Skip to main content

Dunia yang Kita Kenal Sekarang akan Berlalu Eksegese Minggu Biasa ke 3 - Tahun B

 Dunia hidup manusia pada aspek tertentu dapat dikategorikan menjadi dua yakni dunia kehidupan bersukacita dan dunia kehidupan berduka cita. Bersukacita karena  bersama Allah, bersama Allah itu cirinya sukacita dan juga hidup suci. Hidup yang berduka cita adalah dunia kehidupan dengan ciri hidup tergantung pada materi duniawi atau bergantung pada yang tidak pernah cukup.

Banyak orang beranggapan bahwa dunia yang nyata itu dunia yang tergantung pada materi bahkan sukacita pun ditentukan hanya oleh jumlah materi yang dikuasai sendiri. Maka banyak orang memandang bahwa dunia materi adalah dunia yang satu-satunya, bahkan sebagai dunia yang membahagiakan dan dirindukan manusia. Apakah benar? kenyataannya tidak demikian banyak yang mengalami materi berkelimpahan tetapi tetap menderita atau tidak bersukacita. Paulus mengingatkan bahwa penderitaan akan berlalu jika manusia mengalami dunia bersukacita atau manusia bertobat dan mengikuti Injil atau mengikuti Yesus.

Dalam mengalihkan hidup menuju dunia bersukacita, Allah terlibat secara aktif. Partisipasi aktif Allah digambarkan dalam kitab suci pada Hari Minggu ini. Kitab Yunus bab 3 ayat 1 sampai dengan 5 dan ayat 10 menyatakan bahwa Allah aktif merancang dunia bersukacita bagi manusia. Demikian juga dalam Surat pertama Paulus kepada umat di Korintus bab 7 ayat 29 sampai dengan 31.

Kehidupan dunia baru yang bersukacita tanpa tergantung materi duniawi itu sama dengan dunia dalam kerajaan Allah.

 

Orang beriman percaya pada kasih Allah dan percaya bahwa Allah bersama manusia. Orang beriman juga adalah orang yang ber-kerinduan untuk hidup di dunia bersukacita bersama Allah. Dalam merespon kasih Allah itu, manusia terutama orang beriman diharapkan bertobat karena Kerajaan Allah sudah dekat. Dengan bertobat dan dengan bantuan kasih Allah, manusia sebenarnya mudah sekali beralih dari dunia duka cita ke dunia sukacita. Dunia baru akan dicapai segera setelah manusia berhasil bertobat total atau mengikuti Injil secara total. Selama ini banyak orang yang mengalami dunia kehidupan bersukacita bersama Allah secara sederhana dan nyata, misalnya dengan berpuasa dan berjuang hidup tanpa dosa dan mengikuti Injil. Contoh : banyak orang yang berduit berhenti makan daging dan telur dan hidup seolah-olah tidak mampu membeli daging dan telur. Kemudian uangnya dialihkan untuk menolong orang lain. Hasilnya bagi orang itu dia bebas dari penyakit diabetes bebas dari penyakit darah tinggi atau penyakit jantung . Hidup sehat seperti itulah yang merupakan bagian dari hidup  bersukacita bersama Allah berkat berpuasa bertobat dan mengikuti Yesus dalam bentuk berbagi. Ada yang lebih ekstrem : hanya makan pisang atau ubi-ubian, yang mereka makan dengan sukacita, seolah hidup tak berduit dan hanya mampu membeli pisang dan umbi-umbian. Buahnya juga semakin nyata menyehatkan dan membahagiakan karena sambil berpuasa, bisa bertobat dari dosa seperti : marah, dendam, kikir, bersungut-sungut. Itulah dunia bersukacita bersama Allah yang dialami orang beriman.

Setiap orang dengan caranya sendiri mencoba berpuasa dengan hidup seolah-olah tanpa materi. Beli pakaian secukupnya, makan secukupnya, sisanya diberikan kepada orang lain yang membutuhkan. Rasakan buahnya : sukacita akan berlipat ganda itulah sebagian dari Kerajaan Allah yang mendekat.


Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B, Buku Jilid 2

 

_edian_


Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD FILIUM AMATUM DEI - BHS TDM - 15 Mei 2025

Di dalam otak kita, siapa pun kita, kita memiliki cita-cita, mempunyai kerinduan untuk menjadi bahagia. Kerinduan untuk memiliki uang, misalnya, itu hal yang normal karena hidup membutuhkan uang. Kerinduan untuk mendapatkan pekerjaan itu wajar karena memang bagian dari hidup. Tetapi sejatinya ada satu kerinduan tertinggi untuk orang beriman adalah rindu menjadi orang suci. Karena menjadi suci itulah jaminan mengalami kebahagiaan tertinggi dan kebahagiaan kekal. Opa lalu bertanya, “Pernakah kita membesaarkan kerinduan seperti itu dan berjuang melakukannya?” Pertanyaan sangat penting ini muncul di sela-sela Opa menjelaskan 7 keutamaan hidup sebagai lawan dari 7 dosa yang membawa kematian, Opa bercerita pengalaman hidupnya berjuang menjadi anak kesayangan mama dan ini bisa menjadi model anak kesayangan Allah atau menjadi suci untuk mendapatkan anugerah kebahagiaan kekal itu.  A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD… dari menjadi anak kesayangan mama menuju… Jika mau jujur semua cita-cita kita um...