Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2020

Eksegese Minggu ke 30 Th A – Kasih : Hukum Yang Tertinggi

  S emua manusia dari yang paling bodoh sampai yang paling pintar tahu tentang kasih. Banyak juga yang tahu kasih itu penting. Karena penting, kasih menjadi salah satu topik diskusi intelektual di dunia. Lalu muncullah klasifikasi kasih : yang erotis, yang filial, yang Agape.  Pembedaan demikian pasti membingungkan. Supaya jangan bingung dengan pembagian seperti itu, di gereja akhirnya muncul kalimat “saudara-saudara yang saya kasihi dalam Tuhan kita Yesus Kristus”. Tapi tidak terlalu jelas juga :  Apakah yang dalam Yesus itu : kasih yang filial atau yang Agape?   Hanya kaum intelektual yang dapat menjelaskannya dengan baik. Dalam hidup tetap tak terpisahkan dengan jelas. B acaan kitab suci pada hari Minggu ini berhubungan dengan kasih.   Yaitu kasih terhadap Tuhan dan kasih terhadap sesama. Mengasihi Tuhan itu berbentuk : bertobat dari menyembah berhala menjadi menyembah Tuhan. Kemudian mengasih Allah itu : menerima firman Tuhan dan hidup sebagai teladan...

Eksegese Minggu ke 29 Tahun A : Aku mempersenjataimu meskipun kamu tidak mengenal Aku

  Satu tema perdebatan intelektual panjang yang tidak berakhir antara ilmuwan atheis dan agamawan yang atheis sampai kini adalah tentang adanya Tuhan Allah atau Dewa. Jangan pernah bermimpi bahwa perdebatan intelektual kedua pihak akan segera berakhir. Perdebatan akan berlanjut bahkan semakin seru karena setiap pihak tetap berdiri kokoh dengan landasan pijak intelektual masing-masing . Apapun argumentasi mereka, yang jelas pihak ilmuwan atheis tidak akan pernah berhasil menghentikan orang untuk percaya Tuhan. Merekapun tidak akan pernah berhasil meniadakan Tuhan minimal dari pikiran mereka sendiri. Pada saat mereka mempersoalkan Tuhan pada saat yang sama itulah mereka gagal menghapus gagasan tentang Tuhan dari pikiran mereka sendiri.   Bahkan gagasan tentang Tuhan saja tidak dapat dihapus Bagaimana tentang Tuhan? Sebaliknya orang beriman juga akan gagal mengajak dunia untuk percaya pada Tuhan bila hanya mengandalkan kemampuan intelektual atau kemampuan menata gagasan intelektu...

Buktikanlah Imanmu : Bersukacitalah - Eksegese Minggu ke 28 Tahun A

  Saat ini dunia manusia terbelah dan tidak jelas membedakan manusia yang beriman dan yang tidak beriman.   Ketika berhubungan dengan sukacita dan dukacita maka semakin tidak jelas lagi : Yang mengaku beriman katanya bersukacita,   Namun demikian juga yang tidak beriman mengaku sama. Yang katanya beriman pada saat berkekurangan : mengeluh, menggerutu atau bersungut-sungut. Demikian juga dengan yang tidak beriman. Jadi dalam hal bersuka cita dan berduka cita tidaklah jelas siapa yang beriman dan siapa yang tidak beriman. Bacaan kitab suci pada hari Minggu ini mengangkat satu hal penting yang sering dilupakan orang beriman dalam hidup sehari-hari :   yaitu bersukacita. Bacaan pertama Yesaya menggambarkan bersukacita beriman itu bagai hadir dalam perjamuan bersama Allah di atas satu gunung.   Dalam pertemuan dengan Allah, dukacita sirna. Dalam bacaan kedua , kepenuhan sukacita itu sama persis seperti yang dialami Paulus yaitu tetap bersukacita baik dalam kekurangan...

Gab 3/10/20 Berjuang untuk tersenyum-sukacita- sama sekali tanpa mengeluh

 Pesan Gabriel , Mekon 3 Oktober 2020 Senang rasanya aku bisa menjumpaimu malam hari ini dan senang rasanya aku bisa ada bersamamu meskipun waktu yang kuterima dari padaNya sangat terbatas untuk ada padamu. Kusampaikan salam dari Allah untukmu dan hendaknya salam itu kamu teruskan kepada sesamamu yang lain. Malam hari ini aku datang dengan tamu istimewa dan kuharapkan kehadiranya menguatkanmu tentang pentingnya menjadi orang baik di dunia  dan pentingnya mengakui dan meyakini secara sungguh bahwa Allah maha kuasa dan Allah berkuasa atas segala hal termasuk dirimu.  Aku mengunjungimu sebagai sebuah tugas utamaku sekaligus bentuk rasa sayangku kepadamu dan sebagai wujud bahwa Allah ada untukmu saat ini.  Senantiasa kami mengusahakan kepadamu pesan-pesan kebaikan dan harapan kami berjuanglah untuk melakukan kebaikan meskipun kebaikan itu kecil menurut ukuranmu. Tetapi ketahuilah kupastikan bahwa kebaikan kecil yang ada pada matamu sungguhlah besar dihadapan-Nya. Setiala...

Manusia Hanyalah Penggarap - Eksegese Minggu ke 27 Tahun A

  Berkat kemajuan yang dicapai - terutama dalam sains dan teknologi - manusia pada umumnya beranggapan   bahwa manusia adalah pemilik sah atas dirinya sendiri. Setiap manusia berhak secara absolut atas dirinya sendiri. Meskipun sesekali bertanya : Siapakah aku ini?   atau untuk apa Aku di sini? - tetapi manusia tetap teguh berpandangan bahwa ia adalah pemilik sah atas dirinya sendiri.   Demikian juga atas bumi. Pada mulanya bumi ini disebut sebagai bumi tak bertuan.   Setiap manusia berhak untuk tinggal di mana saja dan berhak menggarap bumi untuk hidupnya tanpa manusia lain yang mempersoalkan.    Sekarang tidak lagi demikian.   Bumi sudah dimiliki dan dikuasai manusia.   Di Kantor Pertanahan penuh dokumen informasi kepemilikan. Bacaan pada minggu ini mengangkat sisi lain bahwa diri manusia bukan miliknya sendiri. Demikian juga dengan bumi bukan milik manusia. Diri manusia dan bumi adalah milik Allah. Manusia hanyalah penggarap atau pemegan...