Skip to main content

Mengembangkan Otak yang Mendengarkan Tuhan - BHSO Jakarta 25 Juni 2022

 Selamat bergabung bagi yang baru. Untuk yang lama, setidaknya sudah merasakan buah dari percaya pada Tuhan dan menerima cinta Tuhan. 


Manakala kita mengikuti isu-isu dunia, dengan kemajuan teknologi saat ini nampaknya kita tidak mendapatkan kepastian hidup. Teknologi menambah kebingungan, bahkan menambah kecemasan dan ketakutan. Demikian juga teknologi dalam bidang medis. Justru teknolgi membuat biaya perawatan orang sakit menjadi jauh lebih besar. Dalam situasi seperti ini, tanpa meninggalkan apa yang sudah ditemukan oleh dunia (karena apa yang ditemukan pada dasarnya adalah kehendak Tuhan), kita menaruh harapan penuh pada Tuhan, supaya dengan bantuan Tuhan, kita bisa memutuskan segala sesuatu dengan tepat. 


Hari ini, anggota baru telah menerima daftar makanan yang tidak cocok dengan kebutuhan tubuh. Kalau bapak/ibu ke laboratorium, saat ini ada teknologi yang mirip dengan apa yang kita jalani yakni nutrigenomics. Bayarannya mulai dari Rp. 10jt sampai puluhan juta. Kita tidak meremehkan teknologi itu. Namun satu sifat dasar dari teknologi adalah berbasis data. Data disana digunakan untuk membaca apa yang diuji, akan tetapi tidak bisa membaca sesuatu yang baru. Contoh, *kalau kita tidak install suatu aplikasi tertentu ke dalam laptop maka kita tidak bisa gunakan aplikasi itu di laptop. Kalau kita mengandalkan mesin nutrigenomics maka nanti banyak sekali jenis makanan yang tidak bisa dibaca oleh mesin. Misalnya, sayur nangka barangkali tidak ada dalam daftar makanan orang barat. Apalagi untuk jenis makanan di beberapa suku di Indonesia yang menurut tradisi barat sama sekali bukan kategori makanan. Contohnya, kucing. Semuanya itu adalah makanan tubuh. 


Masih ada kebutuhan lain selain makanan tubuh, yakni kebutuhan spiritual dan psikologis. Secara psikologis, orang yang memiliki kecenderungan berpikir positif, hidupnya lebih bermakna. Ini wajib kita lakukan sebagai persyaratan untuk hidup yang sehat. Kita berpikir positif terhadap orang lain, lingkungan, dan positif tentang Tuhan. Kita tidak perlu berpikir apa yang Tuhan buat untuk kita. Satu yang Tuhan buat untuk kita adalah Dia datang tanpa kita ketahui. Tetapi orang yang berpikir negatif mengira kedatangan Tuhan berarti mencabut nyawa. Namun, jauh dari bayangan semacam itu Tuhan sangat baik dan selalu setia untuk datang, tidak perlu kita tahu. Yang penting kita kita berjaga-jaga. Salah satu dari tindakan berjaga-jaga adalah berpikir positif. 


Banyak sekali orang yang kesulitan mengambil sikap atau mengambil putusan keliru. Karena itu, satu-satunya jawaban untuk anggota SKK adalah tingkatkan iman. Iman bersifat abstrak. Kebaikan juga abstrak. Yang mudah diterjemahkan adalah kasih, yakni sabar, setia, rajin, tidak rakus, tidak sombong, murah hati, lembah lembut. Semua orang tahu akan konsep kasih itu. Supaya kita bisa mendapatkan tuntunan langsung dalam mengambil keputusan, kita membutuhkan kesetiaan dalam kasih. Sehingga dengan doa yang pendek saja, kita bisa dapatkan jawaban. 


Semua orang diciptakan untuk mampu mengalami komunikasi personal dengan Tuhan. Pada hakikatnya, otak rasional berada dalam kerja sama dengan otak lain. Mekanisme itu yang memungkinkan kita mengalami komunikasi yang rutin dengan Tuhan. Coba baca kembali buku Vertikalitas Otak. Andaikata mekanisme kerja otak yang diutarakan di buku itu diterapkan maka kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan. Informasi ini bukan kampanye buku tetapi untuk mengurangi sebagian beban yang dipikul opa terutama terhadap hal-hal yang tidak perlu. Untuk orang-orang lama, coba kembangkan otak itu untuk mengalami secara ril komunikasi dengan Tuhan. Bukan dengan memperbanyak doa. Doa tetap jalan, tetapi yang utama dalam SKK adalah mendengarkan dan melakukan perintah Tuhan. 


Mudah-mudahan pesan ini menguatkan kita dalam Percaya, Harapan dan Cinta.


TEAM BHSO KOCARKACIR.

Comments

Popular posts from this blog

DAMAI itu DAM – AI (I in English) - BHS Klaten (Part2) - 25 Mei 2025

Apakah Damai ada padamu? Pertanyaan renungan Opa mengawali aktivitas ngopi pagi di BHS SKK Klaten. Pertanyaan ini memperlihatkan pentingnya damai yang pasti sudah sangat sering didengar baik dari mimbar agama maupun mimbar kehidupan lainnya. Damai memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam hidup kita baik sebagai pribadi dalam keluarga, komunitas keagamaan maupun komunitas social dan komunitas kategorial lainnya. Kali ini Opa menjelaskan damai dari dan dalam ritus agama dan terlebih pada ritus kehidupan.  DAMAI DALAM RITUS HIDUP. Ritus keagamaan bagi banyak dari kita sudah dilakukan secara sungguh-sungguh. Meskipun demikian ritus agama terbatas. Ritus yang tidak terbatas justru ada dalam kehidupan sehari-hari. Ketika sendirian pun ritus hidup tetap berlangsung.  RITUS DAMAI DALAM BERPIKIR. Ketika berpikir ritus hidup tetap terjadi, saat itu kita bisa memandang ke dalam diri , apakah dalam berpikir damai ada dalam pikiranmu. Kalau pikiranmu berisi kecemasan maka kedamaian tida...

TEMPUS ET SPATIUM ATAU SPACE AND TIME - BHS Klaten (Part 1) - 24 Mei 2025

Satu Kebenaran yang diakui dan diterima oleh semua pemikir dari dahulu kala adalah Tempus dan spatium. Kedua hal ini bahkan diterima sebagai Rahmat tertua dan karenanya diterima sebagai kebenaran tertua hingga sekarang. Spatium dan Tempus atau space and time adalah dasar dari segenap kebenaran lain karena seluruh peristiwa hidup yang lain terjadi di atas space and time. Dengan kata lain space dan time adalah fondasi seluruh kebenaran tentang manusia. Siapa yang menggunakan space dan time sesuai  dengan hakekatnya sebagai dasar maka dia hidup. Manusia sudah cukup berhasil menggunakan space. Dia membagi space sesuai fungsinya walaupun amburadul. Jika kita berhenti pada kelihaian membagi space maka kita baru masuk ke Sebagian kecil dari Rahmat. Rahmat yang terbesar ada pada time/tempus.  TEMPUS, NON SPATIUM, GRATIA EST.  Karena Rahmat terbesar ada pada tempus maka kita paham bahwa Tempus, non spatium, gratia est atau sering disingkat Tempus Gratia Est – Waktu adalah Rahmat. ...

A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD FILIUM AMATUM DEI - BHS TDM - 15 Mei 2025

Di dalam otak kita, siapa pun kita, kita memiliki cita-cita, mempunyai kerinduan untuk menjadi bahagia. Kerinduan untuk memiliki uang, misalnya, itu hal yang normal karena hidup membutuhkan uang. Kerinduan untuk mendapatkan pekerjaan itu wajar karena memang bagian dari hidup. Tetapi sejatinya ada satu kerinduan tertinggi untuk orang beriman adalah rindu menjadi orang suci. Karena menjadi suci itulah jaminan mengalami kebahagiaan tertinggi dan kebahagiaan kekal. Opa lalu bertanya, “Pernakah kita membesaarkan kerinduan seperti itu dan berjuang melakukannya?” Pertanyaan sangat penting ini muncul di sela-sela Opa menjelaskan 7 keutamaan hidup sebagai lawan dari 7 dosa yang membawa kematian, Opa bercerita pengalaman hidupnya berjuang menjadi anak kesayangan mama dan ini bisa menjadi model anak kesayangan Allah atau menjadi suci untuk mendapatkan anugerah kebahagiaan kekal itu.  A FILIO DULCISSIMO MATRIS AD… dari menjadi anak kesayangan mama menuju… Jika mau jujur semua cita-cita kita um...