Ada ungkapan yang berbunyi hidup sama dengan masalah. artinya tentu banyak.
Ada yang menganggap : Hidup memang penuh masalah atau ada yang menganggap hidup
itu seperti main game, saat ada masalah
- biar bersukacita saja, nanti juga akan
berakhir seperti kita selesai main game. Dalam pandangan dunia umum yang
membedakan kedua tipe hidup seperti tadi, itu adalah kemampuan berpikir rasional dalam
menghadapi masalah. Itulah kodrat manusia sebagai rasional animal. Dalam
perjalanan sejarah ternyata bahwa kecerdasan rasional bukan satu-satunya yang
dilibatkan dalam memecahkan masalah. Muncul kecerdasan emosional lalu muncul
kecerdasan sosial lalu muncul kecerdasan spiritual kemudian muncul juga
kecerdasan kolaboratif. Perkembangan ini menunjukkan bahwa manusia belum tiba
di terminal kebenaran yang sesungguhnya jadi masih meraba-raba.
Bacaan minggu ini menyodorkan satu bentuk kecerdasan lain yakni kecerdasan
beriman. Ini terkait dan berhubungan erat dengan kesadaran akan ketergantungan
total pada Allah tanpa melibatkan secara Intens rasio atau kecerdasan lainnya
dalam memecahkan masalah. Contoh kecerdasan beriman pertama, percaya pada Allah dan apa yang dikatakanNya, Ikuti kata Allah, sabar sesuai kehendak Allah
tanpa analisis kemudian meninggalkan rasionya. Kedua, hidup benar saleh dan taat pada perintah Roh Kudus. Ketiga, jujur mengatakan dan melakukan
segala sesuatu sesuai Roh Kudus. Keempat, setia pada Allah.
Yusuf , Maria dan Yesus hadir memberikan contoh sikap beriman atau
kecerdasan beriman - mereka taat pada
hukum Taurat Musa yang berisi hukum Tuhan.
Setiap manusia setiap orang beriman berhak mendapat jawaban Allah - sumber
kecerdasan sesungguhnya - atas masalah yang dihadapi atau mendapat pendampingan
Roh Kudus dalam berhadapan dengan masalah.
Setiap keluhan manusia akan secara cepat mendapatkan jawaban Allah
sepanjang sungguh beriman pada Allah, taat
pada hukum Allah dan melakukan semua yang diperintahkan-Nya tanpa analisis
rasional.
Dengan meningkatkan kecerdasan beriman maka nyata dalam hidup kita bahwa
hidup ini tidak akan pusing. Buktikan
sendiri yaa....
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih
lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Liturgi B,
Buku Jilid 1
_edian_
Comments
Post a Comment