan penyakit sampai harus makan obat seumur hidup. Tidak disadari banyak orang, bahwa pandemi sekarang ini adalah wujud nocebo. Diekspos kemana-mana virus ini sudah ada varian baru, varian ini dan itu. Itu semua meningkatkan ketakutan kita. Karena itu, makin banyak yang menderita karena makin cemas. Apalagi, setelah vaksin pertama kena covid, vaksin kedua masih takut. Masih takut lagi maka ditambah dengan booster. Akhirnya tubuh kita penuh vaksin. Ini semua praktek nocebo. Saya minta anggota SKK tidak perlu takut.  Sebagai warga neg...

Sehat Ditentukan Oleh Allah - BHSO Lampung Makassar 4 Feb 23

Untuk yang baru, selamat meninggalkan cara berpikir medical-based. Selama ini, manusia modern melihat cara berpikir medis sebagai yang terbaik yang menjawab masalah kesehatan kita. Hari ini, Bapak/Ibu yang baru bergabung diajak masuk ke suatu cara yang dianggap oleh dunia modern sebagai tradisional. Tetapi apapun label yang dunia sematkan, sudahlah. Yang penting kamu berani meninggalkan cara pikir yang diagung-agungkan banyak orang.  Hari ini ditegaskan sekali lagi bahwa sehat itu sebenarnya ditentukan oleh Allah. Bukan oleh alat. Karena itu, Bapak/Ibu diajak agar dengan cara hidup masing-masing, cara agama masing-masing, “Mari kita kembali pada Allah”. Saya (Opa Anton) menjadi seperti sekarang ini bukan karena hasil belajar. Saya bisa mengetahui sakit dan penderitaan Bapak/Ibu secara detail, bukan karena memiliki kepakaran medis. Informasi kesehatan personal termasuk apa yang menyebabkan Bapak/Ibu sakit dapat diakses secara mudah dari Allah. Sayangnya karena keterbatasan waktu, sa...

PESAN - Oleh Rafael - TDM 20 Februari 2025

PESAN MALAIKAT RAFAEL  Pesan ini singkat… kalian dengarkan baik2, pesannya singkat. Tapi saya mau koreksi tentang kata PESAN.   Pesan itu sesuatu yang disampaikan, kalian belum memiliki apa yang dipesankan. Kalian mendengarkan kata2 itu  masuk ke dalam diri kalian tetapi ia akan hanya menjadi kata2.  Kata2 itu apa sih….kata2 itu adalah sesuatu yang menentukan dalam pikiran kalian…  kata2 bisa menjadi sebuah energi, pendorong untuk kalian bisa melakukan sesuatu. Tetapi kata2 hanya akan menjadi kata2, walaupun kata2 itu sendiri punya energi. Tetapi ketika tidak digunakan kata2 itu hanyalah kata2.. misalnya kata cantik… ada energi dari kata cantik itu… energi yang mungkin selama ini tidak dipandang sebagai suatu hal atau energi yang bisa menghidupkan diri kalian… saya hitam misalnya…yah sudah…kalian akan menerima diri kalian sebagai orang yang hitam…tapi dunia membentuk hitam itu sebagai sesuatu yang negative. Sesuatu yang membuat kalian ooo saya berbeda dan saya y...