Skip to main content

Hidup Sehat Dengan Cara Allah - BHSO Bali - 20 Agustus 2022

Semua orang pada dasarnya ingin sehat. Berbagai macam mekanisme ditawarkan untuk memenuhi keinginan sehat tersebut, seperti Olahraga, makan yang benar, rajin kontrol ke dokter, sukacita, dan seterusnya. Disini, untuk SKK yang baru bergabung, ada empat hal yang membantu kesehatan kita.  

Pertama, makan yang benar. Kita mempunyai rumusan yang sederhana yang bisa dilakukan oleh orang bodoh sekalipun tentang makan yang benar. Daftar makanan yang diberikan itu adalah racun. Kalau Bapak/Ibu makan apa yang ada di daftar itu maka akan menimbulkan sakit, baik sakit yang terjadi pada masa lalu, sekarang maupun sakit yang akan datang.  Mungkin saat ini kita belum rasakan sakitnya, tetapi ketika makanan itu terus menerus dikonsumsi maka nanti akan terjadi sakit. Opa sendiri, misalnya, konsumsi dia puluhan tahun silam menimbulkan sakit gigi beberapa waktu belakangan ini.  

Kedua, relasi dengan orang, terutama relasi dengan orang-orang terdekat dalam rumah. Selain itu, relasi dengan orang-orang yang kita kenal seperti tetangga dan rekan kerja. Relasi yang baik, perjumpaan yang memicu sukacita, akan membuat tubuh segar karena sistem imun meningkat. Karena itu, jangan membangun kesan atau anggapan bahwa perjumpaan dengan seseorang adalah ancaman. Perjumpaan harus menjadi kesempatan berbagi sukacita.  

Ketiga, kesehatan psikologis, yakni usaha kita untuk membangun ketenangan hidup, tidak marah, tidak cemburu, jangan terlalu ambisius dalam hidup, berusaha jadi orang baik, bersukacita dan seterusnya. Terlalu berambisi tidak berarti kita tidak boleh bekerja. Tetapi jangan sampai “workahaloic”, yakni gila kerja sampai tidak tahu istrahat. Ada tanda dalam diri kita sebagai peringatan untuk berhenti dan mengambil waktu istrahat. Kalau ada relasi yang salah dengan orang, tubuh juga memberi tanda agar kita mengubah relasi itu menjadi enak.  

Keempat adalah relasi spiritual dengan Tuhan. Jadilah orang beragama dengan sungguh-sungguh, yaitu menjadi pelaku dari apa yang diajarkan oleh agama. Tetapi tidak boleh menutup diri terhadap kebenaran agama lain. Agama apapun tetap harus terbuka terhadap kebenaran agama lain. Misalnya, ajaran Konghuchu dan Budha mengenai relasi diri dan orang lain mengajarkan agar kita tidak boleh menempatkan diri secara mutlak pada posisi buruk atau posisi baik. Dalam penjelasan mengenai *"Yin dan Yang" dikatakan bahwa pada diri kita pasti ada aspek yang buruk atau Yin, yang disebut kekurangan hidup. Kalau gagal, kita terima karena mungkin memang kita kurang. Dalam keberhasilan juga tidak sombong karena di dalam keberhasilan itu pasti ada kegagalan yang tidak dirasakan, meskipun tidak berakibat pada kegagalan.  

Berikutnya adalah kita tidak boleh terlalu berlebihan mengandalkan ilmu medis yang selama ini telah memperlakukan kita sebagai tubuh semata. Tidak ada pemeriksaan relasi dengan Tuhan, orang lain, atau relasi dengan diri sendiri. Ketika diperiksa tubuh, pasien disuruh buka baju atau celana. Tubuh yang bermasalah diobati, bahkan seringkali dibuang. Setelah menderita seperti itu, pasien tetap harus membayar. Walaupun begitu, jangan menyalahkan profesi medis karena metode itu merupakan cara kerja yang terbaik menurut ukuran ilmu pengetahuan.  

Melalui SKK kita menggunakan cara tanpa biaya. Kalaupun ada biaya, tujuannya digunakan untuk melayani semua orang. Misalnya, membayar zoom dan pengeluaran semacam itu yang dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Sumbangan sukarela, tidak ada yang paksa. Cara tanpa biaya ini dilakukan dengan menjaga racun. Namun, kita diminta tidak hanya berhenti pada daftar racun itu. Kalau ada yang tidak cocok buat tubuh, tambahkan sendiri. Dengan begitu kita mandiri menentukan apa yang sehat untuk diri sendiri. Kita tidak akan mati karena berhenti mengkonsumsi makanan tertentu. Apalagi, dunia kita sekarang ini, lebih banyak orang menderita karena kelebihan makan daripada kekurangan makanan.  

Sehat tanpa biaya juga dilakukan dengan membina jiwa agar bersukacita, jangan tergantung pada orang lain, menjadi sahabat bagi orang lain. Jangan membangun permusuhan. Pada dasarnya tidak ada musuh ketika kita membina relasi yang baik dengan semua orang. Apa yang disebut musuh selama ini berasal dari kata “inamicus” artinya orang asing, yakni mereka yang belum kita kenal, belum berhubungan dengan kita. Ketika sudah kita kenal, mereka semua menjadi sahabat. Pengalaman 15 tahun SKK membuktikan hal itu. Banyak sekali orang asing yang menjadi sahabat yang dirindukan. Kedekatan di antara kita melebihi ukuran relasi keluarga sedarah. 

Sehat tanpa biaya dilakukan juga dengan sungguh-sungguh beriman. Jangan main-main dengan Tuhan. Dengarkan apa kata tokoh agama, bahwa Allah itu ada, meskipun tidak semua tokoh agama menjalankan apa yang mereka sampaikan. Pelajari juga dari buku-buku yang menuangkan pengalaman orang yang mati suri. Banyak orang yang sudah mati hidup kembali untuk mengisahkan kembali pengalaman itu bagi orang hidup. Pengalaman-pengalaman itu berbeda untuk menggambarkan ketakterbatasan dari apa yang mereka alami. Selain itu, pengalaman itu membuat kita memiliki harapan dan tidak takut mati. Sehingga selama kita hidup, lakukanlah kebaikan. Tidak usah memaksa diri untuk hebat dalam banyak hal sekaligus. Mulailah dari yang bisa kita lakukan. Tetapi jangan berhenti disitu. Setelah itu, tambahkan lagi dan lagi.  

Terakhir, pertanyaan banyak orang adalah apakah yang kita lakukan ini benar. Banyak orang yang sudah ikut, meyakini apa yang dijalaninya benar. Ada juga yang sudah bergabung tapi tidak menjalankannya dengan sungguh-sungguh kemudian mengumumkan bahwa bimbingan ini bohong. Label itu tidak apa-apa. Kita tidak perlu membenci orang semacam itu karena kita diundang untuk mengampuni. Bagi orang Kristen, peristiwa itu adalah kesempatan menerapkan Doa Bapa Kami, “ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami..”.  

Soal kebenaran tidak ada jawaban dunia ini yang pasti. Penjelasan mengenai apa itu benar dan bagaimana mengetahui sesuatu itu benar, dijelaskan oleh teori-teori. Saat ini yang paling banyak digunakan adalah teori korespondensi. Contoh, orang demam diberi obat Sanmol, kemudian demamnya turun. Artinya, Sanmol itu dianggap menurunkan panas. Tetapi teori lain yakni teori koherensi, mengatakan bahwa ada kemungkinan suhu badannya turun karena kebetulan. Pada saat obat diberikan bisa jadi suhu badan sudah sampai titik batas yang kemudian turun dengan sendirinya. 

Opa telah menulis satu buku berjudul “Vertikalitas Otak: Peringkat Humanitas Manusia” yang membantu kita memaknai kebenaran. Sudah tersedia di Gramedia atau online. Buku ini menjelaskan struktur otak manusia terkait dengan kualitas hidup kita di dunia ini. Kita diharapkan mengembangkan otak Homo Deus yang membawa kita menjadi anak-anak Allah. Anggota baru, terutama orang-orang muda yang terlalu mengagungkan rasionalitas, bisa membeli buku tersebut. Buku berikutnya adalah “Bahasa Rumah Kita Bersama”, yakni bahwa bahasa merupakan anugerah yang membuat kita menjadi sahabat bagi yang lain. Selamat menjalankan hidup sehat yang sederhana.

TEAM BHSO KOCARKACIR

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

Menuju Kesaktian Jiwa - NMCC - 3 Mei 2025

Semakin dan terus bertumbuh menjadi ciri Komunitas SKK terlebih setelah merayakan Syukur atas HUT  ke 18. Bergerak dari upaya, terus menyehatkan jiwa yang berperan sangat vital dalam menyehatkan tubuh (Corpus Sanum in Menten Sanam) menuju Kesaktian Jiwa dalam membangun candi-candi kehidupan (Opa membandingkan dengan kesaktian Bandung Bondowoso ketika membangun 1000 candi). Beberapa Upaya menumbuhkan kesaktian jiwa yang akan terus diperjuangkan komunitas SKK seperti terlihat nyata pada perjuangan untuk 1. Makan sekali sehari. Kekisruhan yang terjadi pada pagi hari karena persoalan makan bahkan Opa mengatakan bahwa dosa paling banyak terjadi pada pagi hari karena sibuk mengurus makan dan minum. maka dosa pagi akan hilang seirama berkembangnya pola makan sekali sehari. Orang tidak lagi ribut dan rebut soal makan di pagi hari. Ada banyak waktu dan ruang untuk berbuat sesuatu yang lebih bermakna demi pertumbuhan kesaktian jiwa dari pada sekedar meributkan makan dan minum semata. Makan...