Skip to main content

Eksegese Minggu ke 33 Th A – Kepercayaan : Kasih Allah Yang Terlupakan

 Tuhan mengasihi ciptaanNya , cara Tuhan mengasihi manusia itu berbentuk proteksi, cara yang lain adalah dengan memberi modal, yang jarang disadari manusia adalah kepercayaan dari Tuhan. Bacaan pada Minggu ini berisi kasih Allah yang jarang mendapat perhatian manusia termasuk orang beriman , yaitu : kepercayaan.  Manusia yang mendapat kepercayaan dari Allah tidak tidur melainkan berjaga-jaga. Kepada ciptaan-Nya,  Allah memberikan modal kehidupan sekaligus kepercayaan agar ciptaanNya dapat mengembangkannya dan menggunakannya demi menunjang kehidupan diri atau sesama.

Allah menggunakan bahasa ancaman bukan untuk membinasakan melainkan untuk mengembalikan manusia ke dalam kasih kepercayaannya. Manusia disisi lain diharapkan menerima kepercayaan itu dan memanfaatkannya dengan baik. Kasih kepercayaan yang diterima dari Allah tidak untuk Allah.  Namun untuk manusia maka sibuklah dengan tindakan yang selaras dengan modal yang diterima.  Modal kepercayaan yang diberikan Allah kepada manusia misalnya alam dengan segala kelimpahan nya,  tubuh dengan segala kelengkapannya yang kompleks,   sesama manusia dihadirkan agar saling membantu dan tidak kesepian.  Manusia diajak Untuk memanfaatkan semuanya itu dengan sebaik-baiknya untuk kebahagiaan manusia sendiri.

Tugas manusia adalah menerima kepercayaan Allah dan memeliharanya. Kepercayaan yang diterima dari Allah juga merupakan modal untuk kehidupan yang kekal. Orang beriman diharapkan tampil sebagai model manusia yang menerima kasih kepercayaan Allah selalu memeliharanya dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya untuk diri sendiri dan sesama.  Oleh karena itu hiduplah dalam Terang kepercayaan kasih Allah ketika yang besar belum dapat dilakukan mulailah dengan yang dapat dilakukan dulu.  Lama-kelamaan akan mendapatkan tambahan modal kepercayaan Allah untuk melakukan yang mustahil dilakukan.  Mulailah hari ini dari sini.

 

 

Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, Minggu Biasa ke 33 Tahun Liturgi A, Buku Jilid 2

 

_edian_

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...