Opa mengawali pagi ini dengan pesan yang cukup serius tetapi selalu dengan gaya yang unik dan enak dinikmati. Opa mendasari pesan penting pagi ini dari kutipan Injil Yoh 1:1-2 yang berbunyi: Pada mulanya adalah Firman: Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Sabda dalam Kisah penciptaan pun semuanya dengan Sabda. Kata atau Sabda menjadi anugerah istimewah. Berikut Opa akan menjelaskan bagaimana seharusnya kita ber-KATA.
KATA/BAHASA BERENERGI MENCIPTA.
Kata itu bukan tanpa energi. Justru Kata atau Bahasa itu berenergi mencipta. Itulah yang terjadi pada kisah penciptaan. Allah bersabda dan terciptalah semuanya. Allah menciptakan manusia juga dengan dan melalui sabda. Melalui Sabda Allah terciptalah manusia sebagai gambar atau citra Allah yang kita kenal sebagai Imago Dei. Dari dasar inilah kita bisa katakan bahwa pada bahasa manusia sebagai Imago Dei ada potensi mencipta. Potensi mencipta sangat potensial terlebih mencipta dalam hal-hal baik. Bahkan tindakan itu bercahaya jika kita hidup betul-betul menampakkan diri sebagai Citra Allah. Tidak perlu juga memikirkan tindakan yang besar, ketika kita hanya bisa memiliki energi untuk satu tindakan mencipta yang kecil, buatlah itu untuk menampakan Citra Allah dalam diri. Cahaya kata atau bahasa sebagai anugerah istimewah dari Allah ini akan menjadi sangat kuat terlebih pada para pemimpin atau pemuka agama. Mereka sudah mendapatkan otoritas karena rahmat khusus yang diterimanya. Kata atau bahasa dari yang memiliki otoritas ini berenergi sangat kuat mengubah. Energi bahasa salah satunya terlihat pada ungkapan Latin yang berbunyi Nomen est Omen, Nama adalah Tanda. Penjelasan Opa akhirnya menggeser ungkapan ini karena ada nilai baru menjadi Nomen est Imago Dei atau Nomen est Similitudo Dei. Kata atau Bahasa kita hendaknya menjadi cahaya yang menandai kita sebagai Imago Dei.
PORAT ANTONIUS
TEAMBHSKOCARKACIRSKK.
Niko Boleng.
Comments
Post a Comment