Skip to main content

Eksegese Minggu ke 29 Tahun A : Aku mempersenjataimu meskipun kamu tidak mengenal Aku

 

Satu tema perdebatan intelektual panjang yang tidak berakhir antara ilmuwan atheis dan agamawan yang atheis sampai kini adalah tentang adanya Tuhan Allah atau Dewa. Jangan pernah bermimpi bahwa perdebatan intelektual kedua pihak akan segera berakhir. Perdebatan akan berlanjut bahkan semakin seru karena setiap pihak tetap berdiri kokoh dengan landasan pijak intelektual masing-masing . Apapun argumentasi mereka, yang jelas pihak ilmuwan atheis tidak akan pernah berhasil menghentikan orang untuk percaya Tuhan. Merekapun tidak akan pernah berhasil meniadakan Tuhan minimal dari pikiran mereka sendiri. Pada saat mereka mempersoalkan Tuhan pada saat yang sama itulah mereka gagal menghapus gagasan tentang Tuhan dari pikiran mereka sendiri.  Bahkan gagasan tentang Tuhan saja tidak dapat dihapus Bagaimana tentang Tuhan? Sebaliknya orang beriman juga akan gagal mengajak dunia untuk percaya pada Tuhan bila hanya mengandalkan kemampuan intelektual atau kemampuan menata gagasan intelektual se logis logis nya.

 

Bacaan pada hari Minggu ini memberi sebagian gambaran tentang Tuhan dan karyanya yang secara tidak langsung menunjukkan eksistensi Allah yang tidak terjangkau dengan intelektualitas yang terbatas. Bacaan pertama menggambarkan Tuhan yang kasih berkarya dibalik manusia meskipun manusia tidak mengenalnya dan tidak menyadarinya.   Bacaan kedua dikatakan bahwa Paulus dan kelompoknya yang mewartakan Injil kepada Jemaat mengucapkan syukur dan berdoa. Paulus menegaskan kepada Jemaat di Tesalonika bahwa Roh Kudus berkarya di balik kata-kata yang dipakai dalam pewartaan Injil. Bacaan Injil menggambarkan Allah yang dikenal itu hadir di tengah orang Farisi. Yesus hadir mengungkapkan kepada manusia bahwa Allah ada dan Allah kini hadir untuk dikenal . Allah mengenal isi hati manusia, Allah mengenal manusia lebih dari manusia mengenal dirinya sendiri.   Itulah Allah yang penuh kasih yaitu berkarya dari balik manusia untuk keberhasilan manusia. Dalam Injil digambarkan tentang membayar pajak kepada Allah, yang dapat diartikan bahwa Allah yang sekarang hadir di hadapan kita, maka mari kita sibuk mendengarkan dia dan melakukan perintahnya daripada sibuk mencobai dia dan sibuk berkomunikasi dengan dia untuk sesuatu yang tidak menyelamatkan baik di dunia maupun di akhirat. 

 

 

Dunia mengalami kemajuan yang spektakuler dalam banyak hal. Secara intelektual hal itu akan mudah dipikirkan.  Namun jangan lupa bahwa Allah yang berkarya Di balik semua yang dicapai manusia.  Walaupun sejarah intelektual tidak terjangkau atau tidak dapat dibuktikan, bukan berarti bahwa Allah tidak ada dan tidak hadir menguatkan manusia untuk mengalami kemajuan. Bagi orang beriman tidak penting bertarung secara intelektual melawan orang yang tidak percaya akan Allah dan karya kasih Allah yang bekerja dibalik kemajuan manusia.  Bagi orang beriman yang penting adalah merasakan kehadiran Allah dibalik kemajuan dunia. Berdoa dan bersyukurlah ketika mengalami kemajuan itu. Berjuanglah pula untuk mendengarkan Allah yang hadir. Ketika saat mendengarkan kita tidak mendengar suara (Allah) karena keterbatasan, maka dengarlah orang lain yang telah mengalami karya kasih Allah, dengarkanlah orang itu dengan sungguh hati. Ketika kita tetap mengalami keterbatasan untuk mendengarkan dari orang lain, maka dengarlah apa yang disampaikan kitab suci. Lakukanlah semuanya dengan Sungguh hati.

 

Salah satu hambatan dalam upaya mengalami kehadiran Allah atau merasakan karya kasih Allah dalam hidup manusia adalah sifat mementingkan diri sendiri. Maka orang beriman perlu belajar untuk tidak sombong dengan kemampuan intelektualnya. Dengan mendengarkan Allah dan melaksanakan semua perintahnya dengan sungguh maka kita telah membayar pajak kepada Allah. Dengan sibuk membayar pajak kepada Allah -  maka kita akan dapat membayar pajak kepada kaisar.

Semoga setiap orang beriman sibuk berjuang mengalami kehadiran Allah atau merasakan karyaNya daripada sibuk dengan pertarungan intelektual tentang Allah. Mulailah segalanya dari yang kecil, pandanglah dunia sekitar Bagaimana Allah bekerja melalui manusia menumbuhkan sayur yang menyehatkan. Bersyukurlah.  Kemudian Tengoklah ke dalam diri tentang hal-hal yang sederhana yang terjadi diluar kemampuan manusia.   Bersyukurlah kepada-Nya

 

 

 

Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan

 karya Porat Antonius, 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, Minggu Biasa ke 29 Tahun Liturgi A, Buku Jilid 2, halaman 304 - 311

 

_edian_

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...