Corona sedang masif berkembang di mana-mana. Dunia menderita ketakutan karena virus corona. Hanya karena corona anggaran militer harus dialihfungsikan untuk urusan kesehatan manusia. Corona membutuhkan prioritas biaya untuk menangkal penularannya.
Salah satu cara melawan dan menangkal corona yakni perlu dibangun imunitas diri. Imunitas diri diperlukan karena manusia itu punya tubuh dan punya jiwa. Imunitas diri karena selain treatment difokuskan pada institusi tubuh juga menyatu dalam satu keutuhan dengan jiwa sebagai institusi lainnya. Institusi jiwa akan menghidupkan dan menjadi landasan bagi eksistensi institusi tubuh. Karena itu imunitas diri harus diperkuat dalam satu keutuhan yang holistik antara institusi tubuh dan jiwa secara bersama-sama. Artinya, upaya menguatkan imunitas diri untuk menangkal penularan corona haruslah berbasis pada treatmen yang tidak hanya berfokus pada tubuh akan tetapi juga berfokus pada jiwa dalam keutuhan yang holistik, gestalt dan tidak parsial sifatnya. Di sinilah diperlukan disiplin manusia untuk taat dan patuh pada hukum kasih pada satu sisi juga taat pada hukum tubuh pada sisi lain dalam pengertian sistem imunitas diri.
Konsep imunitas diri ini didasarkan pada pandangan yang berbeda dengan pandangan mengenai imunitas tubuh. Imunitas tubuh hanya diberikan treatmen pada tubuh. Dasar pandangannya, pada tubuh manusia terdapat sejumlah komposit zat dalam jumlah dan takaran tertentu. Padahal manusia lebih dari sekadar takaran kompositum zat material biologis.
Karena itu, fokus pandangan imunitas tubuh (bisa dibaca: kesehatan) yang hanya didasarkan pada tubuh sambil melupakan kembaran institusi jiwa merupakan sebuah malapetakan bagi manusia.
Dasar pemahaman terhadap konsep imunitas diri dilandasi oleh pandangan bahwa setiap orang memiliki self laboratorium yang akan mengungkapkan secara nyata tentang yang dibutuhkan dan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Proses menjadi sehat secara fisik dapat dilakukan dengan memperhatikan pesan jiwa melalui response tubuh terhadap jenis makanan dan minuman yang dikonsumsi. Karena setiap orang memiliki institusi jiwa yang senantiasa mengingatkan manusia untuk mengkonsumsi dan atau tidak mengkonsumsi jenis makanan dan minuman tertentu.
Institusi jiwa bahkan mampu mereinforcement setiap orang setelah atau sebelum mengkonsumsi jenis makanan dan minuman tertentu. Di sini dengan tegas untuk dinyatakan bahwa penguatan imunitas diri pada setiap orang ditentukan oleh dua hal yakni what we eat and what we do.
Yang pertama yakni what we eat akan berhubungan dengan asupan jenis makanan dan minĂ¹man yang ditujukan untuk menguatkan dan meningkatkan nutrisi tubuh pada satu sisi sementara itu pada sisi yang lain berkaitan dengan tindakan perbuatan kebaikan hidup untuk pemenuhan nutrisi jiwa, itu yang kedua. Kedua jenis asupan nutrisi tersebut berbeda sumber asalnya. Yang diasup oleh nutrisi tubuh datang dari luar diri kemudian dibawa masuk ke dalam diri manusia utk memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh berupa jenis makanan dan minuman. Sementara itu, tindakan perbuatan kebaikan hidup asal datangnya dari dalam diri dibawa ke luar diri setiap orang untuk memenuhi kebutuhan nutrisi jiwa. Ringkasnya, imunitas dibentuk dari nutrisi tubuh dari what we eat dan penguatan nutrisi jiwa berasal dari what we do.
Dalam konteks penularan covid kita sepakat sebagai species wabah penyakit yang mudah dan masif menular. Didasarkan pada karakteristik wabah tersebut maka cara pencegahan yang utama yakni membangun imunitas diri dengan fokus pada jiwa dan tubuh secara holistik kemudian diikuti dengan cara disiplin diri menjaga jarak sosial, menghunakan masker, tinggal di rumah dan lainnya serta berjuang bersama Allah.
Karena itu, upaya penguatan imunitas diri sebagai jenis pendekatan pencegahan penularan corona harus dilakukan secara Neoholistic dan tidak hanya bersifat holistik karena tidak hanya keterlibatan antarmanusia tetapi juga Allah terlibat bekerja bersama manusia.
Bentuk pendekatan neoholistik berbasis pada treatment yang difokuskan pada institusi tubuh dan jiwa dalam kesatuan yang holistik dan keunikan diri setiap orang. Treatment pada kedua institusi tersebut meliputi aspek religius spiritual, psikososial dan aspek fisiologis biologis. Karena itu bentuk treatmen yang diperlukan utk penguatan imunitas diri harus dilakukan secara holistik bahkan neoholistik di mana keterlibatan Allah sumber kehidupan manusia menjadi andalan utama manusia.
Katakan saja, pada aspek biologis fisiologis setiap individu harus mampu menahan diri dari godaan mengkonsumsi jenis makanan dan minuman yang tidak layak dan sesuai dengan kebutuhan penguatan imunitas tubuh seperti mie instan, telur dan daging ayam ras dan jenis makanan pabrik. Perkuat jenis makanan dan minuman seperti air putih, buah-buahan, jenis makanan carbohidrat seperti sayur daun pepaya, daun kelor dan terung dan jahe, ubi, pisang dan keladi dan jenis makanan lokal lainnya dari tanah. Penguatan imunitas diri pada aspek psikososial seperti menahan diri dari marah-marah krn memicu hipertensi. Selain itu, hindari konflik dengan orang, sabar, tabah, dan rendah hatil, optimis serta selalu senyum dan tawa serta sukacita, tenang dan damai. Secara religius spiritual seperti harap dan berserah diri dan teguh beriman kepada Allah sumber hidup manusia, doa dan solat dan jauhkan rasa takut, cemas, gelisah dan jauhkan marah, dendam dan benci dan jangan sombong. Dengan cara seperti itu, imunitas diri menjadi kuat dan berdaya tahan serta menguatkan institusi jiwa akan memberi landasan untuk menguatkan imunitas diri pada institusi tubuh. Artinya tubuh sehat dan imun hanya ada dalam kesehatan dan imunitas jiwa dan bukan sebaliknya. Jiwalah yang menghidupkan dan menggerakan tubuh dan bukan tubuh yang menghidupkan jiwa.
Di sini perlu ditegaskan kehidupan manusia itu terikat pada hukum yakni Kasih. Tubuh terikat pada hukum tubuh yakni sistem imunitas tubuh. Alampun terikat pada hukum alam. Karena itu, manusia harus taat pada hukum kasih yang mengatur jiwa untuk berelasi dengan Allah, dengan diri sendiri, dengan sesama dan orang lain serta mengatur relasi dengan alam semesta. Dengan pola hidup seperti taat dan patuh pada hukum jiwa dan hukum tubuh manusia memiliki imunitas diri mampu menghadapi sekaligus bebas dari ancaman penularan virus corona.
Hukum kasih menuntun manusia berelasi dengan Allah PenciptaNya, relasi dengan dirinya sendiri, dengan sesama dan orang lain serta relasi manusia dengan alam semesta. Hukum tubuh menuntun manusia mengkonsumsi jenis makanan dan minuman yang layak dan sesuai dengan kebutuhan tubuh seperti manusia hidup secukupnya dan tidak rakus dan jangan salah makan dan salah minum. Tubuh sehat atau imun karena ia taat dan patuh pada hukum tubuh demikian jiwapun taat dan patuh pada hukum jiwa. Imunitas diri manusia karena tubuh imun dan berdaya tahan di dalam jiwa yang imun dan sehat. Imunitas diri membebaskan manusia dari ancaman penularan corona karena wabah penyakit hidup sesuai hukum alam. Artinya setiap mahluk hidup harus taat dan patuh serta hidup sesuai hukum yang telah ditetapkan Allah Pencipta yang berkuasa atas ciptaanNya dan semua yang dijadikanNya itu baik adanya.
Terpujilah Allah Maha Kuasa!
Comments
Post a Comment