Skip to main content

Anggaplah Orang Lain Lebih Penting - Eksegese Minggu Biasa ke 26 Tahun Liturgi A

 Manusia di dunia ini ada yang bersifat egois dan ada pula yang bersifat altruis. Yang egois melihat diri lebih penting dari orang lain. Orang lain diperlukan untuk menggenapi diri yang penting di tengah orang lain. Yang altruis akan sebaliknya, tidak melihat diri lebih penting dari orang lain, minimal melihat orang lain sama pentingnya dengan dirinya sendiri. Dalam situasi tertentu yang altruis melupakan dirinya, melupakan kebenarannya, dan berkorban demi orang lain. Bagi orang altruis dalam situasi tertentu orang lain lebih penting dari dirinya sendiri. Bacaan pada hari Minggu ini mengingatkan orang beriman untuk mengambil posisi yang bijak dalam menempatkan diri terhadap orang lain. Dalam bacaan pertama, orang egois itu disebut sebagai orang fasik. Bagi orang fasik tindakan Tuhan itu tidak tepat, yang tepat adalah tindakan mereka sendiri yang sesuai kepentingan mereka sendiri. Yehezkiel mengajak mereka untuk bertobat menjadi orang benar.  Semua yang baik dan benar tersedia pada Allah. 

***

Ketiga bacaan pada hari Minggu ini secara bersama-sama mewartakan kasih Tuhan. Tuhan dengan kasihnya mengajak semua manusia mengalami Kerajaan Allah. Allah mengutus putranya Yesus Kristus turun ke dunia memberi contoh hidup. Orang beriman diajak untuk masuk mengalami kasih Allah. Dalam bacaan pertama orang beriman diajak untuk meninggalkan ukuran kebenarannya sendiri. Bacaan kedua orang beriman diajak untuk Sehati dan sepikir dalam satu kasih, satu jiwa dan satu tujuan bersama Kristus. Injil menegaskan tindakan daripada pengetahuan, pengetahuan yang terumus dalam kata tidak mengantar orang beriman masuk ke dalam kerajaan Allah . Pengetahuan hanya mengantar manusia ke terminal kesombongan atau egoisme atau ke terminal kebencian satu dengan yang lain. Karena berkata-kata cenderung menjerumuskan manusia ke dalam adu argumentasi.

***

Orang beriman dalam bertindak menempatkan orang lain lebih tinggi atau lebih penting dari dirinya sendiri. Nanti orang lain juga memperlakukannya demikian. Itulah satu jiwa dan satu tujuan. Satu jiwa dan satu tujuan hanya dapat dicapai melalui tindakan. Setiap orang berhak masuk mengalami kerajaan kasih Allah, demikian juga dengan orang beriman. Tetapi orang beriman mempunyai hak lebih yakni membawa orang lain masuk mengalami kasih Allah. Supaya dapat membawa orang lain masuk mengalami kerajaan surga, orang beriman harus menempatkan dirinya lebih rendah dari orang berdosa.  Dengan kata lain bertaubat dari kebenaran sendiri atau bertobat dari kebenaran yang mementingkan diri sendiri.   Kerajaan Allah akan diraih baik untuk diri sendiri atau orang lain bila terus bertobat dan terus menempatkan orang lain di atas diri sendiri. Orang beriman mesti memulai dari yang kecil dan sederhana antara lain mendengarkan ajakan Allah untuk bertobat. Misalnya jika pada satu waktu Allah mengajaknya untuk sabar maka belajar dahulu dengan tekun untuk sabar, pada kesempatan lain mungkin Allah mengatakan rajin melakukan itu juga dengan tekun. Semakin tekun akan semakin jelas peta kehidupan yang dirancang manusia untuk hidup di dunia dan untuk bergerak tanpa gentar menuju kehidupan lain setelah tugas di dunia ini berakhir. Dengan terus beriman, terus bertobat dan terus menempatkan orang lain di atas diri sendiri,  akan jelas dalam hidup bahwa namamu akan ditempatkan orang lain di atas banyak nama. Ketika manusia lupa menempatkannya,  percayalah,  Allah akan menempatkannya di atas nama manusia lain.  Lakukanlah dan rasakan hasilnya dalam hidup sehari-hari :  yang menghormati orang lain akan dihormati, yang membenci orang lain akan dibenci. Allah hadir untuk menambah dan terus memberikan yang tidak dapat dilakukan manusia pada waktu yang ditetapkan Allah sendiri.

 

 

Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan karya Porat Antonius, 

Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, Minggu Biasa ke 26 Tahun Liturgi A, Buku Jilid 2, halaman 270 sd 278

 

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Takut, Allah Menyertai Kita - Oleh Porat Antonius - BHSO Klaten 7 Agt 2021

Kita diminta jangan takut. Kalau kita takut, banyak hal yang buruk terjadi pada kita. Bersukacitalah. Sebenarnya dalam ilmu kedokteran, sukacita sudah diakui sebagai obat dan sudah dirumuskan dalam apa yang disebut Placebo. Dari bahasa Latin, placebo domino in regione vivorum. Secara mudahnya diterjemahkan “Saya bersukacita karena Allah hadir dalam hidup dalam hidupku”. Namun belakangan ini muncul istilah Nocebo, menakut-nakuti. Orang ditakuti-takuti dengan penyakit sampai harus makan obat seumur hidup. Tidak disadari banyak orang, bahwa pandemi sekarang ini adalah wujud nocebo. Diekspos kemana-mana virus ini sudah ada varian baru, varian ini dan itu. Itu semua meningkatkan ketakutan kita. Karena itu, makin banyak yang menderita karena makin cemas. Apalagi, setelah vaksin pertama kena covid, vaksin kedua masih takut. Masih takut lagi maka ditambah dengan booster. Akhirnya tubuh kita penuh vaksin. Ini semua praktek nocebo. Saya minta anggota SKK tidak perlu takut.  Sebagai warga neg...

Sehat Ditentukan Oleh Allah - BHSO Lampung Makassar 4 Feb 23

Untuk yang baru, selamat meninggalkan cara berpikir medical-based. Selama ini, manusia modern melihat cara berpikir medis sebagai yang terbaik yang menjawab masalah kesehatan kita. Hari ini, Bapak/Ibu yang baru bergabung diajak masuk ke suatu cara yang dianggap oleh dunia modern sebagai tradisional. Tetapi apapun label yang dunia sematkan, sudahlah. Yang penting kamu berani meninggalkan cara pikir yang diagung-agungkan banyak orang.  Hari ini ditegaskan sekali lagi bahwa sehat itu sebenarnya ditentukan oleh Allah. Bukan oleh alat. Karena itu, Bapak/Ibu diajak agar dengan cara hidup masing-masing, cara agama masing-masing, “Mari kita kembali pada Allah”. Saya (Opa Anton) menjadi seperti sekarang ini bukan karena hasil belajar. Saya bisa mengetahui sakit dan penderitaan Bapak/Ibu secara detail, bukan karena memiliki kepakaran medis. Informasi kesehatan personal termasuk apa yang menyebabkan Bapak/Ibu sakit dapat diakses secara mudah dari Allah. Sayangnya karena keterbatasan waktu, sa...

PESAN - Oleh Rafael - TDM 20 Februari 2025

PESAN MALAIKAT RAFAEL  Pesan ini singkat… kalian dengarkan baik2, pesannya singkat. Tapi saya mau koreksi tentang kata PESAN.   Pesan itu sesuatu yang disampaikan, kalian belum memiliki apa yang dipesankan. Kalian mendengarkan kata2 itu  masuk ke dalam diri kalian tetapi ia akan hanya menjadi kata2.  Kata2 itu apa sih….kata2 itu adalah sesuatu yang menentukan dalam pikiran kalian…  kata2 bisa menjadi sebuah energi, pendorong untuk kalian bisa melakukan sesuatu. Tetapi kata2 hanya akan menjadi kata2, walaupun kata2 itu sendiri punya energi. Tetapi ketika tidak digunakan kata2 itu hanyalah kata2.. misalnya kata cantik… ada energi dari kata cantik itu… energi yang mungkin selama ini tidak dipandang sebagai suatu hal atau energi yang bisa menghidupkan diri kalian… saya hitam misalnya…yah sudah…kalian akan menerima diri kalian sebagai orang yang hitam…tapi dunia membentuk hitam itu sebagai sesuatu yang negative. Sesuatu yang membuat kalian ooo saya berbeda dan saya y...