Dunia hidup manusia pada aspek tertentu dapat dikategorikan menjadi dua yakni dunia kehidupan bersukacita dan dunia kehidupan berduka cita. Bersukacita karena bersama Allah, bersama Allah itu cirinya sukacita dan juga hidup suci. Hidup yang berduka cita adalah dunia kehidupan dengan ciri hidup tergantung pada materi duniawi atau bergantung pada yang tidak pernah cukup.
Banyak orang beranggapan bahwa dunia yang nyata itu dunia yang tergantung
pada materi bahkan sukacita pun ditentukan hanya oleh jumlah materi yang
dikuasai sendiri. Maka banyak orang memandang bahwa dunia materi adalah dunia
yang satu-satunya, bahkan sebagai dunia yang membahagiakan dan dirindukan
manusia. Apakah benar? kenyataannya tidak demikian banyak yang mengalami materi
berkelimpahan tetapi tetap menderita atau tidak bersukacita. Paulus
mengingatkan bahwa penderitaan akan berlalu jika manusia mengalami dunia
bersukacita atau manusia bertobat dan mengikuti Injil atau mengikuti Yesus.
Dalam mengalihkan hidup menuju dunia bersukacita, Allah terlibat secara
aktif. Partisipasi aktif Allah digambarkan dalam kitab suci pada Hari Minggu
ini. Kitab Yunus bab 3 ayat 1 sampai dengan 5 dan ayat 10 menyatakan bahwa
Allah aktif merancang dunia bersukacita bagi manusia. Demikian juga dalam Surat
pertama Paulus kepada umat di Korintus bab 7 ayat 29 sampai dengan 31.
Kehidupan dunia baru yang bersukacita tanpa tergantung materi duniawi itu
sama dengan dunia dalam kerajaan Allah.
Orang beriman percaya pada kasih Allah dan percaya bahwa Allah bersama
manusia. Orang beriman juga adalah orang yang ber-kerinduan untuk hidup di
dunia bersukacita bersama Allah. Dalam merespon kasih Allah itu, manusia
terutama orang beriman diharapkan bertobat karena Kerajaan Allah sudah dekat.
Dengan bertobat dan dengan bantuan kasih Allah, manusia sebenarnya mudah sekali
beralih dari dunia duka cita ke dunia sukacita. Dunia baru akan dicapai segera
setelah manusia berhasil bertobat total atau mengikuti Injil secara total.
Selama ini banyak orang yang mengalami dunia kehidupan bersukacita bersama
Allah secara sederhana dan nyata, misalnya dengan berpuasa dan berjuang hidup
tanpa dosa dan mengikuti Injil. Contoh : banyak orang yang berduit berhenti
makan daging dan telur dan hidup seolah-olah tidak mampu membeli daging dan
telur. Kemudian uangnya dialihkan untuk menolong orang lain. Hasilnya bagi
orang itu dia bebas dari penyakit diabetes bebas dari penyakit darah tinggi
atau penyakit jantung . Hidup sehat seperti itulah yang merupakan bagian dari
hidup bersukacita bersama Allah berkat
berpuasa bertobat dan mengikuti Yesus dalam bentuk berbagi. Ada yang lebih
ekstrem : hanya makan pisang atau ubi-ubian, yang mereka makan dengan sukacita,
seolah hidup tak berduit dan hanya mampu membeli pisang dan umbi-umbian.
Buahnya juga semakin nyata menyehatkan dan membahagiakan karena sambil berpuasa,
bisa bertobat dari dosa seperti : marah, dendam, kikir, bersungut-sungut.
Itulah dunia bersukacita bersama Allah yang dialami orang beriman.
Setiap orang dengan caranya sendiri mencoba berpuasa dengan hidup
seolah-olah tanpa materi. Beli pakaian secukupnya, makan secukupnya, sisanya
diberikan kepada orang lain yang membutuhkan. Rasakan buahnya : sukacita akan
berlipat ganda itulah sebagian dari Kerajaan Allah yang mendekat.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih
lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan Tahun Liturgi B,
Buku Jilid 2
_edian_
Comments
Post a Comment