Semua manusia dari yang paling bodoh sampai
yang paling pintar tahu tentang kasih. Banyak juga yang tahu kasih itu penting.
Karena penting, kasih menjadi salah satu topik diskusi intelektual di dunia.
Lalu muncullah klasifikasi kasih : yang erotis, yang filial, yang Agape. Pembedaan demikian pasti membingungkan. Supaya
jangan bingung dengan pembagian seperti itu, di gereja akhirnya muncul kalimat “saudara-saudara
yang saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus”. Tapi tidak terlalu jelas juga
: Apakah yang dalam Yesus itu : kasih
yang filial atau yang Agape? Hanya kaum
intelektual yang dapat menjelaskannya dengan baik. Dalam hidup tetap tak terpisahkan
dengan jelas.
Bacaan kitab suci pada hari Minggu ini berhubungan dengan kasih. Yaitu kasih terhadap Tuhan dan kasih terhadap sesama. Mengasihi Tuhan itu berbentuk : bertobat dari menyembah berhala menjadi menyembah Tuhan. Kemudian mengasih Allah itu : menerima firman Tuhan dan hidup sebagai teladan dan setia Menanti kedatangan Tuhan. Sementara mengasihi sesama itu ya jangan menindas jangan memeras orang asing, janda atau orang miskin dalam segala bentuk.
Mengasihi Allah itu adalah hukum kasih yang pertama dan utama karena Allah adalah kasih dan sumber kasih. Kasih pada manusia adalah perpanjangan atau lanjutan dari kasih Allah untuk manusia secara pribadi. Manusia belum pernah dan tidak akan pernah sebagai sumber kasih. Maka keliru jika manusia menganggap diri sebagai sumber kasih bagi dirinya sendiri dan sesamanya. Mengasihi Allah itu bermodus menerima dan memelihara kasih itu, termasuk bertobat karena bertobat sebenarnya menerima kasih pengampunan dari Allah sepenuhnya. Mengasihi diri dan sesama bermodus menyalurkan kasih yang diterima dari Allah kepada diri sendiri dan kepada sesama. Jadi mengasihi Allah itu sebenarnya adalah menerima kasih Allah sebagai hak, memelihara kasih itu dan kasih itu tidak hanya berhenti untuk diri sendiri. Kasih Allah yang diterima merupakan modal untuk mengasihi sesama manusia.
Setiap manusia berhak menerima kasih Allah
karena Allah tidak pernah dan tidak akan pernah memilah. Yang berhasil
mengasihi Allah dalam arti menerima kasih Allah dengan baik akan mampu
mengasihi sesamanya dengan baik pula. Mengasihi diri dan sesama adalah lanjutan
atau buah dari mengasihi Tuhan. Maka manusia harus mendahulukan mengasihi Allah
sebelum mengasihi sesamanya. Contoh mengasihi diri sendiri misalnya tentang
makanan yang sehat . Yang total mengasih Allah akan dengan mudah menemukan
jenis makanan yang sehat untuk tubuhnya sendiri Allah akan memberikannya. Orang
beriman adalah orang yang menjadi model kasih. Orang beriman total bersandar
pada Allah dan total hadir sebagai yang tidak memeras, tidak membenci, total memaafkan, total rajin, total sebagai
contoh hidup yang damai dan sukacita . Total
memulainya dengan total melakukan yang kecil dan sederhana. Misalnya total sabar - total tidak marah.
Usahakanlah hal itu dengan sepenuh hati.
Dengan totalitas yang tinggi. Kemudian ditambah lagi yang lain sampai
pada waktunya akan menjadi total dalam arti keseluruhan hidup sebagai orang
beriman. Mulailah dan lakukan. Allah setia
mendampingi yang berkehendak baik dan yang melakukannya.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius
Lebih
lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, Minggu Biasa ke 30
Tahun Liturgi A, Buku Jilid
_edian_
Comments
Post a Comment