Skip to main content

Tuhan adalah Allah yang Penyayang

Cuplikan dari Buku Eksegese Orang Jalanan 
Karya Porat Antonius

Hari raya Tritunggal Mahakudus, Tahun liturgi A 



Banyak sudah diskusi bahkan perdebatan tentang konsep Tritunggal Mahakudus di antara umat Kristen. Diskusi dan perdebatan itu baik dan sangat berguna untuk meningkatkan pengetahuan kognitif tentang Allah dan karya Nya. Tetapi pengetahuan seperti itu tidaklah cukup untuk hidup sehari-hari, apalagi untuk hidup dalam sukacita dan damai dalam kebersamaan dengan orang sederhana yang tidak mampu memhami konsep konsep diskursus tentang Tritunggal Mahakudus.
Bacaan hari Minggu ini mengajak orang beriman untuk menunjukkannya lewat tindakan nyata dalam hidup sehari-hari.
Gambaran Allah yang disampaikan melalui Kitab Suci hari  Minggu ini adalah Allah yang penyayang, pengasih, panjang sabar. Allah yang demikian itu datang menemui manusia sendiri. Yang akan mengalami Allah yang penyayang itu adalah yang percaya sekalipun sebelumnya berjalan dalam kegelapan atau mengalami tegar tengkuk karena yang percaya akan diselamatkan dan akan mengalami hidup kekal. Ciri manusia yang percaya pada Allah itu digambarkan sebagai yang bersukacita, hidup sempurna, sehati sepikir, dan damai. yang jahat tentu tidak demikian : penuh ketakutan, irihati, bersedih hati, dan tidak damai.
***
Orang beriman adalah orang yang percaya. Tetapi percaya pada Allah tidak sama dengan tahu bahwa Allah itu pengasih, penyayang, panjang sabar. Atau tahu bahwa Allah mengutus Putera Nya ke dunia untuk menyelamatkan dunia. Juga tidak sama dengan berpengetahuan secara kognitif tentang yang baik dan yang jahat. Itu tidak cukup sebagai orang yang sungguh percaya. Sesuai bacaan hari Minggu ini , orang yang percaya itu antara lain : naik ke atas gunung Sinai untuk bertemu Tuhan, mengalami kasih Tuhan, dan mendengar perintah Tuhan. Paulus di satu pihak menunjukkan bahwa orang beriman yang sungguh percaya adalah orang-orang hidup bersukacita (dan menyebarkan sukacita), sehati sepikir dalam tindakan, damai dan hidup sebagai contoh damai dalam hidup bersama.
Orang beriman diminta untuk tampil sebagai model sehati sepikir, model sukacita dan model hidup dalam kedamaian.
***
Hidup sehari-hari sesempurna itulah bukti nyata bahwa orang beriman itu adalah orang yang sungguh percaya pada Allah. Tanpa hidup seperti itu, orang beriman dianggap sebagai orang sakit jiwa yang rajin berbicara tentang Tuhan dan mewartakan Tuhan dan kasih Nya, sementara hidupnya sendiri sarat dengan konflik, dukacita, dan tidak panjang sabar. Bagaimana orang lain akan percaya? Maka mulailah dari yang biasa dilakukan dan diharapkan dalam hidup sehari-hari, seperti menuruti perintah orang lain, rajin, tersenyum, tidak marah, dan sebagainya. Setelah menjadi kebiasaan yang tidak disadari, melangkahlah lebih lanjut ke yang bisa dilakukan dalam hidup sehari hari, seperti mengampuni orang yang bersalah. Kemudian terus bertumbuh sampai pada waktunya dapat melakukan yang mustahil dapat dilakukan. Allah penyayang akan hadir membantu pada saat kemampuan manusia mencapai limit tertinggi.
Mulailah dari rumah. Suami istri berjuang sehati sepikir, setiap anggota keluarga saling memaafkan supaya keluarga hidup dalam damai. Jangan sampai pula salah satu anggota keluarga berbeban lebih berat dari yang lain, ketika yang lain masak, yang lainnya cuci piring. Ketika yang lain menyapu, yang lain belajar. Ketika semua nonton, nontonlah ramai ramai.
***
Sukacita, saling mengasihi, dan damai itu terjadi dalam situasi sehati sepikir dan setindak. Jangan pernah berpikir damai terjadi, bila bertindak sesuai selera dan ukuran masing masing, karena akan terjadi iri hati, cemburu dan saling benci. Jika itu yang terjadi, maka sia-sialah merayakan pesta Tritunggal Mahakudus setiap tahun. Supaya bermakna dalam hidup, lakukanlah dari yang biasa, kemudian menanjak ke yang bisa dilakukan, dan percayalah bersama Allah yang penyayang, setiap orang dapat melakukan yang  mustahil dilakukan dalam ukuran manusia. Selamat memulai dan buktikan khasiatnya dalam hidup. Allah Tritunggal itu benar satu, sehati sepikir dalam sukacita dan damai.


Lebih lengkap lagi dapat dibaca di Buku Eksegese Orang Jalanan, karya Porat Antonius - Max Biae Dae,  Tahun A Jilid 2,  Minggu Hari Raya Tritunggal Mahakudus , hal 3 - 9



_edian_















 











  

Comments

Popular posts from this blog

Jangan Takut, Allah Menyertai Kita - Oleh Porat Antonius - BHSO Klaten 7 Agt 2021

Kita diminta jangan takut. Kalau kita takut, banyak hal yang buruk terjadi pada kita. Bersukacitalah. Sebenarnya dalam ilmu kedokteran, sukacita sudah diakui sebagai obat dan sudah dirumuskan dalam apa yang disebut Placebo. Dari bahasa Latin, placebo domino in regione vivorum. Secara mudahnya diterjemahkan “Saya bersukacita karena Allah hadir dalam hidup dalam hidupku”. Namun belakangan ini muncul istilah Nocebo, menakut-nakuti. Orang ditakuti-takuti dengan penyakit sampai harus makan obat seumur hidup. Tidak disadari banyak orang, bahwa pandemi sekarang ini adalah wujud nocebo. Diekspos kemana-mana virus ini sudah ada varian baru, varian ini dan itu. Itu semua meningkatkan ketakutan kita. Karena itu, makin banyak yang menderita karena makin cemas. Apalagi, setelah vaksin pertama kena covid, vaksin kedua masih takut. Masih takut lagi maka ditambah dengan booster. Akhirnya tubuh kita penuh vaksin. Ini semua praktek nocebo. Saya minta anggota SKK tidak perlu takut.  Sebagai warga neg...

Sehat Ditentukan Oleh Allah - BHSO Lampung Makassar 4 Feb 23

Untuk yang baru, selamat meninggalkan cara berpikir medical-based. Selama ini, manusia modern melihat cara berpikir medis sebagai yang terbaik yang menjawab masalah kesehatan kita. Hari ini, Bapak/Ibu yang baru bergabung diajak masuk ke suatu cara yang dianggap oleh dunia modern sebagai tradisional. Tetapi apapun label yang dunia sematkan, sudahlah. Yang penting kamu berani meninggalkan cara pikir yang diagung-agungkan banyak orang.  Hari ini ditegaskan sekali lagi bahwa sehat itu sebenarnya ditentukan oleh Allah. Bukan oleh alat. Karena itu, Bapak/Ibu diajak agar dengan cara hidup masing-masing, cara agama masing-masing, “Mari kita kembali pada Allah”. Saya (Opa Anton) menjadi seperti sekarang ini bukan karena hasil belajar. Saya bisa mengetahui sakit dan penderitaan Bapak/Ibu secara detail, bukan karena memiliki kepakaran medis. Informasi kesehatan personal termasuk apa yang menyebabkan Bapak/Ibu sakit dapat diakses secara mudah dari Allah. Sayangnya karena keterbatasan waktu, sa...

PESAN - Oleh Rafael - TDM 20 Februari 2025

PESAN MALAIKAT RAFAEL  Pesan ini singkat… kalian dengarkan baik2, pesannya singkat. Tapi saya mau koreksi tentang kata PESAN.   Pesan itu sesuatu yang disampaikan, kalian belum memiliki apa yang dipesankan. Kalian mendengarkan kata2 itu  masuk ke dalam diri kalian tetapi ia akan hanya menjadi kata2.  Kata2 itu apa sih….kata2 itu adalah sesuatu yang menentukan dalam pikiran kalian…  kata2 bisa menjadi sebuah energi, pendorong untuk kalian bisa melakukan sesuatu. Tetapi kata2 hanya akan menjadi kata2, walaupun kata2 itu sendiri punya energi. Tetapi ketika tidak digunakan kata2 itu hanyalah kata2.. misalnya kata cantik… ada energi dari kata cantik itu… energi yang mungkin selama ini tidak dipandang sebagai suatu hal atau energi yang bisa menghidupkan diri kalian… saya hitam misalnya…yah sudah…kalian akan menerima diri kalian sebagai orang yang hitam…tapi dunia membentuk hitam itu sebagai sesuatu yang negative. Sesuatu yang membuat kalian ooo saya berbeda dan saya y...