Satu tema
perdebatan intelektual panjang yang tidak berakhir antara ilmuwan atheis dan
agamawan yang atheis sampai kini adalah tentang adanya Tuhan Allah atau Dewa. Jangan
pernah bermimpi bahwa perdebatan intelektual kedua pihak akan segera berakhir.
Perdebatan akan berlanjut bahkan semakin seru karena setiap pihak tetap berdiri
kokoh dengan landasan pijak intelektual masing-masing . Apapun argumentasi
mereka, yang jelas pihak ilmuwan atheis tidak akan pernah berhasil menghentikan
orang untuk percaya Tuhan. Merekapun tidak akan pernah berhasil meniadakan
Tuhan minimal dari pikiran mereka sendiri. Pada saat mereka mempersoalkan Tuhan
pada saat yang sama itulah mereka gagal menghapus gagasan tentang Tuhan dari
pikiran mereka sendiri. Bahkan gagasan tentang
Tuhan saja tidak dapat dihapus Bagaimana tentang Tuhan? Sebaliknya orang
beriman juga akan gagal mengajak dunia untuk percaya pada Tuhan bila hanya
mengandalkan kemampuan intelektual atau kemampuan menata gagasan intelektual se
logis logis nya.
Bacaan pada hari
Minggu ini memberi sebagian gambaran tentang Tuhan dan karyanya yang secara
tidak langsung menunjukkan eksistensi Allah yang tidak terjangkau dengan
intelektualitas yang terbatas. Bacaan pertama menggambarkan Tuhan yang kasih
berkarya dibalik manusia meskipun manusia tidak mengenalnya dan tidak
menyadarinya. Bacaan kedua dikatakan
bahwa Paulus dan kelompoknya yang mewartakan Injil kepada Jemaat mengucapkan
syukur dan berdoa. Paulus menegaskan kepada Jemaat di Tesalonika bahwa Roh
Kudus berkarya di balik kata-kata yang dipakai dalam pewartaan Injil. Bacaan
Injil menggambarkan Allah yang dikenal itu hadir di tengah orang Farisi. Yesus
hadir mengungkapkan kepada manusia bahwa Allah ada dan Allah kini hadir untuk
dikenal . Allah mengenal isi hati manusia, Allah mengenal manusia lebih dari
manusia mengenal dirinya sendiri. Itulah
Allah yang penuh kasih yaitu berkarya dari balik manusia untuk keberhasilan
manusia. Dalam Injil digambarkan tentang membayar pajak kepada Allah, yang
dapat diartikan bahwa Allah yang sekarang hadir di hadapan kita, maka mari kita
sibuk mendengarkan dia dan melakukan perintahnya daripada sibuk mencobai dia
dan sibuk berkomunikasi dengan dia untuk sesuatu yang tidak menyelamatkan baik
di dunia maupun di akhirat.
Dunia mengalami
kemajuan yang spektakuler dalam banyak hal. Secara intelektual hal itu akan
mudah dipikirkan. Namun jangan lupa
bahwa Allah yang berkarya Di balik semua yang dicapai manusia. Walaupun sejarah intelektual tidak terjangkau
atau tidak dapat dibuktikan, bukan berarti bahwa Allah tidak ada dan tidak
hadir menguatkan manusia untuk mengalami kemajuan. Bagi orang beriman tidak
penting bertarung secara intelektual melawan orang yang tidak percaya akan
Allah dan karya kasih Allah yang bekerja dibalik kemajuan manusia. Bagi orang beriman yang penting adalah
merasakan kehadiran Allah dibalik kemajuan dunia. Berdoa dan bersyukurlah
ketika mengalami kemajuan itu. Berjuanglah pula untuk mendengarkan Allah yang
hadir. Ketika saat mendengarkan kita tidak mendengar suara (Allah) karena
keterbatasan, maka dengarlah orang lain yang telah mengalami karya kasih Allah,
dengarkanlah orang itu dengan sungguh hati. Ketika kita tetap mengalami
keterbatasan untuk mendengarkan dari orang lain, maka dengarlah apa yang
disampaikan kitab suci. Lakukanlah semuanya dengan Sungguh hati.
Salah satu
hambatan dalam upaya mengalami kehadiran Allah atau merasakan karya kasih Allah
dalam hidup manusia adalah sifat mementingkan diri sendiri. Maka orang beriman
perlu belajar untuk tidak sombong dengan kemampuan intelektualnya. Dengan
mendengarkan Allah dan melaksanakan semua perintahnya dengan sungguh maka kita
telah membayar pajak kepada Allah. Dengan sibuk membayar pajak kepada Allah - maka kita akan dapat membayar pajak kepada
kaisar.
Semoga setiap
orang beriman sibuk berjuang mengalami kehadiran Allah atau merasakan karyaNya
daripada sibuk dengan pertarungan intelektual tentang Allah. Mulailah segalanya
dari yang kecil, pandanglah dunia sekitar Bagaimana Allah bekerja melalui
manusia menumbuhkan sayur yang menyehatkan. Bersyukurlah. Kemudian Tengoklah ke dalam diri tentang
hal-hal yang sederhana yang terjadi diluar kemampuan manusia. Bersyukurlah kepada-Nya
Cuplikan
dari Buku Eksegese Orang Jalanan
karya
Porat Antonius,
Lebih
lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, Minggu Biasa ke 29
Tahun
Liturgi A, Buku Jilid 2, halaman 304 - 311
_edian_
Comments
Post a Comment