Skip to main content

Eksegese Minggu ke 32 Th A – Kebijaksanaan itu Berkeliling

 Banyak orang beriman memiliki kerinduan melihat wajah Allah atau bertemu Allah. Rupa-rupa tindakan yang dilakukan ada yang tekun berdoa, bersemedi, tekun membaca kitab suci, ada juga yang mengunjungi tempat-tempat suci dalam catatan sejarah umat beriman. Bacaan pada hari Minggu ini paling tidak meneguhkan hati orang yang terus berjuang untuk melihat wajahNya. Bacaan pertama mengatakan bahwa kebijaksanaan itu bersinar dan tak dapat layu, mudah dipandang oleh mereka yang mengasihiNya dan mudah ditemukan oleh mereka yang mencariNya.

Kebijaksanaan sendiri berkeliling mencari yang patut kepadaNya dan memperlihatkan diri kepada yang mencariNya. Bacaan kedua mengatakan bahwa orang beriman yang berpengharapan tidak berduka cita atas orang-orang yang meninggal dunia. Karena orang beriman percaya bahwa Yesus yang mati akan bangkit kembali. Bacaan Injil menyatakan bahwa kebijaksanaan itu sama dengan berjaga-jaga pada saat mempelai datang.

Melalui bacaan minggu ini orang beriman dikabarkan tentang Allah yang kasih. Bahwa Allah itu aktif berkeliling menemui yang dikasihiNya atau yang patut bagiNya. Terhadap Allah yang berkeliling itu, sikap manusia yang bijaksana adalah percaya dalam pengharapan akan keselamatan atau kebijaksanaan yang datang.

Allah berkeliling menemui yang dikasihiNya.  Allah tidak sulit ditemui oleh mereka yang hidupnya selalu berjaga-jaga dalam Terang. Lalu yang selalu mengisi kehidupannya dengan kekuatan terang akan mudah melihat atau merasakan kedatangan Tuhan. Kehadiran Allah yang terus berkeliling tidak akan diketahui manusia. Yang perlu bagi manusia adalah berjaga-jaga dalam kepatutan.  Yang patut bagi Allah adalah terus bertahan hidup dalam Terang kebajikan.  Allah - yang digambarkan sebagai sinar atau yang terang bersinar - hanya kompatibel dengan mereka yang memiliki Pelita yang terang atau tetap bernyala.  Allah hadir untuk menjadikan manusia lebih bersukacita dalam kasihNya.

Oleh karena itu, hiduplah dalam terang dan tambahkan minyak Pelita hidup dengan belajar kitab suci atau mendengarkanNya. Rasakan dalam hidup bahwa Allah yang berkeliling itu akan membawa sukacita baru dalam hidup atau menambah sukacitamu. Kemudian, orang beriman akan mengalami sukacita sempurna bersama Allah kelak di akhirat.

 

 

 

Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, Minggu Biasa ke 32 Tahun Liturgi A, Buku Jilid 2

 

_edian_

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...