Manusia mempunyai tubuh. Secara biologis, tubuh dibentuk dari sel yang berproses sedemikian rupa sehingga membentuk satu organisme. Meskipun sel tubuh memiliki sifat kerja yang relatif sama menurut ilmu biologi , namun setiap orang itu unik. Itu karena sebagai warisan kromosom yang di dalamnya membawa ciri pembeda secara genetis yang unik. Pada hari minggu ini, bacaan menjelaskan satu hal yang melampaui tubuh dalam pandangan biologis itu. Bacaan pertama menjelaskan, bahwa tubuh manusia digunakan oleh Tuhan untuk tujuan yang Tuhan tetapkan. Bacaan kedua, Paulus mangajak jemaat untuk menggunakan tubuhnya sebagai persembahan yang hidup yang kudus dan yang berkenan kepada Allah. Dalam Injil, Yesus mengungkapkan bahwa tubuhnya akan dibunuh, dan tubuh yang sama dibangkitkan pada hari ketiga.
Tubuh, sesuai bacaan hari ini, digunakan sebagai media Allah menyatakan kasihNya. Ketika manusia menggunakan tubuhnya sebagai media firman Allah, iblis hadir menghalangi supaya jangan terjadi seperti kehendak Allah. Tidak banyak orang beriman yang menyadari bahwa tubuh adalah media kasih Allah. Masih banyak orang tidak menggunakan tubuhnya untuk bekerja rajin. Orang beriman perlu belajar membiarkan diri jiwa raga dibujuk Tuhan dan tunduk pada kehendak Tuhan. Orang beriman diajak untuk menggunakan tubuhnya sebagai media mewartakan firman Allah. Mewartakan Sabda Tuhan dengan tubuh banyak ragamnya, antara lain dengan tersenyum. Tersenyum merupakan pewartaan kabar sukacita tanpa kata yang dapat dilakukan semua orang tanpa harus belajar di sekolah yang tinggi. Dengan tersenyum, diri sendiri bersukacita, tetapi juga sekaligus mengajak orang lain untuk bersama-sama bersukacita atau mengubah dukacita pada orang lain menjadi sukacita. Belajarlah pada bayi yang tersenyum dengan siapa saja yang membangun relasi dengannya. Tersenyum merupakan cara yang sederhana, murah dan mudah untuk membangun hubungan persaudaraan baik dengan orang baru maupun dengan yang lama. Daripada bergosip, lebih baik tersenyum atau bercerita supaya orang lain ikut tersenyum.
Daripada bergosip, sebaiknya tubuh digunakan untuk
mengubah orang bodoh menjadi pintar. Daripada tubuh dipakai untuk duduk lebih
baik tubuh dipakai untuk menyapu rumah agar semua orang merasa nyaman di rumah.
Dalam menggunakan tubuh sebagai media Allah untuk kasih, iblis pasti datang
menghalangi.
Beriman atau tidak, sebenarnya dapat dilihat dari cara seseorang menggunakan tubuhnya. Tidak perlu bangga dengan iman yang dianggap kuat. Tidak perlu bersedih juga bila tubuh belum maksimal digunakan sebagai media kasih. Yang terpenting, rela dibujuk Allah agar tubuh digunakannya untuk media menyalurkan kasihnya kepada banyak orang. Dengan itu lama-kelamaan tubuh setiap orang beriman akan dipakai oleh Allah. Berjuanglah sekecil apapun yang dapat dilakukan tubuh untuk kebaikan orang lain dan diri sendiri. Yang terpenting adalah selalu siap untuk dituntun Allah agar dapat menggunakan tubuh sesuai dengan kehendakNya. Setiap orang sudah ditetapkan Allah untuk menggunakan tubuh dalam bidang kehidupan yang berbeda. Dengarlah Allah supaya dimanapun tubuh berada, tubuh dapat digunakan sebagai media kasih. Lakukan mulai dengan yang kecil dan sederhana. Small is beautiful.
Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan karya Porat Antonius,
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, Minggu Biasa ke 22 Tahun Liturgi A, Buku Jilid 2, halaman 231 - 237
_edian_
Comments
Post a Comment