Skip to main content

Berpikir dan Berperilaku Sebagai Citra Allah - BHSO Bali dan Smg- 22 Apr 23

Hari ini, pertanyaan yang perlu bapa/ibu refleksikan adalah, siapa itu manusia? Pertanyaan ini penting karena jika dijawab dengan benar, maka orang bisa hidup sebagai manusia yang sukacita. Orang bisa hidup sebagai manusia yang tidak menderita melampaui kapasitas tubuhnya. 


Sepanjang sejarah peradaban sudah banyak orang pintar yang menjawab pertanyaan ini. Sayang sekali, jawaban-jawabannya hanya bersifat horizontal saja. Misalnya, manusia didefinisikan sebagai makhluk yang terdiri dari sekitar 37 triliun sel. Pertanyaannya adalah apa arti dari jawaban semacam itu terhadap tubuh seseorang. Manusia juga dipandang sebagai monyet yang mengalami evolusi spesifik dan mengalami sedikit perubahan genetik dan tampilan fisik. Jawaban ini juga tidak menyelesaikan kerisauan manusia terhadap persoalan penyakit dan relasi antarmanusia. Ada juga ahli yang membuat pengertian bahwa manusia adalah "animale rationale" (binatang yang berpikir). Apa yang terjadi saat ini adalah semua manusia berpikir dan sibuk dengan pikirannya itu, sehingga terjadi pertikaian antarpikiran yang tidak pernah menemukan titik temu. Mengagungkan pikirannya sendiri membuat manusia tidak bisa hidup bersama secara damai. Bahkan manusia semakin gelisah dalam kebersamaan itu. Singkatnya, banyak sekali jawaban terhadap pertanyaan "siapa itu manusia" yang sudah dirumuskan oleh dunia kurang lebih dalam 3000 tahun terakhir. 


Salah satu jawaban yang tidak terlalu diagungkan oleh manusia dan ditinggalkan oleh dunia adalah bahwa manusia adalah gambaran Allah, citra Allah, imago Dei atau yang barangkali dalam Islam disebut Al-Khalifah. Ketika manusia meninggalkan penjelasan tentang manusia sebagai citra Allah, manusia hidup dalam kegelapan. Banyak masalah manusia yang tidak terjawab oleh definisi horizontal. Misalnya, dengan menjawab bahwa sakit disebabkan karena kerusakan sel maka dikembangkan metode stemsel untuk mengatasi kerusakan tersebut. Kemudian diberikan makanan tertentu supaya terjadi regenerasi sel. Tetapi yang terjadi adalah malah semakin bingung. Penyakitnya juga tidak kunjung sembuh dan semakin banyak biaya yang dipakai untuk mengembangkan teknologi. 


Melalui jawaban sebagai citra Allah, maka salah satu gambaran Allah yang pada manusia adalah berbahasa. Silahkan baca kisah penciptaan dalam agama-agama Samawi. Enam hari dunia diciptakan hanya melalui sabda. Kemudian, manusia diciptakan sedikit berbeda dengan cara dibuat dari tanah, tetapi diciptakan sesuai gambaran Allah. Salah satu gambaran Allah pada manusia adalah berbicara. Gambaran itu sekaligus membedakan manusia dari binatang yang tidak dapat berbicara seperti manusia. Allah memberikan bahasa pada manusia agar bisa menunjukkan kebaikan dan cinta Allah melalui bahasa itu. Ketika manusia melawan hakikat bahasa sebagai saluran cinta Allah, banyak penyakit muncul. Berbagai riset di bidang neurologi, sosial, psikologi, menunjukkan bahwa kekacauan kehidupan pada umumnya dan kekisruhan pada sistem kerja tubuh ditentukan oleh kata yang digunakan. Kalau orang berpikir negatif tentang diri sendiri maka ia tidak bisa menerima diri. Tubuhnya yang ditolak itu akan membuat selnya gelisah. Dari situ penyakit muncul. Dalam hal ini, penyakit terjadi karena virus ketegangan sel yang disebabkan oleh bahasa. Demikian halnya ketika bercerita atau mengeluh tentang diri yang sakit, maka orang lain juga ikut sakit karena ikut sedih dengan penderitaan itu. 


Banyak tulisan dari penderita kanker yang bersaksi bahwa mereka merasa divonis mati ketika  ke dokter. Disana dokter memvonis mereka menderita kanker stadium 4. Mendengar kata-kata itu, mereka merasa hidup sudah berakhir. Tetapi ada penderita yang bisa menyembuhkan dirinya sendiri dan akhirnya menulis tentang penderitaannya dan mengajak orang lain supaya tidak menderita seperti dia. Dia merasa hidupnya bermakna lagi setelah mengalami hidup yang seolah-olah terjerumus dalam penderitaan abadi. 


Ada banyak aspek lain dari manusia sebagai Imago Dei. Sukacinta adalah salah satu aspek utama. Tidak ada sukacita tanpa cinta. Orang yang tersenyum tanpa cinta, walaupun bibirnya tersenyum, dalam hatinya tidak suka, senyumnya tidak tulus. Bibirnya juga tidak total menggambarkan cinta. Orang yang bekerja tanpa cinta tidak nyaman di kantor. Orang yang duduk yang tidak dicintainya, tidak nyaman, akhirnya gadget dianggap sebagai alat cinta. Jadi, cinta adalah hidup sebagai bentuk bahwa manusia adalah gambaran Allah. 


Karena itu, bapa/ibu yang telah menerima daftar makanan, diminta bahwa selain makanan itu binalah cinta. Aspek utama yang menentukan hidup adalah hidup sebagai citra Allah. Orang yang tidak mengalami perlakuan orang sebagai citra Allah akan banyak mengalami sakit. Orang yang kemana-mana pergi disambut sebagai citra Allah dan membawa dirinya sebagai citra Allah sekaligus mempercayai bertemu  orang lain sebagai sesama citra Allah, biasanya jauh lebih sehat. Makan jadi tidak terlalu penting. Yang penting adalah bertemu sesama sebagai citra Allah. 


Mari semuanya jadikanlah dirimu citra Allah. Hidup dalam cinta dulu baru bisa sukacita. Mulai hari ini kirim salam kepada orang yang isinya cinta. Bukan hanya sekedar basa basi. Sebab, kalau basa basi, yang terjadi adalah saling menjelekkan.


Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD FILIUM AMATUM DEI - BHS TDM - 15 Mei 2025

Di dalam otak kita, siapa pun kita, kita memiliki cita-cita, mempunyai kerinduan untuk menjadi bahagia. Kerinduan untuk memiliki uang, misalnya, itu hal yang normal karena hidup membutuhkan uang. Kerinduan untuk mendapatkan pekerjaan itu wajar karena memang bagian dari hidup. Tetapi sejatinya ada satu kerinduan tertinggi untuk orang beriman adalah rindu menjadi orang suci. Karena menjadi suci itulah jaminan mengalami kebahagiaan tertinggi dan kebahagiaan kekal. Opa lalu bertanya, “Pernakah kita membesaarkan kerinduan seperti itu dan berjuang melakukannya?” Pertanyaan sangat penting ini muncul di sela-sela Opa menjelaskan 7 keutamaan hidup sebagai lawan dari 7 dosa yang membawa kematian, Opa bercerita pengalaman hidupnya berjuang menjadi anak kesayangan mama dan ini bisa menjadi model anak kesayangan Allah atau menjadi suci untuk mendapatkan anugerah kebahagiaan kekal itu.  A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD… dari menjadi anak kesayangan mama menuju… Jika mau jujur semua cita-cita kita um...