Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan karya Porat Antonius,
Minggu Biasa ke 12 Tahun Liturgi A
Secara fisik, arsitektur menjadi saksi bisu perubahan cara manusia berjuang menghadapi ancaman baik ancaman alam, binatang, maupun ancaman manusia lain. Saat masih banyak binatang buas berkeliaran, manusia cenderung membangun rumah panggung dan hidup berkumpul dalam satu rumah panggung. Ketika yang buas adalah sesama manusia, manusia mendesain alat perang yang mematikan musuh. Sampai sekarang ancaman atas manusia tidak lenyap, ancaman tetap ada. Yang berubah adalah bentuknya. Manusia sibuk merancang cara baru yang cocok untuk mengatasi ancaman. Bangunan fisik menggambarkan kecenderungan manusia dalam memandang ancaman, manusia cenderung melihat tubuh sebagai locus penting ancaman atas hidup manusia. Allah, di sisi lain, tanpa mengabaikan yang fisik tubuh, lebih melihat ancaman atas jiwa itu yang sesungguhnya jauh lebih penting untuk diperhatikan. Keselamatan jiwa menjadi kekuatan untuk keselamatan tubuh. Ketika manusia keliru melihat yang penting - bahkan melupakan jiwa sebagai yang penting itu - Allah datang dan hadir untuk mengambil alih proses perlindungannya.
***
Melalui bacaan Minggu ini , orang beriman diteguhkan kembali akan kasih Allah. Kasih , yang pertama sesuai bacaan-bacaan di atas adalah melindungi tubuh orang yang jiwanya berkenan pada Allah dari ancaman keselamatan tubuh. Yang kedua, adalah mengambil alih yang diabaikan manusia. Ketika manusia tidak melihat keselamatan jiwa itu lebih penting dari keselamatan tubuh, Allah turun tangan. Yesus datang menebusnya dengan cara membiarkan tubuh Nya tidak selamat di salib untuk membebaskan jiwa manusia dari ancaman maut karena dosa. Manusia keliru melihat keselamatan tubuh yang utama. Allah melalui bacaan-bacaan Minggu mengingatkan bahwa keselamatan jiwa jauh lebih penting. Tubuh itu fana dan tidak bermakna di hadapan Allah. Selain itu, ancaman tubuh lebih cenderung bersifat eksternal dan impermanen. Sementara, ancaman jiwa bersifat internal dan permanen. Oleh karena itu, Yesus meminta murid Nya untuk tidak takut dengan musuh yang membunuh tubuh, takutlah dengan musuh yang membunuh jiwa yakni dosa.
***
Mendahulukan keselamatan jiwa itu sesungguhnya nyata dalam kehidupan sehari-hari. Tidak jujur atau
dendam itu dosa. Ketika berdosa
dengan cara : kita tidak jujur
atau dendam, maka tidur jarang nyenyak, tubuh jelas akan terancam menderita
maag, ambeien, darah tinggi atau sakit jantung. Hidup akhirnya tergantung pada obat - yang pada gilirannya malah
memperparah kesehatan tubuh.
Kenyataan ini - paling tidak menggambarkan kadar beriman pada manusia. Banyak orang beriman yang baru sampai pada level tahu tentang beriman, tahu tentang Allah, tahu tentang keselamatan, tahu tentang berdoa dengan kata atau bernyanyi dengan suara yang merdu. Banyak manusia yang belum sampai beriman pada level hidup, yaitu hidup - yang bersama dengan sesama manusia dalam suasana aman dan tentram - dan hidup bersama Allah di sini dan kelak. Bacaan yang diwartakan melalui bacaan Minggu ini adalah jadilah orang baik seperti Yeremias. Yang baik dan benar akan dilindungi sesama. Bila manusia lupa, Allah tidak pernah lupa melindungi setiap orang benar. Jadilah orang baik dan orang benar.
***
Baik dan benar itu merupakan urusan jiwa bukan urusan tubuh. Baik dan benar itu bertumbuh. Dalam situasi seperti ini, yang diperlukan adalah beriman pada Yesus yang datang membebaskan manusia dari dosa. Terang terangan mengakui atau beriman pada Yesus itu banyak ragam dan caranya. Yang menjadi fokus pewartaan minggu ini adalah beriman dalam bentuk terang terangan berjuang dan hidup tanpa dosa di hadapan sesama manusia sebagai bukti nyata mengakui Yesus di dunia ini.
Yang malas, tidak sabar, bersungut-sungut, suka mengeluh, kikir dan yang sibuk berjuang untuk terbebas dari ancaman secara ukuran tubuh jelas bukanlah bukti mengikuti Yesus.
Namun, tampil sebagai orang yang rajin, sabar , jujur, bersukacita, murah hati dsb..: hidup seperti itulah sebagai bentuk nyata mengakui Yesus di hadapan manusia.
Yesus selalu mendampingi mereka yang mau berjuang, jangan takut. Yang penting, berjuanglah untuk selalu tersenyum dan bersukacita. Begitu juga dengan jujur, sabar, murah hati, rajin, lakukanlah dengan terang terangan di hadapan manusia. Tak perlu takut dicemooh orang lain . Allah akan melindungi. Niscaya yang bersukacita akan terus bersukacita, yang jujur akan terus jujur. Lakukan saja, rasakan kemajuannya dan rasakan buahnya dalam hidup di dunia ini.
Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius - Max Biae Dae, Minggu Biasa ke 12 Tahun Liturgi A halaman 128 - 134
_edian_
Comments
Post a Comment