Skip to main content

Eksegese Minggu ke 30 Th A – Kasih : Hukum Yang Tertinggi

 

Semua manusia dari yang paling bodoh sampai yang paling pintar tahu tentang kasih. Banyak juga yang tahu kasih itu penting. Karena penting, kasih menjadi salah satu topik diskusi intelektual di dunia. Lalu muncullah klasifikasi kasih : yang erotis, yang filial, yang Agape.  Pembedaan demikian pasti membingungkan. Supaya jangan bingung dengan pembagian seperti itu, di gereja akhirnya muncul kalimat “saudara-saudara yang saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus”. Tapi tidak terlalu jelas juga :  Apakah yang dalam Yesus itu : kasih yang filial atau yang Agape?   Hanya kaum intelektual yang dapat menjelaskannya dengan baik. Dalam hidup tetap tak terpisahkan dengan jelas.

Bacaan kitab suci pada hari Minggu ini berhubungan dengan kasih.  Yaitu kasih terhadap Tuhan dan kasih terhadap sesama. Mengasihi Tuhan itu berbentuk : bertobat dari menyembah berhala menjadi menyembah Tuhan. Kemudian mengasih Allah itu : menerima firman Tuhan dan hidup sebagai teladan dan setia Menanti kedatangan Tuhan.  Sementara mengasihi sesama itu ya jangan menindas jangan memeras orang asing, janda atau orang miskin dalam segala bentuk. 

Mengasihi Allah itu adalah hukum kasih yang pertama dan utama karena Allah adalah kasih dan sumber kasih. Kasih pada manusia adalah perpanjangan atau lanjutan dari kasih Allah untuk manusia secara pribadi. Manusia belum pernah dan tidak akan pernah sebagai sumber kasih. Maka keliru jika manusia menganggap diri sebagai sumber kasih bagi dirinya sendiri dan sesamanya. Mengasihi Allah itu bermodus menerima dan memelihara kasih itu,  termasuk bertobat karena bertobat sebenarnya menerima kasih pengampunan dari Allah sepenuhnya. Mengasihi diri dan sesama bermodus menyalurkan kasih yang diterima dari Allah kepada diri sendiri dan kepada sesama. Jadi mengasihi Allah itu sebenarnya adalah menerima kasih Allah sebagai hak,  memelihara kasih itu dan kasih itu tidak hanya berhenti untuk diri sendiri. Kasih Allah yang diterima merupakan modal untuk mengasihi sesama manusia.

Setiap manusia berhak menerima kasih Allah karena Allah tidak pernah dan tidak akan pernah memilah. Yang berhasil mengasihi Allah dalam arti menerima kasih Allah dengan baik akan mampu mengasihi sesamanya dengan baik pula. Mengasihi diri dan sesama adalah lanjutan atau buah dari mengasihi Tuhan. Maka manusia harus mendahulukan mengasihi Allah sebelum mengasihi sesamanya. Contoh mengasihi diri sendiri misalnya tentang makanan yang sehat . Yang total mengasih Allah akan dengan mudah menemukan jenis makanan yang sehat untuk tubuhnya sendiri Allah akan memberikannya. Orang beriman adalah orang yang menjadi model kasih. Orang beriman total bersandar pada Allah dan total hadir sebagai yang tidak memeras,  tidak membenci,  total memaafkan, total rajin, total sebagai contoh hidup yang damai dan sukacita  . Total memulainya dengan total melakukan yang kecil dan sederhana.  Misalnya total sabar - total tidak marah. Usahakanlah hal itu dengan sepenuh hati.  Dengan totalitas yang tinggi. Kemudian ditambah lagi yang lain sampai pada waktunya akan menjadi total dalam arti keseluruhan hidup sebagai orang beriman.  Mulailah dan lakukan. Allah setia mendampingi yang berkehendak baik dan yang melakukannya.

 

Cuplikan dari Buku  Eksegese Orang Jalanan,  karya Porat Antonius 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, Minggu Biasa ke 30 Tahun Liturgi A, Buku Jilid

 

_edian_

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...